Part 35

2.6K 102 2
                                    

"Astagfirullah Raina!!" pekik Tasya terkejut saat tubuh Raina menjadi terasa berat dalam pelukannya.

"Aahh!!" lagi-lagi Ardan merasa bersalah telah menjelaskan keadaan Zydan kepada Raina.

"Suster,suster!!" teriak Ardan.

Suster pun datang membawa bangkar yang kemudian membawa Raina keruang rawat.

"Gimana sekarang?" tanya Tasya tak kalah panik.

"Sudah kamu urus Raina,,biar Zydan aku yang urus semua,aku yang tanda tangan surat persetujuan oprasinya," jelas Ardan berusha setenang mungkin.

1 jam sudah berlalu Zydan sudah memasuki ruang oprasi dan lagi-lagi harus merasakan dinginnya meja oprasi.

Ditempat lain Raina pun masih setia menutup mata...

"Mas,,mas,Zydan,"  ucap Raina lirih dengan mata masih setia terpejam..hingga akhirnya...

Mmaasss Zyyyddann!" teriak Raina histeris yang sontak membuat Tasya terkejut.

Raina pun hendak turun dan hampir saja berlari,meninggalkan ruangannya kalau tidak dicegah oleh Tasya.

"Raina,kamu mau kemana?" tanya Tasya langsung memeluknya dengan erat menyalurkan ketenangan.

"Mas Zydan ka,mas Zydan dia mau ninggalin aku dia mau ikut Rissa ka,aku mau susul dia,dia gk boleh pergi,gk ka!" ucap Raina panik,dan penuh rasa takut yang teramat.

"Gk Na,Zydan gk akan ninggalin kita,dia kuat," ucap Tasya berusha meyakinkan.

"tapi aku tadi liat mas Zydan diantara aku dan Rissa ka,,dan dia melangkah meninggalkan aq dan menghampiri Rissa ka,,aku gk mau,aku mau ikut!!" ucap Raina sudah sangat kacau.

"Itu hanya mimpi Na percayalah," ucap Tasya berusaha meyakinkan lagi.

"Tapi Raina takut ka," jelas Raina lagi.

"Yaudah kamu cerita,kmu mimpi apa tadi?" tanya Tasya yang berusha mengalihkn fokusnya Raina.

"Tadi aku mimpi kami bertiga ditempat yang belum pernah Raina datangi..ntah ada dimana,semuanya serba putih,mas Zydan ada di antara satu jalan ujungnya ada aku dan diujung yang lain ada Rissa,,Rissa tersenyum kepada mas Zydan,sedangkn aku disana tengah manangis,,tapi..," ucap Raina terjeda.

"Tapi apa Na?" tanya Tasya.

"Tapi mas Zydan memilih melangkah untuk mundur mndekat kearah Rissa tanpa melepas pandangannya dari aku ka,namun setelah mereka sudah sangat dekat meli malah menyuruh mas Zydan untuk menemuiku,disana jarak kami bertiga saling berjauhan,antara aku mas Zydan dan juga Rissa," jelas Raina masih terisak sendu.

Jujur Tasya pun meraskan kekahwatiran yang sama terlebih setelah mendengar kabar Zydan sempat kritis sebelum memasuki ruang oprasi,tapi semua itu tidak ia tunjukan dihadapan Raina,,karena itu akan berpengaruh besar untuk tekanan kejiwaan Raina yang saat ini sudah sangat kacau.

"Na,kamu makan dulu ya?" pinta dewi.

Raina menggeleng.

Ayolah Na,,kasihan anak kamu," mengelus perut Raina.

Lagi-lagi Raina hanya menangis.

Heh,jangan cengeng kamu mau anak kita ikutan cengeng juga?!" tiba-tiba kata-kata itu melintas dibenak Raina yang membuat Raina berhenti menangis.

"Gk mas,Raina gk cengeng ko," ucap Raina lirih sembari menyeka air mata yang tak berhenti terus keluar.

Sungguh Tasya merasa perihatin dengan keadaan Raina yang begitu terpkul saat ini.

"Na,makan ya?" pinta Tasya lagi.

Raina pun akhirnya menganggukan kepala,karena ia tak ingin sampai terjadi sesuatu kepada anak dalam kandungannya yang akan membuat Zydan bersedih.

"Ka Tasya ,Raina bolehkan ketemu mas Zydan?" tanya Raina disela-sela waktu makan.

"Iya Na,nanti setelah ini kita temui Ardan tapi kamu pake kursi roda yakondisi kamu masih lemah,kita tunggu sama-sama oprasi Zydan," jelas Tasya  tersenyum tipis.

Raina pun mengangguk.

3 jam sudah berlalu,,namun oprasi tak kunjung selesai,,perasaan khawatir semakin mendominasi dihati ketiganya..

"Dokter Ardan,kenapa mas Zydan belum keluar juga?" tanya lesti cemas.

"Sabar ya Na,,mungkin sebentar lagi," ucap Tasya lagi-lagi menenangkan Raina.

Na,sebaiknya kamu kembli keruangan kamu ya, kalau nanti Zydan sudah keluar akan saya hubungi kalian," usul Ardan yang melihat betapa cemasnya Raina,dan dia takut berpengaruh besar kepada kesehatan Raina saat ini.

"Gk dok,,Raina gk mau,Raina mau tetap disini,nungguin mas Zydan," ucap Raina kekeh.

Ardan hanya mendapat kode anggukan dari Tasya,karena menurut Tasya meskipun tak disini pun Raina malah akan semakin khawatir.

Cklekk,pintu pun terbuka dan salah satu dokter berpakaian lengkap ala oprasi pun keluar..

"bagaimana dok?" tanya Ardan langsung.

"Alhamduliah,,oprasinya lancar,,tinggal menunggu pasien melewati masa kritisnya saja," jelas dokter

Ada sedikit perasaan lega diantara ketiganya tapi tak juga menghilangkan rasa cemas yang masih mendominasi.

Zydan pun sudah dipindahkan keruangan lain.

"Dokter Ardan,Raina bolehkan liat mas Zydan?" Tanya Raina penuh harapan.

"Tapi kondisi kamu les?" jawab Ardan ragu-ragu

"Raina tak apa-apa Raina kuat," ucap Raina berusaha meyakinkan.

"Hmmzzz..baiklah,tapi jangan lama-lama ya,,kamu maupun Zydan butuh istirahat," jelas Ardan.

"Iya dok," jawab Raina sumringah.

Raina sudah memakai pakaian lengkap serba hijau,,dibantu dewi masuk kedalam ruangan Zydan dan membiarkan mereka berduaan.

"Mas,bangun,,Raina kangen,,,Raina pengen dipeluk mas, ucap Raina lirih,,dan lagi-lagi air matanya kembali mengalir,mas ayo bangun,anak-anak kita rindu mas,,ucap Raina sesekali mengusap lembut rambut Zydan..
Mas gk boleh ninggalin Raina. mas gk boleh diemin Raina kaya gini,,kalau mas marah mas boleh hukum Raina,tapi jangan kaya gini cara hukumnya Raina gk suka," ucap Raina lagi dan sesekali menciumi tangan Zydan yang lemah.

Setetes cairan bening melintas di pelupuk mata Zydan yang masih terpejam.

"Mas,mas gk boleh nangis,Raina kan udah bilang,air mata mas terlalu berharga,,jadi Raina mohon jangan menangis," ucap Raina langsung menyeka air mata Zydan.

Tapi lagi-lagi cairan bening itu kembali keluar,"mas Raina mohon jangan menangis,,iya mas Raina janji Raina gk nangis ko,lihat Raina gk nangis kan," ucap Raina sembari mengusap sisa airmata di pipinya.

Hingga tiba-tiba..

"Tttiiiiiiiitttttt," detak jantung Zydan dimonitor menjadi lurus.

Bersambung

My Cold Husband (END  REVISI✔️)Where stories live. Discover now