~|Mainan|~

5.9K 1.3K 649
                                    

•Kehadiranmu itu adalah kehancuran untukku•

••••|Before you leave|••••

Benar saja, saat Jeano mengatakan ia hendak tidur dia benar-benar tidur. Sekarang Naya baru saja menyelesaikan tugas kelompoknya, yang jauh lebih baik dikatakan tugas individu.

"Duh, capek banget. Jeano belum bangun juga ya?" Naya melihat ke sekitar ruangan, sangat kotor dan berdebu seperti tidak ada orang yang menempati rumah ini.

Naya bangun dari duduknya, berjalan ke arah pojok dekat pintu untuk mengambil sapu berniat membereskan tempat ini. Sepertinya Jeano memang benar-benar tinggal sendiri di sini, terbukti tidak adanya foto keluarga atau bahkan kehadiran seseorang di sana, jam sudah sangat sore tapi Jeano belum juga bangun dari pulang sekolah tadi, mungkin sekitar 3 jam dia tertidur.

Naya mulai menyapu, mulai dari dapur dan maju perlahan-lahan sambil membawa debu lantai ke arah luar. Naya menutup hidungnya agar tidak ada debu yang ia hirup.

Deg

Naya menelan ludah, dunianya terasa berhenti berputar saat melihat benda yang tergeletak di bawah sofa ruang tamu. Benda yang mungkin sangat tidak lazim ada di rumah pemuda SMA seperti Jeano.

"Apa ini kondom?" Naya hanya menatap benda itu, benda yang sudah digunakan dan masih terlihat cairan putihnya di sana, Naya menggelengkan kepalanya mengusir pikiran kotor itu dari otaknya.

Jeano tidak mungkin seperti itu, begitulah pikirannya.

Naya melanjutkan kegiatannya meski otaknya sekarang berkelana entah kemana, Naya mengakui bahwa ia tidak polos, benda seperti itu tentu sudah sangat sering Naya dengar dan Naya lihat di depan kasir minimarket.

"Mungkin itu bukan punya Jeano, gak usah pikirkan urusan orang lain, Naya."

Naya memarahi dirinya sendiri lantaran dengan lancangnya memikirkan orang lain, tapi bagaimana bisa seolah tidak tahu apa-apa jika posisinya seperti ini, bayangkan mungkin kalau kalian berada diposisi Naya yang melihat benda itu di rumah temanmu mungkin kamu akan merasa curiga, begitu pula dengan Naya yang memikirkan hal ini.

"Habis itu beresin kamar gue."

Naya yang tadinya melamun kini tersentak kaget saat Jeano tiba-tiba muncul dengan suara khas bangun tidurnya, dengan segera Naya kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Ck, gue lupa buang benda itu." Jeano yang menyadari itu langsung memungutnya dan berjalan ke tempat sampah untuk membuangnya.

Naya terheran mengapa Jeano tidak jijik saat memegangnya, apa mungkin karena itu miliknya sendiri?

"Gak usah sok suci, gue juga butuh seneng-seneng. Pasti Lo mikir itu punya siapa 'kan?" Jeano mendekat ke arah Naya, mendekatkan bibirnya ke telinga Naya dan berbisik, "Itu bekas gue, gak usah sok kaget gitu bisu."

Naya menelan ludah kasar saat Jeano berbisik dan meniup lehernya, tentu saja itu membuat Naya merinding bukan main.

"Gue penasaran, orang bisu kayak Lo itu gimana suara desahannya?"

Naya menjauhkan diri dari Jeano yang menatapnya dengan senyuman miring, nafas Naya memburu hebat lantaran takut dengan kalimat ambigu yang Jeano ucapkan.

"Kenapa, Lo takut?" Jeano mengangkat satu alisnya lalu terkekeh, ini adalah pemandangan yang sangat menyeramkan bagi Naya. Melihat sisi lain dari seorang Jeano yang berbeda jauh saat di sekolah.

"Ngapain takut? Gue bisa kasih Lo kepuasan kok. Oh iya, tujuan gue bawa Lo ke sini bertambah satu, yaitu gue berniat ambil hal berharga dalam diri lo."

Before you leave [END]Where stories live. Discover now