Chapter 2

504 82 13
                                    

Kalau begitu setidaknya aku bermain basket dengan baik!

"Oper, Bi!"

No, no, biarkan aku menunjukkan bakat terpendamku, diam dan lihat ini.

"Lukey! Penguin! Lihat ini!" Ku teriakkan namanya dengan lantang, karena tanpa melihat pun, aku tau Luke ada di sekitar sini. Aku mulai dengan menutup mata, memegang bola basket dengan erat, aku mulai berlari ke arah ring, dan.. whuuuup!

Hening,

Dimana sorakan untukku, hei?

"Eh, ke mana bolanya?" Saat ku buka mata, semua malah mengerumbungi sesuatu, atau seseorang?

"Ke sampingmu, Bodoh!"

Hah.

___

"Percuma. Apapun yang aku lakukan, aku gak bisa kayak Caroline." Aku kini sedang tiduran di bawah pohon besar yang beberapa hari lalu menjadi tempat persembunyianku dari 'penembakan' Luke.

"Mau jadi Caroline, Bi?" Suara lelaki mengagetkanku, membuatku spontan terduduk.

Ashton-pemilik suara itu, duduk di sebelahku dengan tangan menjulur ke belakang sebagai penopang tubuhnya.

"Ya, habis kupikir kalau aku jadi kayak Caroline, Luke pun bakal menyukaiku." Tanganku menggaruk rambut yang tak gatal, Ashton malah memandangiku terkejut,

"Berarti.. Luke suka sama Caroline?" Tanyanya dengan mata yang sedikit melebar.

"Eh? Kau akrab sama Luke tapi gak tau?!" Seruku, lebih terkejut darinya.

"Waaa! Aku kelepasaan!! Tolong jangan bilang ke Luke kalau aku yang memberitahumu, ya!" Tanganku memegang kepala panik, bisa marah Luke kalau dia tau!

Ashton tersenyum manis, "Baiklah,"

"Sayang ya, Bi" Lanjutnya lagi.

"Eh? Nggak, aku nggak bakal menyerah! Cinta baru itu 'kan obat paling mujarab patah hati!" Ujarku, terkikik sendiri.

"Kau ditolak Luke?"

"Aaaa, lagi-lagi aku kelepasan!!" Terkejut sebentar, lalu tertawa lagi.

"Briana ngomoning apa?! Lari di luar lapangan!" Teriak suara tiba-tiba yang membuat aku menoleh, oh, Caroline? Ah, aku lupa dia ketua tim basket putri.

"Baik, Kak!" Seruku, berlagak hormat dengan telapak tangan lurus menyamping di depan alis; gerakan hormat.

"Ini benar-benar rahasia, lho!" Bisikku ke Ashton sebelum pergi.

"Ah, itu Ashton!"

"Iya! Manisnya!"

Aku menoleh sekilas, Ashton kini berdadah-ria dengan gadis yang baru saja menyapanya, saat itulah Caroline melewatinya tanpa menoleh, aku yakin dengan sangat melihat wajah Ashton memerah! Ah, biar sajalah.

Di saat lari, aku tak mengeluh sama sekali, dari sini aku bisa melihat Luke sedang bermain basket. Entah apa yang membuatku menyukainya. Hanya saja,

"Wah, kami saling menatap!" Seruku sambil melambaikan tangan ke arah Luke, yang juga menyadari kalau dia baru saja membalas tatapanku.

"Hai, Luke!" Seruku lagi, masih heboh melambaikan tangan.

"Bodoh! Diam, dan larilah!" Serunya balik.

"Kau bilang apa? Barusan kau bilang suka padaku? Aaaaa!" Teriakku sumringah.

"Aku gak ngomong begitu! Dasar, nanti kau dimarahi Caroline." Balasnya, lalu berjalan ke pinggir lapangan.

Hanya saja, melihatnya membuatku senang.

"Yay!" Seruku lagi, melanjutkan lari.

Game Over | hemmingsWhere stories live. Discover now