記憶 - End

Mulai dari awal
                                    

Sepertinya teriakan bercandanya Ango membuat kepanikan disini.

"Asalnya dari ruang perpustakaan. Bisa gawat kalau si Dazai juga mengalami hal yang sama seperti Ryuu dan Tokuda Shuusei. Ayo cari dia!"

Ketiganya segera meninggalkan kamar terburu-buru.

"Dazai? Hilang dianya?"

"Iya!!"

"Oh,"

Baru kali ini Dan ingin mengajak berkelahi Shiga. Odasaku menahannya terlebih dahulu, sedangkan Ango memberikannya tongkat bisbol. Tokuda terheran kenapa ada tongkat bisbol disana, ternyata disembunyikan Masaoka Shiki.

"Kalau Dazai-kun, tadi dia disana," ucap Mushanokouji menunjuk ke arah pintu.

Tiga orang Buraiha segera menggerakkan kepala secara kompak ke arah pintu. Benar saja, mereka bisa melihat jubah merah yang bergerak langsung lenyap dari pandangan.

"Begini ceritanya...,"

Shiga dan Musha sedang berjalan di koridor lantai satu menuju ruang perpustakaan karena mengira Tokuda Shuusei sedang berpatroli.

Mereka menemukan seseorang tengah berdiri di dekat pintu perpustakaan.

"...gak mau masuk?" tanya Shiga yang agak gatal melihat patung hidup disana.

"...ngga...,"

"Oowww, okey! Jangan lama-lama ya, nanti masuk angin di luar." ujar Musha ramah, kemudian masuk ke perpustakaan. Ternyata di dalam sana ada anggota Buraiha yang mencari Dazai.

"Mau memberitahu informasi itu, tapi karena sedang penjelasan mengenai fenomena pucat ini, kami diam saja deh," jelas Musha. "Jadi, Dazai-kun sekalian denger! Walau jatuhnya nguping sih."

Yang paling terdengar jelas langkah kakinya itu Dan. Dengan kekuatannya, dia menarik Dazai masuk ke perpustakaan.

"...kau tidak tahu betapa khawatirnya kami?"

"...maafkan aku...,"

Entah mengapa anggota Buraiha tidak bisa memarahinya.

"Maafkan aku...,"

Dazai menunduk cukup dalam disana. Yang paling luluh pertama kali si Dan. Segera saja dia menepuk Dazai dan menghiburnya.

Tidak ada seorang pun disana yang bisa bercanda. Mereka mengerti kekhawatiran Dazai karena mereka merasakannya. Akutagawa tampak sekarat dan ketika mereka mengetahui hal yang menjadi penyebab Akutagawa seperti itu, mereka tidak bisa tidak menunjukkan ekspresi cemas.

"Dazai-kun?"

Dazai terasa seperti disentrum listrik tegangan tinggi mendengar suara familiar itu. Sebagian besar dari mereka berseru, "Akutagawa?!" sambil melihat ke arah pintu. Napas Akutagawa tersengal-sengal disana. Dia mencoba mengatur napasnya, kemudian Kikuchi Kan dan Hori Tatsuo berada di belakangnya.

"Akutagawa-san! Jangan-"

"KECEPATAN, BODOH. REMMU BLONG?!"

Keluhan sopan Hori tergantikan keluhan jujur Kan.

Bungou To Alchemist -Drabble-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang