-= 07 =-

99 15 9
                                    

Happy reading...
_________________________

Junkyu membawa tungkainya memasuki medbay diikuti dengan Jihoon, Haechan, Yangyang, dan Hyunjin di paling belakang.

Sedangkan keenam orang lainnya memilih untuk mengerjakan task masing-masing. Alasannya biar taskbar nya cepat penuh jadi mereka bisa cepat keluar juga dari ruangan sialan yang sayangnya sangat bagus ini.

"Tunggu bang, biar Hyunjin duluan." ucap Jihoon ketika Junkyu akan melakukan scanning.

"Buruan! Kenapa? takut ketauan lo?" ucap Jihoon ketika mendapati Hyunjin yang belum juga beranjak dari tempatnya.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, laki-laki bersurai gelap itu melangkah menuju lantai lingkaran di depan Junkyu, tempat yang digunakan untuk scanning.

Hyunjin berdiri menghadap keempat orang lainnya. Namun netranya terfokus pada lelaki dengan spacesuit cyan yang berdiri tepat di depannya, Park Jihoon. Sedangkan Jihoon, orang yang mendapat tatapan tajam Hyunjin hanya menggidikkan bahu tidak peduli.

"Buruan! Siput banget sih." ucap Jihoon.

Hyunjin merotasikan matanya, ia segera menekan tombol bertuliskan 'scan' dan saat itu juga beberapa kabel melilit headset hitamnya, menempel kuat seperti magnet dan logam.

Sesaat setelah itu cahaya hijau muncul dari bawah perlahan mulai naik ke atas hingga puncak kepalanya dan kembali kebawah. Terus berulang hingga beberapa kali.

Semua orang kecuali Haechan—yang kini sudah terlelap di kasur paling pojok—memperhatikan tulisan diatas Hyunjin.

ID: BLAP0 HT: 3'6 C: BLACK

TASK COMPLETED!


Hyunjin beranjak dari tempatnya ketika cahaya hijau itu menghilang. Langkahnya berhenti ketika ia berada tepat di depan pemuda Park itu.

"Punya mata kan lo? Bisa liat kan? Gue bukan impostor." Jihoon tak menjawab ia hanya menatap Hyunjin datar, melihat itu Hyunjin kontan merasa menang.

"Udah deh nggak usah mulai ribut, kita harus cepet-cepet selesaiin task." pinta Yangyang "Gue duluan, terus lo." lanjutnya sambil menunjuk Junkyu.

Tanpa babibu Yangyang segera melakukan apa yang Hyunjin lakukan tadi. Yangyang melangkah ke arah lingkaran di depannya.

Yangyang menekan tombol di depannya, hal yang sama juga terjadi padanya. Kabel-kabel mulai terulur ke arahnya dan menempel pada headset putih di kepalanya.

Baru saja Yangyang melakukan scan tiba-tiba ia merasakan sesuatu mencekik lehernya, Yangyang tidak bisa bernafas. Yangyang meronta berusaha menghirup pasokan udara sebanyak mungkin.

Sedetik kemudian apa yang dirasakan Yangyang juga dirasakan oleh Junkyu, Jihoon, dan Hyunjin. Saat itu pula lampu merah berkedip, sama seperti saat lampu mati tadi.

Yangyang masih meronta, ia berusaha melepas bagian kerah spacesuit yang semakin mencekik lehernya, namun tidak bisa. Kerah itu mencengkram lehernya erat.

"Mu-mungkin ini masalah o-oksigen. Gue, jihoon, ke ruang O2 ka-kalian ke admin." ucap Junkyu sedikit terbata-bata.

Mereka bertiga berjalan terseok-seok dengan dinding besi sebagai penyangga tubuh mereka. Dengan segera keduanya menuju ruangan yang Junkyu maksud dengan mengandalkan bantuan peta hologram.

Hyunjin yang keluar paling akhir menyadari Yangyang tidak ada di belakangnya, ia pun menoleh dan mendapati Yangyang tengah kesulitan melepas kabel-kabel dari headset nya.

Hyunjin membuang muka. Nyawanya sedang terancam, tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan orang lain yang bahkan baru ia kenal.

Ketika Hyunjin akan keluar dari lorong tiba-tiba pintu di depannya tertutup.

Sial, kenapa selalu dirinya yang terkunci, batin Hyunjin. Sepertinya pintu disini benar-benar tidak bersahabat dengannya.

Ia terjebak di lorong itu sendirian. Kembali ke medbay pun tidak bisa, pintu medbay juga terkunci.

Tubuh Hyunjin melemas, ia kehabisan nafas dan pintu masih tertutup. Ia jatuh bersimpuh di lantai kepalanya ia sandarkan pada dinding besi.

"Apa yang mereka lakukan kenapa lama sekali?" batin laki-laki bersurai gelap itu.

Hyunjin sudah tidak kuat. Sepertinya ia memang ditakdirkan untuk mati seperti ini. mati dengan cara yang tidak Hyunjin inginkan. Hyunjin memejamkan matanya.

Pasrah.

Namun sepertinya dewi Fortuna masih berpihak padanya. Tak lama kemudian rungu Hyunjin mendengar suara pintu terbuka, dan benar saja pintu di sampingnya sudah terbuka bersamaan dengan itu cekikkan di lehernya tidak lagi terasa. Hyunjin bisa bernafas.

Sedetik setelah itu tanda untuk berkumpul terpampang di lensa Hyunjin. Hyunjin segera bangkit, ia melangkah dengan gontai karena dadanya masih terasa sesak. Ia berjalan menuju cafetaria dimana yang lainnya sudah berkumpul disana.

"Gue... Gue liat ada yang masuk vent, dia pake warna ungu." suara Yoshi adalah hal pertama yang dapat rungunya tangkap ketika dirinya sampai di cafetaria.

TBC


Aku benci impostor tapi aku suka kalo jadi impostor.

Btw udah pada nonton T-MAP eps 34 belum? Kayaknya aku oleng ruto deh teume😁 ada yang haruto stan nggak disini?

Semenjak jadi nct straykids treasure stan motto ku jadi tiada hari tanpa oleng😂😂

Kalau kalian tim mana nih? Tim suka oleng atau tim satu bias cukup?

Seperti biasa jangan lupa buat vote, comment, and share ke teman-teman kalian ya..

Thank you❤

681 words

AMONG US [00L]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum