Hujan

24 9 4
                                    

Selamat malam....🤗
Author penyayang hadir kembali nih buat readers baik hati🙈
Happy reading guys💙😘

Kring, Kring, Kring…..

Suara tersebut menandakan telah berakhirnya kegiatan pembelajaran hari ini. Semua sudah meninggalkan kelas tak terkecuali Hasan. Karena sekolah Hasan menerapkan full day, jadi sebelum pulang Hasan selalu pergi ke musholla untuk menunaikan ibadah shalat ashar. Dengan Khsuyuk Hasan mengerjakan rakaat demi rakaat. Ia berlama-lama dalam sujud terakhirnya dan saat itu pula langit menjatuhkan airnya. Dalam sujud terakhir Hasan selalu melangitkan do’a yang hanya Hasan  dan Tuhan lah yang tau.

Sebagai seorang muslim Hasan begitu yakin bahwa sujud terakhir adalah salah satu waktu yang dikabulkannya do’a-do’a begitupun waktu hujan. Dan hari ini Hasan seperti mendapatkan isyarat bahwa do’a yang selama ini ia panjatkan akan segera mendapatkan jawaban.
Hasan sudah selesai membaca dzikir-dzikir setelah shalat, namun langit seakan belum puas bercengkrama dengan bumi, ia terus membasahi bumi dengan derasnya.

Sekarang Hasan duduk di teras musholla sambil menunggu hujan reda. Tiba-tiba seorang wanita keluar dari pintu musholla khusus perempuan sambil membuka tutup tas nya seperti mencari seseuatu.

“Sepertinya aku pernah melihat wanita itu” gumam Hasan

Wanita itupun menemukan apa yang ia cari, dan segera memesan taksi online, namun belum sempat selesai Hp-nya lowbat. Sekarang ia hanya bisa duduk pasrah sambil menunggu hujan reda dan pulang untuk mencari angkutan umum atau ojek.

Semakin lama hujannya semakin lebat dan sangat dingin. Bahkan seluruh tubuh Halwa sekarang menggigil karena dinginnya hembusan angin dikala hujan.

Halwa menarik kedua kakinya lalu merengkuhnya dengan erat dan menyelipkan kepalanya dengan menunduk untuk mengurangi rasa dinginnya.

“Assalamu’alaikum…”, Halwa masih berkutat dengan pikirannya sendiri, ia menganggap suara itu hanya halusinasi, sebab dari tadi tidak terlihat satupun orang lain selain dirinya.

“Assalamu’alaikum…” suara yang tadi terdengar lebih keras dan jelas.

Halwa pun menjawab sambil mengangkat kepalanya “Wa’a…” Suaranya tercekat saat melihat siapa yang ada dihadapannya. Lalu ia melanjutkan jawabnya dengan lebih pelan dengan rasa canggung “Wa’alaikumussalam Warahmatullah…”
Halwa tidak mengarahkan pandangannya kepada Hasan, ia sedikit menunduk.

“Ini…” Hasan mengulurkan tangannya untuk memberikan sebuah jaket

Hmmm, ti,, ti,, tidak terima kasih” ucap Halwa gagap

“Ambil saja, sebelum kamu pingsan karena kedinginan di sini” tegas Hasan
Halwa pun mendengarkan perkataan Hasan, rasanya ia juga sudah tidak tahan lagi menahan rasa dingin ini. Pelan ia menyambut jaket yang telah diberikan Hasan dengan tangan yang gemetar. Tidak hanya karena dingin tapi juga karena hmmm suatu hal.

Jazaakallahu Khairan” ucap Halwa yang dibalas anggukan oleh Hasan.

Hasan kembali ke tempat semula ia duduk. Ya, tidak ada adegan romantis layaknya kisah dua insan yang tidak sengaja bertemu yang sering terjadi diderasnya hujan seperti novel-novel romance, tidak ada acara duduk bersama dan saling berbalas canda tawa, lalu diakhiri pulang bersama sambil berboncengan dengan motor setelah hujan reda. Untuk seorang lelaki seperti Hasan Fadhil Ahmad yang terkenal sangat patuh dan taat pada ajaran agama, tentu memang seharusnya tidak melakukan hal itu, apalagi posisi mereka sekarang hanya berdua. Semua muslim pasti tau kan, jika ada laki-laki dan perempuan yang berdua-duan itu yang ketiganya “…?...” SETAN, ya kali author-_.

Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, jangan sekali-kali ia berdua-duaan dengan wanita (ajnabiyah/ yang bukan mahram) tanpa disertai oleh mahram si wanita karena yang ketiganya adalah setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

-
-
-

Di tempat lain, nampak seorang gadis yang terlihat begitu frustasi sambil sesekali memukul-mukul kepalanya dengan kedua tangannya. Rambut yang acak-acakan, mata yang sembab, hidung mancung yang memerah dan pipi yang basah menjadi pemandangan yang sering terjadi pada Niandra, namun tidak banyak yang tau akan hal ini, bahkan mamanya sendiri.

Langit sore ini juga seakan merasakan perih dan sakit yang Niandra rasakan, hujan terus berjatuhan membasahi bumi seperti air mata Niandra yang terus membasahi pipi. Suara hujan dan sesenggukan Ninadra seakan irama yang menyatu dalam lantunan pilu yang hanya didengar oleh dinding dan kaca rumah.

Dua jam yang lalu, sepulangnya Niandra dari sekolah, dia langsung dihadapkan dengan pertengkaran kedua orang tuanya. Mereka bertengkar hebat, entah tentang apa. Niandra sungguh tidak peduli. Dia hanya ingin hidup dengan tenang.

“Cukup!!!” Teriak Niandra saat Alexander Abraham ingin melayangkan tamparan kepada Anggun.

“Aku benar-benar sangat capek dengan semua ini, sejak kecil aku selalu melihat pertengkaran kalian, yang diakhiri tamparan ayah kepada Mama, apakah kalian tidak pernah mengerti perasaanku? Aku hanya ingin hidup tenang, bukan kesibukan kalian dan pertengkaran kalian setiap hari, untuk apa kalian menginginkanku ada jika kalian tidak pernah peduli padaku” keluh Niandra dengan wajah yang sangat frustasi dan berkaca-kaca.

Kalimat itu berhasil membuat kedua orang tuanya terhenyak, entah karena merasa bersalah atau baru pertama kali mendengar keluh sang putri. Sebab mereka merupakan orang tua yang super sibuk setiap hari.

“Ra…” lirih Anggun sambil melangkah ingin memeluk putrinya itu. Namun Niandra lebih memilih berlari ke kamar dan mengunci pintu kamarnya rapat.

Ya, sejak Sekolah Dasar yang notabane nya seorang anak masih sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, Niandra justru sering mendapati orang tuanya bertengkar. Bahkan tidak jarang dia juga melihat ayahnya menampar mamanya. Sejak itulah Niandra menjadi anak yang pendiam dan acuh tak acuh saat berada di rumah.

“INI SEMUA GARA-GARA KAMU” seru anggun kepada Alex, dan hal itu berhasil membuat mereka kembali bertengkar.







Terima kasih author ucapin kepada kalian yang sudah bersedia mampir untuk membaca cerita sederhana ini🤗
Semoga kalian terhibur dengan cerita ini.
Jangan lupa vote dan comment nya ya😁
#Salam sayang dari author penyayang 😘💙

Kamu dan HidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang