8. Jangan Salah Faham Donk!!!

4 2 0
                                    


_8. Jangan Salah Faham Donk!!!_

Pertemuan beberpa hari masih hangat di pikiran Radit. Membuat Radit penasaran dan ingin lebih tahu bagaiman seorang Rifa Robihah. Tapi bagaimana? Siapakah yang harus ia tanya untuk mengetahui seorang rifa Robihah?

Di dalam kamarnya yang cukup luas. Di dekat jendela, Radit pun berdiri. Mencari setitik ide agar apa yang diinginkan bisa terwujud.

TINA. Betul sekali. Yang ada di pikiran Radit adalah Tina. Sahabat dekat dari Rifa. Ini merupakan suatu ide yang sangat tepat baginya. Ciiihhuuyy, lagi-lagi Radit melompat kegirangan. Radit merasa menjadi orang yang tercerdas dalam urusan cinta. Walaupun pada kenyataannya tidak demikian. Bukan kah selama ini ia selalu tak merespon dengan teriakan teman-teman wanitanya sewaktu dia di sekolah dulu dan di kampus pada saat ini.

Ya namanya juga orang jatuh cinta. Mau dikata apa? Toh memang seperti itu adanya. Apalagi cintanya anak seumuran Radit. Dunia ini serba terbalik. Kini Radit hanya hanya memikirkan bagaimana cara ia bisa dekat dengan Tina. Demi mendapatkan info seorang Rifa.

*****

"Tina!!!" panggil Radit.

"Apaan?" jawab Tina.

"Eemmmhh, minta nomor hape loe dong."

"Hah, nomor hape???" kata Tina terkejut. Kini Tina yang punya perasaan ke Radit, mulai kege-eran.

"Iya, nomor hape."

"Buat apaan?, nggak biasanya kamu minta nomor hape perempuan."

"Ya, buat ngobrol-ngobrol aja. Emangnya nggak boleh gue minta nomor loe?"

"Boleh kok, boleh. Nih!" Tina langsung menyodorkan nomor ponselnya dari hapenya ke Radit. Radit pun segera mencatat nomor hape Tina di Ponselnya.

"Ya udah, Dit. Aku mau masuk ke kelas dulu yah. Ada jam kuliah nih."

"Iya, iya. Makasih yah, Tin. Nanti malam gue hubungin loe."

'Iya," kata Tina sambil berlalu menjauh dari Radit.

Hahaha, Radit pun tertawa. Kini, kesempatan ia untuk kenal dengan Rifa semakin dekat. Segera ia pergi meninggalkan tempat ia berkomunikasi dengan Tina.

Tak disadari oleh Radit. Dari balik pohon yang besar, yang berada di halaman kampus. Tak sengaja Ryan melihat Radit yang berbincang-bincang dengan Tina. Timbul seribu pertanyaan di dalam benak Ryan. Karena tak biasanya Radit mendekati wanita lebih dulu. Apalagi, wanita yang di dekati Radit adalah Tina. Wanita yang menjadi incaran Ryan.

Beberapa menit Radit pergi meninggalkan tersebut. Ryan pun segera keluar dari persembunyiaannya dan kembali ke kelas.

*****

Jarum jam telah menunjukkan pukul 20. 00 WIB. Malam ini, malam minggu. Malam yang mempunyai waktu yang panjang bagi anak muda. Terlebih Radit yang sedang kasmaran. Kamarnya yang berantakkan pun tak dihiraukannya. Entah sejak kapan kamarnya seperti kapal pecah.

Telpon-Nggak-Telpon-Nggak.

Kata Radit yang sedang kebingungan. Ia malu jika ia harus menelpon Tina dan langsung banyak bertanya tentang Rifa. Radit pun mencari ide. Bagaimana agar Tina tak terlalu curiga.

Aha, kini Radit telah menemukan ide tersebut. Segera ia mengambil ponselnya dan menelpon Tina. Tak diangkat. Radit coba hubungi kembali.

Menerobos Kabut MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang