Arez tampak berpikir, "dia gadis yang populer, dia memiliki tiga sahabat. Sudahlah itu saja yang aku tahu."

"Tiga sahabat? Apa diantaranya ada yang bernama Ailen?" Gina bertanya lagi. Bukannya menjawab Arez menatap Gina curiga.

"Sebaiknya kau jangan berurusan dengan gadis itu." Arez mengingatkan.

"Tidak, tidak. Aku hanya penasaran dengan teman adikku itu," balas Gina.

"Teman adikmu? Kau punya adik? Kenapa aku tidak tahu?"

Gina berdiri dari tempatnya duduk, "itu karena kau tidak bertanya. Aku pergi dulu ya, sampai jumpa."

Gina keluar dari ruangan Arez, ia tidak ingin Arez bertanya yang aneh-aneh kepadanya. Ah teman lamanya itu terlalu penasaran.

Sekolah ini sangat luas, Gina dulu sering sekali kemari. Tapi tidak pernah mengelilingi sekolah ini karena terlalu luas. Gina bahkan tidak tahu dimana letak kelas Riana dan Ailen. Sebelum Riana bertunangan dengan Ralex, Gina tidak pernah sekalipun melihat gadis itu diantara murid lainnya.

Gina bahkan baru tahu kalau Riana gadis seterkenal itu di sekolah. Gina menyunggingkan senyum miring, ternyata hidup gadis itu terlalu enak. Terkenal, punya sahabat, kaya, cantik dan memiliki tunangan yang tampan dan mapan. Sama sekali tidak memiliki kekurangan, kalau begitu Gina akan membuat kekurangan pada gadis itu. Ia akan merebut Ralex dari Riana.
***

Riana menatap pria disampingnya. Ia tidak percaya pria itu akan menjemputnya pulang. Pria itu adalah Ralex tunangan Riana.

"Ralex," panggil Riana.

"Sayang!" ralat Ralex.

Riana mengerutkan keningnya, "apa maksudnya itu?"

"Bukankah kau sudah berjanji akan memanggilku sayang dan aku akan memanggilmu honey?" Ralex kembali mengingatkan tentang panggilan itu. Sebenarnya Riana tidak berjanji tetapi pria itu yang memaksa. Riana tidak keberatan dengan panggilan itu. Hanya saja ia terlalu malu.

"Honey!" panggil Ralex dan Riana menoleh dengan wajah memerah. "Bagaimana kalau kita singgah di kantorku dulu?"

"Singgah di kantormu? Untuk apa?" tanya Riana bingung.

Ralex melirik Riana tapi masih memperhatikan jalan, "ada yang tertinggal di kantorku. Kita akan makan siang disana."

Riana mengangguk dan tidak menolak. Itu artinya secara tidak langsung pria itu akan memperkenalkannya pada karyawan pria itu. Riana tersenyum, tidak buruk, pikirnya.

"Bagaimana apa kau setuju?"

"Tidak masalah," balas Riana. Ia melihat pria itu tersenyum membuat Riana bingung.

Mereka tidak berbicara lagi selama dalam perjalanan ke kantor. Riana bersandar dan melihat pada jalanan dan Ralex fokus pada jalanan. Riana berpikir kenapa baru sekarang pria itu mengajaknya ke kantor pria itu Mungkin karena mereka baru dekat akhir-akhir ini. Tanpa sadar Riana tersenyum akan hubungan mereka.

Ralex memarkir mobilnya di parkiran khusus mobil. Pria itu keluar lebih dulu dari mobil dan membuka pintu mobil untuk Riana. Lagi-lagi tanpa sadar Riana tersenyum.

Pria itu mengulurkan tangannya dan disambut Riana. Dan mereka berjalan melewati lobby kantor. Cukup banyak karyawan yang melihat Ralex menggandeng tunangannya yang masih menggunakan seragam sekolah. Tapi mereka menunduk begitu Ralex menatap mereka tajam. Ralex membawa Riana masuk lift khusus atasan, pria itu berusaha membuat Riana nyaman bersamanya.

Setelah mencapai lantai yang ditujunya, Ralex masih menggandeng Riana melewati sekretarisnya begitu melihat bossnya datang.

"Selamat siang pak!" sapa Devi dengan kepala menunduk. Riana melihat sekilas wanita yang menjadi seketaris tunangannya itu sebelum tersenyum tipis.

Ralex mengangguk membalas sapaan sekretarisnya itu. Mereka memasuki ruangan Ralex. Dalam hati Riana mengagumi selera Ralex. Tidak buruk, pikirnya.

"Duduklah honey!"

Riana yang masih mengagumi ruangan pria itu, memilih duduk. Ia bersandar di sofa selagi Ralex menelepon suruhannya untuk memesan makanan.

"Jangan seafood," ucap Ralex mengakhiri teleponnya dan duduk di sebelah Riana.

"Kau masih suka seafood setelah terakhir kali kita makan makanan laut itu?" Tanya Ralex penasaran. Kali ini tidak bermaksud menggoda Riana.

"Aku menyukai rasanya dan aku mohon jangan menggodaku lagi," pinta Riana dengan wajah memelas. Ralex tersenyum dan mengelus rambut gadis itu.

"Aku tidak menggodamu, " kata Ralex dan mencium jemari tangan Riana.

TBC.

Riana & Ralexحيث تعيش القصص. اكتشف الآن