Part 1 : Tidur Bersama

18K 779 48
                                    

Halooooo.... Aku balik lagi dengan cerita baru yang nantinya bakal nemenin kalian sebagai pengganti cerita Abra & Keira. Seperti biasa, cerita ini konfliknya ringan aja kok. Temanya juga tergolong udah biasa, tapi aku berusaha ngebawa dengan ciri khasku sendiri. Oh ya... Seperti biasanya lagi, cuma untuk kawasan dewasa ya 🤫🤫😂

Cerita ini nggak ada hubungan dengan yang sudah-sudah. Jadi tokohnya fresh from the oven. Belum pernah nongol sebelumnya.

Tes ombak dulu, kalo kalian suka nanti bakal aku lanjut. Tapi kalo kalian nggak suka, tetap aku lanjut juga sih 😂😂😂

Selamat membaca dan menunggu kelanjutan cerita ini!!!

***

Tok tok tok...

"Zhian... Lo mau makan malam sekarang apa nanti?" tanya Clara sembari mengetuk pintu kamar Zhian. Saat ini, hanya mereka berdua dan pembantu yang ada di rumah mewah itu. Sedangkan orang tua Zhian pergi menghadiri acara kantor.

Clara memang tinggal di kediaman keluarga Zhian setelah kedua orang tuanya meninggal dunia sebulan yang lalu lantaran mengalami kecelakaan. Sebagai kerabat terdekat, orang tua Zhian pun memintanya tinggal bersama. Dengan begitu, mereka lebih mudah menjaga Clara seperti apa yang sudah diamanatkan. Padahal, usia Clara yang sekarang ini sudah dua puluh tahun. Ia cukup dewasa untuk bisa hidup mandiri. Namun, orang tua Zhian tetap merasa tak tenang jika dirinya tidak tinggal bersama mereka. Sehingga akhirnya, Clara mengiyakan saja.

Cklek.

"Berisik lo!" gerutu Zhian sembari membuka pintu kamarnya. Tanpa aba-aba, ia menyeret tangan Clara dan membawa gadis itu masuk ke kamarnya. Setelah itu pun, Zhian langsung mengunci pintunya kembali.

Clara tentu saja berhasil dibuat kebingungan oleh tindakan Zhian yang tiba-tiba. Matanya melotot saat lelaki itu melangkah mendekat. Refleks, ia mundur untuk menghindari Zhian. Tetapi sungguh sayang, Ia malah membentur dinding kamar sehingga tidak bisa bergerak lagi.

"Lo-lo... mau apa?" tanyanya tergagap. Tidak biasanya Zhian bersikap seperti ini padanya. Karena tak terbiasa dengan sikap Zhian itu, Clara pun merasa gugup setengah mati. Apa lagi, tatapan mata Zhian terasa amat sangat menusuk.

"Makan lo," jawab Zhian singkat, padat, dan sukses membuat Clara merinding. Pun, kian bertambah meremang ketika lelaki itu malah mengurung dengan memeluk pinggangnya.

"Lo kenapa sih? Lo mabuk ya?" tanya Clara berusaha melepaskan diri dari pelukan lelaki itu. Wajahnya sengaja ia mundurkan untuk menghindari wajah lelaki itu yang semakin mendekat dan seperti ingin menciumnya.

"Menurut lo, gue mabuk apa enggak?" tanya balik Zhian sengaja menyentuh dagu Clara. Dengan begitu, Clara tidak bisa mengalihkan pandangannya lagi. Zhian pun dengan mudah bisa mencium bibir gadis itu.

"Hmmpp-."

Demi Tuhan, Clara tidak pernah menyangka kalau ciuman pertamanya direnggut secara paksa seperti ini. Terlebih lagi, orang yang sudah menciumnya adalah Zhian, lelaki yang ia cintai. Padahal, ia membayangkan ciuman pertama mereka akan sangat romantis. Kini, jangankan romantis, ia malah merasa takut sebab Zhian tidak seperti biasanya.

Zhian mengecup lantas melumat rakus bibir Clara sembari memegangi tangan gadis itu agar tidak berontak. Seraya berciuman, ia membawa Clara melangkah menuju tempat tidur. Sesampainya di sana, ia melepaskan tautan bibir mereka lalu meraih gelas yang ada di atas nakas samping tempat tidur dan langsung meneguk isinya. Barulah kemudian, ia mencium Clara lagi seraya memindahkan air yang tadi di mulutnya ke mulut gadis itu.

Clara tentu saja ingin menolak, tetapi Zhian tidak membiarkan hal itu terjadi. Lagi dan lagi, Zhian memberinya minum dengan cara seperti itu hingga air di dalam gelas habis.

Misunderstanding LoveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt