1. suasana baru

135 18 3
                                    

___1. Suasana Baru___

Brrreeemmmm

Suara dua motor balap yang siap beraksi di jalan yang sepi dari kendaraan yang lain, saling menarik gas satu sama lain. Seperti dua ayam jago yang berancang-ancang untuk bertarung. Sorak sorai pemuda-pemudi zaman sekarang, yang ingin menyaksikan aksi kedua pembalap tersebut. Satu diantara mereka mengumpulkan uang dari beberapa penonton sebagai bahan taruhan.

Seorang pemuda yang mengenakan topi, maju ke depan membawa sebuah slayer berwarna biru. Ia berdiri diantara kedua pembalap tersebut. Kedua pembalap itu semakin kencang menarik gas motornya masing-masing, bersiap untuk beraksi. Sorak sorai pemuda-pemudi semakin meriah, menghempaskan suasana pada malam itu dari keheningan.

SIAP!!!

SATU... DUA... TIGA

Slayer pun dilempar ke atas. Menandakan kedua pembalap harus segera menancap gas dan harus segera mencapai finis hingga tiga kali putaran. Kedua pembalap itu pun melesat membawa motornya, saling berkejaran satu sama lain untuk mencapai garis pada putaran pertama.

Dari belakang riungan. Seorang pemuda yang sedikit terlihat kumel, berambut kribo dan mengenakan slayer berwarna hijau terang yang diikat di kepalanya, datang ke area balapan bersama tiga remaja laki-laki yang beranjak dewasa. Mereka berhenti persis di belakang riuangan, tanpa menerobos masuk.

"Bang, rame juga yah di sini?" tanya anak yang berkaos hijau, yang mengenakan kacamata.

"Ya iya-lah, secara gitu. Hahahay" timbal lelaki berambut kribo tersebut. Dengan ketawanya yang sedikit aneh, yang menjadi ciri khasnya.

"Emang disini tempat apaan sih, Bang?" tanya remaja berkacamata itu lagi.

"Hmmm, Jono, Jono. Loe tuh jadi orang norak buaaannggeet sih. Heh, dengerin yah, ini tuh tempatnya anak-anak gaul, kaya gue ini nih," Si Kribo bergaya layaknya anak gaul zaman sekarang. Padahal, gayanya terlihat norak. Terlihat seperti dibuat-buat. Benar-benar norak.

"Ryan!!!" panggil anak yang berwajah paling tampan, segar bugar dan cool ke seorang temannya yang bernama Ryan. Ryan pun yang dari tadi sibuk melihat-lihat keadaan setempat secara aneh, segera menghampiri panggilan temannya.

"Apaan sih loe, Dit. Manggil teriak-teriakkan gitu," ujar Ryan sedikit jengkel.

"Heh, loe tuh nggak usah nampakkin ke-norak-an loe gitu di depan orang banyak. Biasa aja ngeliatnya."

"Bukannya gitu, Dit. Kan gue nggak biasa man dengan keadaan begini," kata Ryan yang ikut-ikutan berlagak seperti anak gaul. Ryan masih sibuk melihat-lihat keadaan sekitarnya.

"Huh, man-men, man-men..." Radit mengusap wajah Ryan. Membuat Ryan tersentak kaget olehnya, "...gaya loe tuh kaya anak so' gaul. Ngeliat giniian aja, kelihatan kampungannya."

Bbbbrrreeemmmm

Sebuah motor yang berhasil mencapai garis finis pada putaran pertama, jauh melesat meninggalkan lawannya. Melakukan putaran yang kedua. Kribo pun memanggil ketiga remaja tersebut agar lebih dekat melihatnya. Ikut berteriakkan bersama yang lainnya. Radit, Ryan dan Jono pun yang baru saja lulus SMA sekitar sebulan yang lalu mencoba bergabung dengan yang lainnya.

"Siapa, Bo?" seorang laki-laki dewasa datang menghamppiri Kribo.

"Biasa cuy. Sumber penghasilan baru gue. Hehehehe," jawab Kribo, berbisik pada lelaki dewasa tersebut. Karena suara yang begitu gaduh dan suasana yang begitu ramai. Radit, Ryan dan Jono tak mendengar dan menyadari perkataan Kribo.

Menerobos Kabut MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang