🌸About Elio - Chapter Dua🌸

15.2K 1.3K 57
                                    

Elio duduk di meja belajar seraya mengerjakan PR yang seharusnya dikumpulkan satu minggu lagi. Elio tidak suka menunggu hari-H untuk mengerjakan PR, karena akan kepepet rasanya. Saat sedang serius menulis, getaran pada ponselnya terasa di meja. Mata Elio yang tadinya serius menatap kertas teralihkan ke ponsel miliknya.

Ia meraih ponsel itu dan membuka pesan yang masuk.

+068345xxxxxx
Hai kak Elio.
Kakak sedang apa?
Aku suka loh sama kakak, kakak suka nggak sama aku?

Elio membaca pesan itu sedikit tak minat, sampai tak sadar ada seseorang di belakangnya yang ikut membaca pesan itu.

"Jadi dia yang sering gangguin anak Bunda?"Elio yang mendengar itu langsung menyimpan ponselnya dan menutup layar ponsel. Menatap kebelakang dimana sang ibu berada.

"Bunda mah ngagetin"Ujar Elio seraya membalikan tubuhnya dan memeluk tubuh Nana. Ibu hamil 8 bulan itu tertawa kecil seraya mengelus kepala anak pertamanya "Bunda ngapain sih naik ke atas? Bunda lagi hamil loh, kalau terjadi sesuatu gimana. Kena marah Daddy nanti nangis"

Wanita berumur 33 tahun itu memang sedang hamil saat ini. Usia kandungannya memasuki 8 bulan. Sebenarnya Nana tidak ingin hamil lagi, karena 3 anak sudah cukup menurutnya. Tapi, Tiar sang suami masih ingin mempunyai anak. Apalagi, Tiar sangat menginginkan seorang putri ada di keluarga mereka.

Sudah sedari umur Elgan 5 tahun Tiar terus saja meminta seorang anak perempuan. Tapi, Nana yang sudah tidak ingin hamil lagi menolak. Dan kehamilan di tahun ini benar benar tidak di rencanakan. Tiar yang tau bahwa Nana hamil merasa sangat bahagia. Ia sampai membelikan istrinya beberapa baju ibu hamil.

Nana yang sudah tidak bisa melakukan apapun hanya bisa pasrah. Semoga aja, kehamilan yang terakhir kalinya ini adalah seorang putri, seperti keinginan sang suami. Jika yang keluar laki laki kembali, mungkin Tiar akan meminta Nana hamil lagi, dan ia sudah tak ingin hamil kembali.

"Makannya jangan kasih tau Daddy. Kalau nggak di kasih tau Daddy mana bisa marah"Ujar Nana seraya menatap buku buku milik putra pertamanya "Lagian Bunda kangen sama Abang. Sudah beberapa hari bunda nggak manja manja sama Abang loh. Abang ngadem terus sih di kamar"Nana mengerucutkan bibirnya sedikit kesal.

"Kalau kangen kenapa nggak panggil? Suruh Adek atau kakak kek panggil Abang diatas. Soalnya Abang lagi belajar bund"

"Kamu mah jangan belajar terus ih. Cari pacar kek, kakak aja udah ada pacar tuh. Banyak malah"Protes Nana "Lagian ya, Bunda pengen banget lihat Abang bawa perempuan kerumah. Siapa tau dia cocok untuk kandidat calon mantu Bunda"Elio hanya tersenyum mendengar ucapan Nana. Ibunya ini memang akhir akhir ini suka sekali meminta ia untuk membawa seorang perempuan ke rumah.

Mau bawa perempuan bagaimana, dekat sama perempuan aja tidak pernah. Kecuali dengan Jessy, dan Anita sepupunya.

"Nanti Abang bawa cewek kok ke rumah"

"Beneran bang?!"Tanya Nana antusias.

"Iya, pas umur Abang sudah pas untuk menikah. Abang bawa calon istri kerumah buat ketemu sama Bunda"Seketika rasa antusias Nana berubah jadi kesal.

"Itu masih lama abang ih. Bunda maunya sekarang. Turutin dong. Bunda lagi ngidam nih, ini kemauan Adek loh. Kalau nggak di turutin adeknya ileran, emang mau?"Ancam Nana membawa adik didalam kandungannya.

"Iddih Bunda. Malah bawa bawa Adek"

"Ya Lagian abang sih. Nggak mau turutin permintaan Bunda"Wajah Nana sudah terlihat masam karena keinginannya tidak dituruti oleh Elio.

Elio menghela nafas panjang "Nanti Abang usahain bawa teman perempuan Abang ke rumah. Terus kenalan sama Bunda"

"Abang beneran?!"Elio mengangguk kemudian tersenyum.

ABOUT ELIO (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu