-= 05 =-

137 19 28
                                    

Happy Reading...
_____________________

“Bodoh, udah jelas-jelas peraturannya yang menang yang bisa keluar. Terserah kalian mau apa, gue bakal menangin permainan sialan ini.” Hyunjin, si spacesuit hitam itu pergi tanpa mempedulikan teriakan Seungmin.

"Punya masalah hidup apa sih tu orang? Diajak ngomong baik-baik malah ngatain." ucap Haechan geram.

"Kenapa lo ngerasa tersinggung dia bilang gitu? Kan emang faktanya gitu." ucap Felix.

"Lo ngatain gue bodoh?" ucap Haechan tak terima.

"Gue kan nggak ngomong gitu, ya sorry kalau lo merasa." jawab Felix dengan tampang mengejek. Felix bersyukur karena ia lebih tua dari Haechan, jika sebaliknya mungkin ia tidak akan seberani ini pada Haecham.

Empat menit sejak perginya Hyunjin dan mereka masih setia berada di ruangan luas ini. Sebagian dari mereka tengah duduk melingkar mengadakan rapat kecil untuk mencari jalan keluar. Beberapa hanya mendengar tanpa tau arah pembicaraan. Dan ada juga yang sibuk bertengkar, siapa lagi jika bukan Felix dan Haechan.

Tangg...

Suara nyaring yang entah darimana itu menghentikan pertengkaran tidak penting Haechan dan Felix. Keduanya sama-sama terlonjak kaget.

"Guys, Kita setuju untuk__" belum sempat Seungmin menyelesaikan kalimatnya, lampu tiba-tiba padam.

"Makk.. Shotaro takut mak.. Shotaro mau pulang!!" teriak Shotaro. Haechan yang berada di sebelahnya
segera menutup mulut Shotaro. "Berisik banget bocah." ucap Haechan.

"Bang, lo kan sering main game ini kan? Ini lo tau kenapa?" tanya Jihoon.

"Di Among Us yang bisa matiin lampu itu impostor. Mereka bisa dengan mudah bunuh crewmate kalo mati lampu, jadi ki__" belum selesai Junkyu menjelaskan, Renjun memotong penjelasannya. "Terus sekarang gimana dong" ucap Renjun tampak panik.

"Makanya dengerin dulu bocil" Junkyu yang geram berniat memukul Renjun, namun karena gelap Junkyu hanya memukul angin. "Sekarang kita harus nyari electrical disana kita bisa nyalain lampunya." Setelah mendengar penjelasan Junkyu mereka segera berhamburan mencari ruang bernama electrical.

"Eh eh tungguin gue. Kyu? Bang Yangyang? Siapa yang masih disini jawab dong!" teriak Renjun panik.

"Gue" saut seseorang.

"Sama gue"

"Sebut nama dong emangnya gue hafal suara lo!"

"Seungmin"

"Jisung"

"Kalian dimana?"

"Balik badan deh" Sesuai yang di katakan—entah itu Seungmin atau Jisung—Renjun berbalik dan mendapati dua orang dengan spacesuit merah dan hijau tua.

Tiba-tiba lampu merah berkelip, seperti sirine.

"Kayaknya kita harus cepet temuin electrical deh." ucap Seungmin. Mereka segera berlari, Renjun yang berlari paling akhir terpisah karena pintu yang tiba-tiba terkunci.

- among us -

Pintu tiba-tiba tertutup, membuat Hyunjin menabrak pintu logam itu cukup keras.

"Oh fuck" ia mengelus dahinya yang sepertinya memerah.

Hyunjin meraba pintu dan dinding di sekitarnya berusaha mencari tombol untuk membuka pintu. Hyunjin panik ketika suara langkah kaki memasuki rungunya ditambah pintu didepannya tidak kunjung terbuka. Ia tidak mau mati konyol disini.

Hyunjin dapat melihat dengan jelas orang itu, si spacesuit merah.  Hyunjin panik bukan main.

Pintu logam itu akhirnya terbuka, Hyunjin segera berlari menuju meja di tengah ruangan cafetaria. Lampu tiba-tiba menyala ketika Hyunjin menekan tombol merah di tengah meja. Bersamaan dengan itu muncul tanda untuk berkumpul di lensa masing-masing.

Sesaat setelah Hyunjin sampai di cafetaria, Seungmin muncul dari lorong yang sama dengan Hyunjin tadi. Melihat itu, senyuman tipis terukir di bibir Hyunjin.

"Siapa yang mencet tadi?" tanya Yangyang.

"Gue" jawab Hyunjin.

"Kenapa? Mau ngatain bodoh lagi? Atau tolol? Atau bego? Oh atau lo mau minta maaf udah ngatain tadi?" ucap Haechan dengan tampang lebih mengejek dari Felix tadi.

"Bacot"

Haechan yang ingin membalas Hyunjin mengurungkan niatnya karena ditahan oleh Jihoon.

"Jadi?" pertanyaan Jihoon yang ditujukan pada Hyunjin.

"Seungmin impostor" ucapnya to the point.

"Tadi ngatain sekarang nuduh, bocah gajelas." ucap Haechan.

"Lo ada bukti?" tanya Jihoon.

"Ck, kalian nggak sadar kalo salah satu dari kita nggak ada?" jawab Hyunjin membuat mereka memandang satu persatu orang yang ada di sana. Dan benar hanya ada 12 orang.

"Jisung.. Han Jisung nggak ada" timpal Jeno.

"Kebetulan gue tadi lihat Seungmin bunuh Jisung di navigation. Jisung pake warna hijau kan?" sebagian dari mereka mengangguk.

"Walaupun gue nggak liat wajahnya karena gelap, tapi gue yakin orang yang pake warna merah yang bunuh Jisung. Dan yang pake warna merah itu lo. Dan tadi selain gue cuma lo yang keluar dari sana." Hyunjin menatap tajam Seungmin.

"Lo beneran impostor kak?" tanya Shotaro tidak percaya.

"Nggak dia bohong. Gue tadi sama Jisung sama Renjun. Iya kan Jun?" Seungmin menatap Renjun meminta pembelaan.

"Iya sih. Tapi tadi gue kepisah sama kalian. Kalian berdua kesana dan gue kesana." ucap Renjun sembari menunjuk arah yang ia maksud.

"Oke, waktu diskusi selesai. Sekarang saatnya voting siapa yang kalian curigai sebagai impostor"

"Dia lagi dia lagi." ucap Jaemin muak.

Enam dari dua belas orang memberikan suara untuk Seungmin, lima—termasuk Seungmin tidak memilih, dan satu orang belum memutuskan.

"Shotaro, lo percaya gue kan? Gue nggak mungkin bohong."

"Gue pengen percaya lo kak, tapi banyak bukti yang mengarah ke lo. Maaf kak, gue vote lo."

Sesuai hasil voting, tujuh dari dua belas orang memilih Seungmin untuk dieliminasi. Lantai di bawah Seungmin terbuka dan Seungmin jatuh ke dalamnya.




"Kim Seungmin was not an impostor."

TBC

Keep vomment🤗
Thanks❤


814 words

AMONG US [00L]Where stories live. Discover now