10. ✈️💔

7.6K 868 278
                                    

Sejak percakapan singkat malam itu, kedua pemuda itu mulai kehilangan waktu mereka. Chenle mulai sibuk mengurus segala hal untuk magang dan tugas akhirnya. Sementara Jisung, jangan tanyakan kemana ia pergi. Ia terlalu sibuk membuang waktunya untuk pesta sepanjang malam dengan alkohol, rokok, serta alunan-alunan musik yang mengisi harinya.

Sebenarnya, Jisung sudah berniat untuk mengurangi kebiasaannya itu. Ia ingin mulai menghabiskan waktu di kediamannya, bersama seseorang yang ia yakini telah mencuri sesuatu dalam dirinya. Selain itu, statusnya menjadi mahasiswa tingkat akhir pun sudah menjadi alasan kuat agar ia mulai fokus pada pendidikannya.

Namun, entah apa yang terjadi padanya, mendapati apartemennya yang sepi, atau dapur yang mendingin membuat hatinya terasa kosong.

Bodoh! Bodoh!

Selama ini, saat pemuda manis itu banyak menghabiskan waktu di hunian mereka, Jisung malah mengabaikan dan pergi sesuka hatinya. Sekarang, bisa melihat wajahnya saat pagi hari saja sudah menjadi keberuntungan baginya.

Sialnya, baru melihat room mate-nya sesibuk ini dengan urusan kampus saja sudah membuat Jisung kesal. Bagaimana saat ia benar-benar pergi jauh untuk magang. Jisung tidak akan lagi bisa melihat senyum itu selama tiga bulan.

"Sialan," desis Jisung. Ia kembali menegak cairan berwarna biru dengan sensasi pahit yang mengigit.

Alunan musik yang sangat keras pun tak luput membuat kepala Jisung seakan siap meledak.

"Lagi stres banget?"

Jisung menoleh, melirik sekilas pada sosok pemuda mungil yang kini berada di sebelahnya.

"Ngapain kamu di sini? Jeno malam ini tidak datang." Jisung kembali menyesap minumannya dengan kacau.

Kekehan kecil terdengar dari mulut lawan bicaranya. "Siapa bilang aku menunggu Jeno."

"Lalu?"

"Aku ada janji dengan Jaemin, tapi dia baru akan datang dua jam lagi. Menyebalkan," decaknya. "Padahal aku sedang stres sekali."

Hidung Jisung kini terasa perih saat tanpa sengaja ia tersedak minuman beralkohol yang tengah ia minum. "HUANG RENJUN? KAMU GILA??"

Renjun menatap Jisung kesal. Apa-apaan cowok yang lebih muda dua tahun darinya itu malah mengatainya gila? "Apa maksudmu?

"Aku kira kamu berpacaran dengan Jeno?"

Cowok Huang itu tersenyum simpul. Ia mendekatkan diri pada si jangkung. "Kamu tau ga?" bisik Renjun.

Jisung menggeleng.

"Jeno sama Jaemin itu yang pacaran."

Jisung tersedak lagi. Ia bahkan yakin, besok pagi ia akan flu. Menyebalkan.

"Sebenarnya aku lelah dengan mereka. Aku sudah bilang aku tidak ingin terikat hubungan dengan siapa pun, tapi Jeno dan Jaemin sepertinya tidak mau mengerti dan terus mengajakku berpacaran. Yasudah, aku kesal jadi aku suruh saja mereka yang pacaran." jelas Renjun.

Ia tersenyum saat bartender memberikan segelas minuman berwarna hijau padanya. Disesapnya cairan itu sebelum kembali melanjutkan ceritanya.

"Dan mereka setuju?" tanya Jisung. Ia memang sudah mabuk, tetapi otaknya masih bisa memproses bahwa ketiga temannya itu sepertinya benar-benar gila.

Renjun mengangguk mengiyakan. "Dengan syarat aku harus mau bermain bertiga."

"Kalian bertiga sama-sama gila."

Renjun memundurkan tubuh, membuat jarak dengan Jisung. "Tidak tau saja kalau bermain bertiga lebih menyenangkan."

"Terserah apa katamu. Tunggu saja sampai Jeno dan Jaemin merasa nyaman dengan hubungan mereka dan meninggalkan mu."

HONEST (JICHEN / CHENJI)Where stories live. Discover now