Panggilan itu berhenti, tak lama Adrian datang. Mood Kirana turun seketika.

"Tadi ada yang nelpon,"

"Siapa?" Adrian duduk.

"Oliv,"

Deg

Lelaki itu menyadari perubahan raut wanita itu. Muncul panggilan yang sama lagi. Adrian melirik. Wanita itu mengalihkan pandangan sambil menyeruput. Adrian memencet tombol hijau.

"Halo," Adrian mengecilkan suara, tapi Kirana masih bisa mendengar. "Lagi diluar, iya," Tampak seperti sedang saling berkabar. Kecurigaannya bertambah. Tak lama panggilan itu berakhir.

"Ka Adrian sama Ka Oliv pacaran?" Bibir nya sudah sangat gatal untuk bertanya. Kata kata itu terlontar tanpa dipikirkan lagi. Adrian tertawa kecil, melihat wajah Kirana yang seakan berkata 'cemburu'

"Kata siapa?" Bibirnya tersenyum smrik.

"Kata gue tadi," Adrian memajukan badannya sedikit.

"Lo mau dapet jawaban apa dari gue?" Adrian menopang dagu. Wajahnya masih sama, tersenyum miring.

Adrian menggoda dengan tatapan nya. Membuat Kirana salah tingkah. Wanita itu memalingkan wajah. Tidak. Tidak bisa saling menatap. Akan ketahuan jika Kirana menyimpan sesuatu.

"Kalau gue bilang engga, lu mau apa? Pacaran sama gue?" Mata Kirana melebar, tidak menyangka kata-kata itu terlontar oleh bibir lelaki yang berada tepat didepannya ini.

"Ternyata SMA Samudera itu demen banget ya melihara buaya?" Adrian tidak bisa menahan tawa mendengar kata-kata yang terlontar dari wanita ini.

"Abisan lo kaya lagi orang cemburu tau engga,"

"Udah ah, balik, nanti pada nyariin," Kirana berdiri.

Set..

Adrian mengambil tangan wanita itu. "Minumannya belum abis," kata Adrian. "Abisin dulu, udah gua beliin, mubazir masa dibuang," Kirana melirik ke atas meja. Lalu kembali duduk karena tidak enak hati Adrian sudah membelikannya.

"Orang tua nya Oliv itu temen nyokap bokap gua," kata Adrian saat beberapa detik hening. Adrian perlu mengungkapkan. Supaya Kirana tidak salah paham. "Jadi gua Deket sama dia,"

Jadi alasan mereka menempel terus karena orang tua lelaki itu dekat dengan orang tua Oliv.

Adrian mengambil ponselnya dan melihat ada pesan disana.

"Hilmi nanyain motornya, katanya kenapa lama banget perginya, beli kertas di luar pulau jawa ya?" Adrian terkekeh kecil.

"Lagian kenapa engga pake mobil lu aja si?"

"Masa beli kertas doang pake mobil, males ah,"

"Gua yang bawa, jadi engga perlu minjem motor orang kan," Adrian berdiri, Kirana pun.

"Lu bisa bawa mobil?" Tanyanya.

"Bisa bawa ke rumah sakit," kata Kirana. Tiba-tiba telpon berdering lagi

Mama

Raut wajah Adrian berubah. Kirana menoleh, dan melirik nama disana.

"Angkat aja,"

"Engga usah," Adrian memasukan ponsel ke dalam saku.

"Siapa tau penting,"

Kalau bukan karena Kirana, Adrian tidak akan mau angkat.

"Halo,"

"Nanti malem kita makan bareng sama keluarga Oliv, jangan pulang terlambat," kata mamanya disebrang sana. Adrian menghela napas berat.

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now