Dugh !!!

"Kau sungguhan gila, Huang Renjun !?"

Siapa yang tidak berteriak saat orang yang sedang tenang, mendapat tamparan keras lewat buku besar yang dilempar; apalagi tepat mendarat pada wajah tampannya.





***fall for you***





Tangan Renjun bergetar saat membaca sebuah kertas yang Hyunsuk serahkan padanya. Bagaimana tidak, secara tidak langsung Hyunsuk meminta Renjun agar menyerahkan Haechan pada hukum dengan berlandaskan hasil identifikasi tubuh kekasihnya.

"Darimana kau mendapatkannya?" Ia bersuara dengan sedikit bergetar.

Hyunsuk yang sedang asyik menikmati kopi hitam panasnya pun berhenti sejenak, "Kau tidak perlu tau." Kemudian ia kembali menyeruput kopinya.

Renjun meletakkan kertas lalu menangkupkan jemarinya ke depan kening, "Ayolah, Huang Renjun." Renjun pun mengangkat kepalanya yang terasa begitu berat, "Kau tidak ingin memiliki kekasih seorang pembunuh, bukan?"

Hyunsuk tersenyum, "Aku akan menyerahkan berkas ini pada kepolisian, hingga memudahkan mereka mencari Lee Haechan."

Renjun berpikir sejenak. Lee Haechan memang harus dihadapkan pada hukum, tetapi bagaimana jika dia-lah yang harus melakukan pengkhianatan pada seseorang yang sangat berharga dihidupnya, Renjun harus menghindari hal tersebut. "Jangan serahkan," Renjun memohon.

Hyunsuk mendengus tak percaya, "Jangan serahkan? Kau pikir kematian ayahku dan yang lain hanya candaan? Bagaimana jika kau... ada di posisiku, Renjun?"

Renjun lalu menampilkan senyum yang tampak meremehkan, "Aku tidak akan pernah ada diposisimu, Choi."

Berapa kali Hyunsuk harus menghela napas atas pemikiran Renjun, "Kau sudah menelan banyak racun darinya. Hingga kau tidak sadar berada dipihak yang salah."

"Aku tidak memihaknya."

"Lantas, apa rencanamu? Membiarkan monster dalam dirinya terus bertumbuh dan menelan banyak jiwa?"

Brakk!!

Renjun bangkit dan reflek menggebrak meja yang mereka tempati, mengalihkan atensi seluruh pengunjung yang datang. Ia mencondongkan tubuhnya dengan tumpuan tangan kirinya. Dia tersenyum penuh arti di depan Hyunsuk, menatap dua manik sipitnya, "Aku akan menghentikannya dengan caraku sendiri."

Ia mengedarkan pandangannya pada atensi sekitar, pengunjung yang datang menampilkan ekspresi cemas dan ketakutan. Renjun belum pernah semarah ini pada seseorang terlebih itu Choi Hyunsuk ㅡorang yang selalu mendampinginya selama Haechan tidak ada.

Ia pun berusaha mengembalikan semua emosi yang disia-siakan; mengambil tas ranselnya, "Tidak ada yang harus dibicarakan lagi, sebaiknya aku pergi. Dan jangan pernah serahkan berkas ini pada kepolisian." Renjun lalu merobek kertas tersebut dan beranjak pergi meninggalkan Hyunsuk.

Choi Hyunsuk pun mengambil beberapa potongan kertas tersebut; mengusap dagunya. "Aku tidak perlu persetujuan darimu... Huang."

Tanpa Renjun ketahui, Hyunsuk memiliki salinan asli yang sungguhan akan dia berikan pada pihak kepolisian.


"Selingkuhnya sudah?"

Renjun terkejut dengan suara dan siapa yang sedang melipat tangannya kedepan dada dengan sorot mata yang tajam di depan mobil toyota fortuner yang sengaja terpakir di depan restoran tatkala ia baru selangkah keluar, "Lee Haechan?"

Ia menghampiri kekasihnya kemudian menyentuh lengan kekar tersebut, "Jawab pertanyaanku, selingkuhnya sudah?" Renjun bisa merasakan amarah dan emosi pada Haechan.

[✔️HYUCKREN] Fall For YouWhere stories live. Discover now