Cronicler

4 0 0
                                    

Café itu terletak di ujung jalan dekat rumahku, letaknya sangat strategis, menurutku. Jika kau memilih untuk duduk di dekat jendela, kau akan melihat semesta dengan lebih jelas. Berbagai emosi bisa kau lihat, kau akan menemukan banyak orang yang lewat. Tetapi bukan itu yang ku cari. Aku lebih menyukai sofa setengah lingkaran dengan meja kecil di ujung sana. Memang letaknya dekat dengan toilet, tetapi sudut itu sangat nyaman bagi ku. Bagaikan ceruk kecil yang memang diciptakan untukku, dan yang lebih ku nikmati adalah keheningannya. Jarang yang akan duduk di sana.

Lonceng yang dipasang di pintu café itu bergemerincing seiring langkahku menyambut keheninganku. Meski ada yang aneh hari ini, aku memutuskan untuk mengabaikannya karena merasa hari ini begitu sempurna.

"Tolong, yang biasanya," kataku singkat dengan senyum simpul dan masih memasukkan tanganku di saku. Aku sedang malas berada dekat-dekat dengan bar, di sana cukup ramai. Lagi pula, saking seringnya aku mengunjungi tempat ini, beberapa orang sudah mengenalku walaupun mereka tidak mengetahui namaku, setidaknya aku tahu semua tentang mereka.

Akuberjalan pelan menuju ceruk keheninganku dan mengernyit. Ada yang sudah dudukdi situ sebelum aku dan mencurahkan banyak kisah. Aku mengenalnya di satutempat, tapi di mana. Ah, benar, gadis yang tadi ku tabrak, secara tak sengaja.Tetapi kali ini, aku hanya menghela nafas dan kembali duduk menunggu kopiku,memejamkan mata, dan membiarkan semesta melakukan kehendaknya.

ClairvoyanceHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin