Lagi-lagi gadis itu semakin merasa kerdil. Entah kenapa, ia merasa memang tak pantas untuk disandingkan dengan Fulan.

"Orang cantik memang cocok sama orang ganteng" batinnya sambil menopang dagunya.

Entah lah, sejak gadis itu mengetahui bahwa ia menyukai Fulan, sejak itu pula lah ia sering merasa insecure sendiri.

Tingkat kepedean nya menurun drastis hingga terkikis.
















"Lo ngutang dimana Ra?" tanya Diandra yang duduk di samping Azura.

Azura pun menatap Diandra tajam, "Maksud lo?"

"Lo ngutang dimana sampai bikin lo stress kayak gitu?"

"Si bhambang!" hela nafas beratnya Azura.

Diandra akhirnya memilih diam dari pada menanggapi Azura yang lagi PMS -- menurutnya. Azura versi PMS sama seperti macan yang ga dikasih makan berminggu-minggu terus ngamuk ke sekitar.

"Ra, pinjam hp dong!" pinta Caca yang berjalan ke arah meja Azura. Awalnya Azura merasa aneh saat Caca meminta handphone miliknya.

Tapi, ia tetap berakhir meminjamkan handphone tersebut. Tak tahu saja apa yang akan dilakukan Caca pada handphone Azura.

Whatsapp!

Sasing Fulan

Happy birthday Fulan

Fulan yang tahu ada pesan dari Azura hanya bisa tersenyum memandang benda pipih tersebut. Bagaimana pun juga, setidaknya ia merasa hangat hanya dengan ucapan selamat ulang tahun dari Azura. Walau belum bisa ia balas, setidaknya Azura mengirimi ia pesan di hari spesialnya.

Sedangkan si pemilik handphone tak tahu bahwa ada pembajakan online yang terjadi beberapa menit.

"Nih hp lo" kemudian Caca meletakan handphone Azura di atas meja dan berlalu begitu saja.

Entah kenapa, Azura merasa ia diketusin oleh Caca.

"Ga bakalan gue rebut Fulan Ca" monolog nya.







Ketika Azura hendak membuka instagram hanya untuk melihat pemberitahuan atau postingan Super Junior terbaru, tiba-tiba saja sebuah pesan whatsapp muncul di notifikasi handphone gadis itu.

Sasing Fulan

Happy birthday Fulan

Thank you so much Ra 😄


Azura kaget bukan main saat ada balasan seperti itu.





"CACA LO APAIN HP GUE HAAA?!" teriaknya pada Caca yang sudah melarikan diri dari kelas.

Sasing Fulan

Ra
Gue tunggu di parkiran dekat FT

Ngapain?
Gue udah di jalan pulang

Lo masih di lobby FIB
Sent a picture

Mau apa lo?

Gue tunggu di parkiran FT

Azura benar-benar frustasi dan lelah hari ini. Pemikiran negatifnya tentang Caca dan Fulan, serta Fulan yang tiba-tiba mengajak ia bertemu.

Rasanya Azura belum siap andai kata Fulan menjelaskan hubungannya dengan Caca. Ia mau tak mau harus siap dengan konsekuensi menyukai pacar sahabat sendiri.

Andai kata Azura tahu bahwa Fulan adalah pacar sahabatnya, maka Azura tak akan meladeni setiap perlakuan Fulan padanya.

Tiba-tiba saja gadis itu merasa sesak di dadanya dan kesakitan. Azura tahu, ada rasa yang mengganjal di hatinya namun tak bisa terungkapkan. Bagai jutaan jarum yang menusuk-nusuk dada gadis itu.

Hanya saja, Azura tak mampu mengeluarkan tangisan nya.

Lagi-lagi, gadis itu hanya tersenyum kecut yang mengejek dirinya. Betapa bodohnya ia menyukai pacar sahabat sendiri.

Bahkan untuk jalan pun Azura bergetar, kaki nya seolah-olah tak sanggup untuk berjalan saat ini. Sampai ia tak sengaja menabrak seseorang yang tak terduga.







"Jalan nya hati-hati ya Ra" ucap Adriansyah sambil memegang lengan tangan Azura dan membantu memapah gadis itu dan membaw ke arah parkiran.

Azura tak bisa berpikir jernih untuk menanyakan alasan Adriansyah berada di sana. Tapi, tetap saja Azura merasa lebih baik ia pergi bersama Adriansyah dari pada ia menemui Fulan -- hanya untuk menambah luka di hatinya.

Sedangkan Fulan mengepalkan tangannya saat ia hampir berada di dekat Azura untuk menangkap gadis itu. Lagi-lagi Adriansyah menjadi sosok yang akan selalu ada untuk Azura.

Ibarat kata pepatah, yang istimewa akan selalu kalah dengan yang selalu ada. Itu yang dipikirkan Fulan saat ini. Walau Fulan tahu, bahwa ia bukan lah sosok istimewa tersebut.

Fulan sadar, bahwa perjuangan untuk Azura sudah berakhir. Bagaimana pun juga, saingan Fulan adalah sosok istimewa nya Azura dan selalu ada untuk gadis itu.

Kini, kenangan ia bersama Azura hanya tinggal memori yang terputar berjutaan kali di dalam kepalanya.

Tak pernah Azura bayangkan hingga pikirkan, bahwa cinta nya akan berpisah saat ia baru di atas awan. Walau hatinya mengatakan bahwa cintanya harus ia perjuangkan.

Namun, menurut Azura cinta tak harus memiliki. Pada akhirnya, Azura adalah manusia bodoh yang tak tahu apa-apa.













Saat Azura menatap ke belakang, saat itu pula lah gadis itu melihat Fulan berjalan ke arah yang berlawanan dan di sebrang sana ada Caca yang tengah berdiri di dekat lift.

"Semoga kalian bahagia ya Lan. Gue pamit, semoga kita ga ada berhubungan lagi"

Tak pernah Azura pikirkan bahwa semuanya tinggal kenangan belaka antara dirinya dan Fulan. Walau sulit ia bayangkan, tetapi Fulan akan pergi bahagia bersama pilihannya.

"Gapapa gue sakit Ca. Asal sahabat gue bisa bahagia sama orang yang ia sayangi"

"Ra? Lo gapapa?" tanya Adriansyah saat keduanya sampai di parkiran FIB.

Azura hanya mengangguk dan tersenyum seadanya.

"Ga, lo lagi kenapa-kenapa Ra" Azura kaget saat Adriansyah mengetahui nya.

"Gue cuman banyak pikiran kak" kemudian gadis itu memakai helm nya.

"Yaudah. Kalau ada masalah silahkan cerita sama gue"

Setelahnya, mereka pun meninggalkan FIB dengan perasaan campur aduk.

*****

Author's notes:

Mungkin banyak yang pernah ngerasain jadi Azura, mencintai pacar sahabat sendiri atau menyukai orang yang sama dengan sahabat sendiri. Walau aslinya Azura hanya salah paham.

Bagaimana rasanya? Aku ga tau apakah feeling nya sampai atau engga, tapi harapannya semoga kalian merasakannya.

After all, semoga kalian tetap bahagia dan sehat terus. Kalau pun sedih dan sakit, ingat, itu proses menjadi manusia.

Sekali lagi, terima kasih buat yang meluangkan waktunya membaca cerita ini.

Love you,
Acicacia Lavy

My Love Is My Universe Where stories live. Discover now