[xiii] I Think You Understand The Most

Start from the beginning
                                    

Dia menghela napas panjang. Berpikir sejenak sebelum akhirnya ia bergerak menelfon pegawai perusahannya.

"Tolong kosongkan jadwal saya jam lima sore"

"Baik, pak."

"Terimakasih"

PIP─

**

Teresa

|pagi yang cerah
|jangan sedih lagi ya, nanti langitnya ikut nangis
|baju jemuran gue nggak kering deh,

Perlahan─kedua sudut bibirnya terangkat ke atas, menciptakan senyuman kecil lalu berubah menjadi kekehan pelan.

Jari jempol nya bergerak di atas keyboard, masih dengan senyum merekah─Darren menyusun kata yang apik untuk membalas pesan yang telah membuatnya tersenyum di pagi yang begitu cerah ini.

drrtt drrt...

Baru ingin menekan ikon untuk mengirim pesan, ayahnya menelfon, membuat jarinya batal bergerak. Dia melirik Alice di sampingnya yang sedang fokus mengemudi. Meski ragu untuk mengangkatnya─darren tetap melakukannya.

"Darren? kamu di sana?"

"Ehm.."

"Are you okay? did you sleep well?"

"ya, eum─dad i can't stay long, i have to go to school right now."

"Kamu nggak pa-pa? kok bisik─"

Darren melotot terkejut ketika tiba tiba hp nya di ambil paksa oleh Alice. Sepertinya dia tau jika Darren sedang berbicara dengan Lawrence.

"huft─berapa kali harus ku katakan. stay. away. from. my. son." Ucapnya penuh penekanan. Rasa kesal tergambar jelas di wajah cantiknya.

Dia langsung mematikan sambungan telepon, dan menepikan mobilnya. Jarak sekolah Darren sudah lumayan dekat, cowok itu bisa melihat halte bus dekat sekolah.

"Mom..."

Alice tak menggubris, sibuk mengotak atik hp anaknya, Darren melirik dan betapa terkejutnya dia saat mendapati Alice sedang memblokir dan menghapus semua nomor Lawrence, memblokir semua akun ayahnya. "Mom what are you doing?! give my phone right now."

Alice langsung menyerahkannya sambil berkata dengan tegas, "Mulai sekarang, kamu tidak boleh pulang sendirian, harus mama yang jemput. Kamu tidak boleh lagi pergi ke rumah ayahmu, you can meet Jansen at school, jadi enggak perlu pergi ke rumahnya. Do you understand?"

Darren mengerutkan alisnya tak suka, "Nah, i really don't understand, mom."

"Darren, mama serius. Kamu satu satunya yang mama punya, mama cuman takut─kalau kamu berubah, dan─pergi ninggalin mama.."

"yea, i'm the only one. dan sekarang mama mau mengekang ku????" masih dengan alis yang berkerut hampir menyatu, intonasi suaranya sedikit meninggi.

Pemuda itu langsung keluar dari mobil, namun sebelum benar benar keluar─ia berkata dengan ketus, "yang berubah itu mama, bukan Darren."

Alice tidak bisa menahannya, karena Darren sudah pergi terlebih dahulu. Berlari menjauh darinya. Anak itu hanya berlari menuju gerbang sekolah, namun baginya ia seperti melihat darren sedang berlari menjauh dari dirinya, benar benar menjauh dalam artian yang sesungguhnya. Membuat air mata wanita itu tak bisa di tahan lagi untuk menetes.

BROTHERWhere stories live. Discover now