Epilogue

458 52 29
                                    

Saat aku berhasil berpaling dari hadapannya, Luke mulai berseru, “Apa-apaan kau?!”

“Eh?”

“Kau menyuruhku untuk jangan menyerah, tapi kau sendiri begitu.” Shit, aku lupa bagian itu.

Dengan keberanian yang tersisa, aku melirik Luke di belakang. Tangannya mengepal, raut wajahnya menunjukkan dia sangat marah sekarang.

“A-Aku ada urusan, Kaak!” Seruku, berlari kencang kepakiran untuk menyelamatkan diri.

“Kau selalu banya omong! Kalau kau benar-benar menyukai seseorang, kau nggak akan bisa mendukung cinta lain orang yang kau suka, kan?!” Luke malah mengejarku dari belakang, astaga, dia mulai menyamaiku!

“Perasaanmu cuma segitu! Seolah-olah..”

“Hanya aku yang menyukaimu!”

APA?! Apa yang barusan Luke bi-

Buk! “Tertangkap!” Serunya pelan tepat di telingaku, membuat merinding.

Aku dan Luke sama-sama jatuh dengan posisi berdampingan, “Luke, mungkin barusan aku salah dengar, tapi barusan..”

“Kau bilang suka padaku?”

Aku selalu memimpikan akan tibanya hari ini. Hari dimana, orang yang aku suka membalas perasaanku.

Luke menaikkan alis dan kedua bahunya, “Begitulah,” merangkul pinggangku acuh-tak acuh.

“Begitu tahun baru, tahu-tahu kalian memperlihatkan tontonan menarik!” Seru Michael keras, mengundang cekikan yang lain.

“Tampaknya kalian sudah jadian, ya.” Suara Ashton membuat badanku spontan bangkit, kudengar Luke mendengus keras.

Ashton tampak tersenyum senang, “Aku agak panik karena kukira kau menyeretnya terlalu jauh, tapi syukurlah kalian bisa bersatu.” Katanya santai tanpa beban.

“Dengan ini, kami pun resmi.” Ashton tiba-tiba menarik tangan Caroline yang berada di belakangnya, memeluk pinggangnya erat, lalu tak segan-segan mencium kening Caroline dengan mesranya, membuat raut terkejut Caroline memerah malu.

Semua memekik tertahan.

Awalnya kukira ini hubungan segi empat. Ternyata, sejak awal Ashton dan Caroline memang saling mencintai. Tapi dia tidak mau melukai Luke, sahabatnya. Dia malah memanfaatkanku untuk memanasi Luke agar dia menyukaiku. Kejam.

“Maaf, ya” Ashton menampakkan senyum itu lagi. Ah, kami dibuat menari-nari di atas telapak tangannya.

“Ashton seram, sebaiknya aku tak mempercayainya lagi.” Aku membuang napas keras, tapi, aku tetap berterima kasih padanya.

“Luke..” Panggilku, Luke hanya bergumam kecil, masih fokus dengan bola basket yang tengah didribelnya.

“Mau bertaruh?!” Seruku, mengatur napasku yang masih tersengal-sengal karena bermain basket bersama Luke.

Luke menghentikan gerakannya, tersenyum miring, “Boleh. Kali ini apa?”

Senyumku sukses mengembang, aku berlari kecil kearahnya, saat sudah di depannya, aku berbisik tepat di telinganya, “Siapa yang rasa cintanya lebih besar!”

Luke tertawa kecil, memeluk tubuhku erat, menyandarkan kepalaku di dada bidangnya, "I am gonna be your winner"

Dedicated for _daunicorn, tysm for amazayn cover, bae<3

AND FOR U GUYS, THANK YOU SO MUCH FOR EVERYTHING U GAVE IT MEAN WORLD FOR ME! SEE U ON NEXT FF! X))

Game Over | hemmingsWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu