twelve

2.5K 326 41
                                    

Anak berusia tiga tahun itu duduk tenang ditengah ruang bermain dikelilingi banyak mainan, sesekali bibirnya mengerucut dengan tangan mungilnya menggerakan lengan robot mainannya.

Matanya mengerjap, tangan mungilnya berhenti memainkan robot berpindah mengusap perutnya. "Ughh, bayon Jjunie beybunyi" ucapnya dengan pipi yang menggembung.

Kaki-kaki mungilnya bergerak lincah melangkah keluar ruangan. Berhenti diambang pintu, ia melihat seorang perempuan sedang menonton TV. Kembali melangkahkan mendekati perempuan itu.

"Aunty jeyek, lihat bibi Han tidak?" Ucapnya pada perempuan tersebut.

"Haish anak ini. Tidak ada dia sedang pergi" ucapnya dengan nada dan ekspresi wajah yang tidak suka. Ia benar-benar tidak menyukai anak kecil.

Yeonjun duduk diam di atas sofa  memegangi perutnya yang terus berbunyi. Wanita itu meliriknya sekilas lalu kembali melihat siaran Tv.

"Aunty jeyek, Jjunie yapay" bibir kecilnya dimajukan sedikit dengan pipi bulatnya yang menggembung semakin bulat.

"Lalu?" ucap wanita itu acuh.

"Boyeh toyong ambiykan tidak? appa biyang Jjunie tidak boyeh ambiy mam sendiyi nanti teyuka"

"Ck, kau ini merepotkan sekali. Lihat saja kalau Taehyung susah menikahiku, kau akan ku buang!" Yeonjun hanya mengerjapkan matanya tidak mengerti. Wanita itu berjalan menuju dapur, kembali lagi membawa makanan dan segelas susu.

Yeonjun memakan makanannya di atas sofa dengan tenang. Setelah selesai, tangan mungilnya berusaha menggapai susu di atas meja yang agak jauh dari jangkauannya.

Tangannya berhasil menyentuh gelas tapi gelasnya malah terjatuh menumpahkan susu didalamnya menggenangi meja.

"ASTAGA TASKU!" teriak wanita itu histeris karna tasnya yang diletakan diatas meja terkena tumpahan susu. Yeonjun tersentak kaget mendengarnya, anak itu menunduk dengan mata berlinang air mata.

"Hei anak kecil! Apa yang kau lakukan huh?! Kenapa kau sangat bodoh sih. Kau tau ini tas mahal lebih berharga darimu!" Wanita itu terus berucap dengan nada suara yang tinggi, sedangkan Yeonjun masih menunduk dengan tubuh bergetar serta isakan jelas dai bibir mungilnya.

"Hiks ma.. m-maaf hiks" setelah itu tangisannya semakin jelas terdengar.

"Maaf maaf! Kau itu sangat merepotkan. Kemari kau!" Tubuh kecilnya diseret paksa oleh wanita itu menuju bagian belakang rumah atau gudang lebih tepatnya. Lalu dihempas kasar hingga tersungkur ke lantai. "Diam disini dan berhenti menangis suaramu berisik!" Setelahnya wanita itu keluar menutup pintu dengan kasar lalu menguncinya dari luar.

Yeonjun kecil hanya bisa menangis memeluk kakinya yang sakit, memejamkan mata tidak berani membukanya. Ia takut dikurung didalam gudang yang gelap sangat mengerikan untuk anak kecil sepertinya. Entah sudah berapa lama ia menagis dan terus menyebut ayahnya sampai tubuh kecilnya tidak merasakan apapun lagi.

                                                                                                

Yeonjun membuka matanya saat merasakan tubuhnya diguncang oleh seseorang. Langsung menyambarnya memeluk orang didepannya erat menyalurkan rasa takutnya.

Orang yang dipeluknya diam sejenak sebelum balik memeluknya juga mengusap punggungnya menenangkan.

"Sst, tenang yeonjun ada gue disini" suara itu. Suara  yang biasanya ia dengar menyebalkan dan dingin sekarang terdengar halus dengan nada khawatir.

Yeonjun melonggarkan pelukannya, perlahan mereka menjauhi tubuh masing-masing.  "Soo.. soobin aku takut hiks" tangannya mencengkram erat lengan baju Soobin, matanya berkaca-kaca bergerak gelisah ke segala arah dan hidung yang memerah.

Soobin menangkup sebelah pipi Yeonjun. "Sstt, tenang oke.. ga ada yang harus lo takutin" Soobin berusaha meyakinkan. Menatap mata Yeonjun yang sekarang menatapnya lalu mendekap lelaki mungil itu lagi.

***

"Jadi kau tidak tau siapa orang itu?" Tanya Soobin setelah Yeonjun selesai bercerita. Yeonjun mengangguk lemas.

Setelah Yeonjun merasa tenang Soobin memintanya menceritakan apa yang terjadi dengannya sambil Soobin menyuapinya sup hangat.

Mereka masih didalam kamar Soobin. Yeonjun duduk bersandar di kepala ranjang dan Soobin duduk didepannya.

"Soobin.. maaf" gumam Yeonjun, kepalanya tertunduk jemarinya memainkan selimut yang menutupi separuh tubuhnya.

"Untuk?" Soobin bertanya bingung.

"Sudah merepotkan" suaranya lirih.

"Ck, harusnya tuh gue yang minta maaf gak ngecek lo lagi kemaren malah ninggalin lo. Sorry ya" Soobin berucap dengan tulus menatap Yeonjun dengan rasa bersalah.

"Soobin kenapa?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Yeonjun.

"Maksudnya?" Soobin mengernyit heran. Dia kenapa memangnya?

"Kenapa jadi baik?" Lagi. Pertanyaan itu keluar tanpa kendali dari Yeonjun. "E-eh.. maaf" Yeonjun tersadar dengan apa yang di ucapkan lalu menunduk. Takut Soobin akan tersinggung.

" Jadi maksud lo, gue jahat?"

"E-eh bu-bukan—"

"Iya iya santai aja gue ngerti kok" Soobin terkekeh melihat wajah Yeonjun yang panik berusaha menjelaskan. "Sorry kalo buat lo gue ngeselin, tapi tenang aja mulai sekarang gue belajar jadi kakak yang baik kok buat lo"

"Kenapa?" Yeonjun memiringkan kepalanya.

"Mungkin asik juga punya adik. Apalagi kayak lo yang enak digodain"

"Ih Soobin kok gitu?" Yeonjun merengut kesal. Soobin mengusak kepala Yeonjun gemas.

Yeonjun tersenyum melihat Soobin tersenyum dengan mata yang melengkung seperti bulan sabit. Ternyata Soobin sangat baik dan menyenangkan.





***
TBC

Maaf kalo makin ga jelas
Maaf kalo ada typo:(
ai buat au soobjun/jun x all di twitter buat kalian yang mau baca bisa liat di @mintchocoSJ. Kalian bisa bilang mau Yeonjun sama siapa :))
Buat book oneshot yang ai janjiin mungkin besok di publis.
Oke udah gitu aja makasi ( ˘ ³˘)
Buat yang mau ujian atau lagi ujian semangat kalian ♡

 Oke udah gitu aja makasi ( ˘ ³˘)Buat yang mau ujian atau lagi ujian semangat kalian ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis dari pasangan Soobjun yang meresahkan ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Brother ; Soojun/binjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang