10. Hati-hati!!!

5 2 0
                                    


­_10. Hati-hati!!!_

Lagi-lagi siang yang begitu panas. Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah papan yang tertumpuk secara tak rapih tersebut, sedikit menghempaskan gelap pada rumah tua tersebut. Di dalamnya, Si Kribo yang sedang mondar-mandir tak jelas. Menunggu orang yang dari tadi sudah beberapa kali di hubungi olehnya.

Seperti biasa, sebotol minuman keras berada di atas meja yang penuh debu. Serta beberapa bungkus kacang. Yang membuat lucu menggelitik. Si Kribo, seorang preman berwajah aneh dan tak terlalu seram tersebut membuka sebuah makanan anak-anak, chiki yang berada di atas meja dan memakannya. Mau tak mau, karena memang yang ada hanya itu saja dan beberapa bungkus kacang.

Inilah, salah satu kekonyolan Si Kribo. Preman sih preman, tapi bersikap aneh. Sekali lagi, Si Kribo menelpon orang tersebut dengan ponselnya.

"Woy, loe lama bingit sih. Gue udah dari tadi nih nunggu di markas. Ge-Pe-El. Ok!!!"

Beberapa menit kemudian. Orang yang ditunggu oleh Si Kribo pun tiba di rumah tua tersebut. Ternyata dua orang remaja laki-laki. Segera Si Kribo melakukan transaksi. Beberapa kelinting ganja dijualnya ke dua remaja tersebut.

"Pokoknya, kalo ada apa-apa. Jangan salah-salahin gue, dan loe berdua harus tutup mulut dari banyak orang."

"Iya Bang," kata salah satu dari mereka.

"Kalo enggak, loe berdua bakalan, eeekhhh," jari Si Kribo melintas di lehernya. Seakan-akan itu adalah sebilah pisau yang menyembelih leher pengkhianat. Membuat kedua remaja tersebut sedikit takut.

"Siap Bang."

Selesai melakukan transaksi. Si Kribo pun menyuruh mereka untuk meninggalkan tempat tersebut. Kedua remaja tersebut pergi kegirangan dengan beberapa kelinting ganja di tangannya. Serta Si Kribo tertawa, masih dengan tawanya yang begitu aneh. Karena beberapa lembar uang kertas yang cukup besar nominalnya, kini berada di tangannya.

*****

Kini mereka, Radit, Ryan dan Jono berada di dalam sebuah mobil mewah milik Radit. Mobil yang terparkir di pinggir jalanan yang di sekitarnya di kelilingi berbagai bunga-bunga indah dan pohon-pohon yang rindang. Mereka bersantai menikmati pemandangan yang indah. Musik yang berada di dalam mobil pun diputar oleh Radit. Menikmati hari-hari hanya dengan bersenang-senang. Ditambah hati yang sedang kasmaran.

"Eh, Jon. Awas loe sampah rokok loe ngotorin mobil gue," kata Radit yang baru saja keluar dari dalam mobilnya dan menikmati alam dari luar mobil.

"Ya elah, takut banget sih loe. Kalo kotor juga gue bersihin," tanggap Jono dengan sebatang rokoknya yang baru saja dinyalakannya. Sambil mendengarkan musik regge, kepala Jono bergoyang-goyang mengikuti alunan musik.

Radit berjalan menuju bagasi mobilnya. Dikeluarkannya sebuah karpet yang terlipat. Dan segera digelar di area taman yang ada di pinggir jalan, tak jauh dari mobilnya dipakirkan. Radit kembali lagi berjalan menuju bagasi mobilnya. Dikeluarkannya sekeranjang makanan dan minuman.

"Dih, loe bawa makanan, Dit?" tanya Jono.

"Iya."

"Bilang ke dari kemaren, huhhh, laper nih, gue mau ngemil."

"Akh, loe mah kalo urusan perut nggak mau ketinggalan," celetuk Ryan yng dari tadi duduk di jok belakang. "Tapi, ya bagus juga sih. Gue juga lapar. Hehehe."

Menerobos Kabut MerahWhere stories live. Discover now