our dreams

579 40 0
                                    

Malam semakin larut. Cuaca dingin mulai terasa menusuk ke sekujur tubuh. Di luar sana raja kodok dan ratu kecebong seakan berpesta bersama rakyat-rakyatnya, mereka bernyanyi riang terdengar saling sahut menyahut sehingga membuat mata ini enggan terpejam.

Pepohonan di samping jendela kamarnya seakan menari tanpa lelah mengikuti arah angin yang bertiup sepoi-sepoi. Sedangkan awan masih saja meneteskan air setitik demi setitik yang perlahan membasahi semua tumbuhan.


Dia menarik selimut hingga menutupi sebagian badannya, serta dia menutup kuat telinganya menggunakan bantal yang tadinya menjadi alas kepalanya.


Dia terus berusaha untuk memejamkan matanya agar bisa tertidur dengan lelap. Tapi sayang, semua usahanya itu sia-sia, mata ini tak juga terlelap. Akhirnya dia gunakan cara andalannya.


Yaitu, dia menyumbat telinganya dengan earphone dan dia memutar lagu-lagu keseukaan dia siapalagi kalo bukan lagu Izone dengan volume sedang. Hingga dini hari barulah matanya mulai mengantuk dan mulai tidak sadarkan diri.


🎗🎗

Belum puas rasanya dia tidur, alarm sudah berbunyi di ujung telinganya. Dengan mata yang masih terpejam, dia meraba meja yang terletak di samping kanannya dan menekan atas jam weker itu agar berhenti berbunyi.


Saat itu yang dia inginkan hanya tidur.. tidur.. dan tiduur!

setengah jam dia merasa matahari berjalan dekat ke arah kepalanya dan membuat silau cahayanya matahari iu menembus kaca jendela kamaarnya yang membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya.


Perlahan dia buka matanya dan terlihat ibunya yang sedang membuka tirai jendela kamarnya.


"Ahh Ibuuu.. kenapa dibuka? Ujin kan masih ngantuk," gerutunya sambil kembali menutup mata.


"Ngantuk kamu bilanh?! Kamu nggak sekolah? Hah?! Udah jam 7 itu!" jawab ibu seraya menarik selimutnya.

"AH IBU!!! KENAPA GAK BANGUNIN UJIN SIH?! " dengan grasak grusuk, akhirnya ujin  berlari  masuk ke kamar mandi.





🎗🎗





Yujin POV

Selesai mandi aku tidak lagi memikirkan lambungku, aku segera memakai seragam sekolah, sepatu dan segera menggemblok tasnya serta berlari kencang ke arah motorku yang terpakir di samping rumah.

Aku gas motor Kawasaki biruku sehingga membuatnya melaju begitu kencang. Sesampainya di sekolah, ternyata pintu gerbang sudah ditutup oleh satpam penjaga sekolah yang berewokan itu.

Seram memang, tapi untunglah sapam itu bersedia membukakan pintu gerbang sekolah karena aku berhasil menyogoknya dengan selembar kertas berawarna pink dan juga sebungkung rokok yang bermerek Djarum Black.


Aku terus berlari kencang ke kelasku mengingat sebentar lagi ulangan matematika akan dimulai.


"Kalau bukan karena tahun lalu gue kaga naik kelas, gue mah ogah lari lari kek gini," gerutu ujin dalam hati sambil terus berlari kearah kelasnya.


Tapi tiba-tiba saja tampak seorang perempuan berlari menuruni tangga yang sedang ku naiki dan menabrakku.


"Ehh.. hati-hati dong!! Untung aja gue kaga jatoh yerus ngegelending ke bawah!! Lo mau tanggung jawab apa kalo gue sampe jatoh?!" Sorakku emosi.



"Maaf ya.. maaf," Jawab perempuan itu dan terus berlalu begitu saja.



"Dasar cewek aneh!!" gerutuku.







One Shoot ; JINJOO ✔Where stories live. Discover now