BAB 13 🐾 Meaning of Happiness 🐾

Start from the beginning
                                    

Renjun menerimanya dengan wajah kebingungan. Ia memerhatikannya beberapa saat. "Tapi dari siapa?"

Jaemin mengedikan bahunya. "Mana kutahu. Chenle, kau tadi membaca tidak tulisan yang ada di bingkisan itu?"

Chenle yang merebahkan diri melirik malas. "Iya."

"Sekarang catatannya ke mana?"

"Aku membuangnya."

Renjun mengernyitkan keningnya. "Kenapa?"

"Karena tidak berguna."

Chenle mengatakannya dengan nada datar. Matanya dipejamkan dengan telinga yang tersumpal airpods. Tidak memedulikan tatapan heran serta bingung dari para kakaknya. Chenle tampak enggan sekali membahas tentang tulisan pada bingkisan itu.

Renjun mengerjapkan matanya, lalu menoleh ke arah Jisung dan bertanya lewat tatapan mata. Namun, yang didapat hanya angkatan bahu. Padahal dia penasaran dengan catatan yang dimaksud.

"Dari pada kau bingung begitu, cepat buka bingkisannya. Aku ingin tahu," desak Haechan.

Renjun berdecak kesal. "Ck! Sabar."

Renjun segera membuka bingkisan tersebut. Sedangkan anggota lain kecuali Chenle menatap intens isi bingkisan tersebut. Mata mereka tidak berkedip selama beberapa saat sampai perkataan Jeno membuyarkannya.

"Sepertinya dia dekat denganmu," ucapnya.

"Tapi siapa?"

"Mana aku tahu. Lagi pula itu untukmu."

Renjun memerhatikan bentuk gantungan kunci dengan gambar karakter kesukaannya. Moomin. Dilihat dari desainnya, ia dapat memperkirakan kalau harganya cukup mahal. Terlebih, sepertinya memang dibuat secara khusus. Mana ada nama yang tercetak di sana dengan huruf hanzi.

[ Hanzi : huruf Cina ]

"Gantungannya bagus. Aku menyukainya. Siapa pun yang memberikannya, dia baik sekali," cetus Renjun senang.

"Apa mungkin itu dari salah satu penggemarmu?" terka Jaemin.

"Itu masuk akal."

"Kalau benar, aku menghargainya. Tapi bagaimana kalau bukan?"

"Ya sudah. Lagi pula gantungan kunci itu tidak berbahaya juga."

"Kau benar."

Sedangkan Chenle yang masih berbaring dengan mata terpejam mendengarkan semua percakapan itu. Airpods yang dikenakannya hanya alasan agar terlihat seperti mendengarkan musik, padahal tidak sama sekali.

Semuanya. Tanpa terkecuali.

Chenle menghela napas pelan. "Seandainya dia tahu siapa orang itu, mungkin tidak akan senang. Kalau aku jadi dirinya, sudah kubuang jauh-jauh," gumamnya pelan.

Tanpa disadarinya, Jisung yang berada tak jauh darinya mendengar gumaman tersebut. Menimbulkan kerutan di keningnya . Entah kenapa Jisung seperti tahu maksud dari gumaman Chenle.

Jisung menggelengkan kepalanya. Mengenyahkan dugaan yang hinggap di pikirannya.

Aku harap bukan seperti dugaanku.



🐾🐾🐾

Malam harinya, Renjun berdiri di depan wastafel di kamar mandi. Menatap pantulannya yang memperlihatkan wajah pucat. Mungkin karena dia sedikit lupa meminum obatnya hari ini. Padahal dokternya sering memperingatinya untuk tidak melewatkan sama sekali. Namun, karena dia sedang dalam suasana hati yang tidak biasanya sampai melupakan hal penting tersebut.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now