Part 2

674 49 154
                                    

🍜🍜🍜🍜

Ruang makan yang dihiasi dengan banyaknya jamuan sarapan pagi membuat seisi ruangan mulai lapar. Para anggota keluarga mulai memasuki ruang itu dan duduk di meja kecil yang ditata tapi menjadi satu.

Meskipun sederhana, keluarga senju ini masih menyukai acara makan bergaya ala Jepang asli. Yang duduk di atas futon kecil sebagai kursinya.

Keluarga besar itu begitu bahagia memandangi pengantin pria dan wanitanya yang sedang duduk berdekatan. Pria berambut cokelat panjang tersenyum lebar menatap sang adik yang wajahnya berseri-seri, tapi tidak dengan adik ipar barunya yang terlihat lesu. Bahkan sedari tadi makanannya tidak dimakan, hanya dijadikan mainan saja.

"tidak seharusnya pengantin baru terlihat murung! Ahh tobirama, kenapa kau tak memperhatikan istrimu?" tegur hashirama dengan melirik sang adik, namun berpura-pura tersenyum saat historia menatapnya.

"biarkan saja kakak, dia sedang marah" jawab tobirama terbilang santai sembari memakan makanannya sendiri.

"oh jadi kalian sedang bertengkar? Padahal kemarin kalian barusan menikah!" sindir hashirama berusaha mencari tahu apa yang terjadi diantara mereka berdua.

"tidak juga" tobirama melirik historia yang tengah memakan makanannya dengan terpaksa. Dalam hatinya ia tertawa lepas sekaligus menertawakan istrinya itu yang sok menjual mahal dirinya.

"sebaiknya kalian harus meluangkan waktu berdua!" sindir sang kakak.

"kapan-kapan saja!" sahut tobirama cepat.

"kau tidak ingin segera menjadi seorang ayah?" tanya hashirama menyindirnya, tapi respon adiknya itu hanya menyerinyitkan alisnya saja.

"kenapa? Kami kan hanya ingin usia keponakanku tidak terlalu jauh dengan anak-anak kita! Iyakan?" sindir mito sangat antusias.

"uhuk uhuk" historia tersedak makanannya begitu saja dan segera meneguk minumnya dengan cepat.

"kenapa kau tersedak kak historia? Apa perkataan kakak mito mengejutkanmu?" sindir kawarama dengan senyuman menertawakannya.

"b-bukan begitu!" jawab historia cepat, dia menggelengkan kepalanya sungkan. Mereka jelas menertawakan tingkahnya yang aneh. Kini ia menatap kesal tobirama yang tidak mendukungnya, pria itu malah menghadap kearah lain dengan cueknya.

Ah sepertinya ada sedikit senyuman disudut bibirnya. Sungguh menyebalkan, apakah pria itu harus dipaksa dulu sebelum memilih keputusannya? Atau jangan-jangan dia memang menyetujuinya namun pura-pura tidak mau karna malu?.

.

.

.

Setelah selesai makan, historia bergegas kembali ke dalam kamar. Dia menatap wajahnya didepan cermin, tampaklah wajahnya yang terlihat lesu. Sesekali ia memaki takdirnya yang tidak sesuai dengan kehendaknya.

"Pria menyebalkan! Beraninya dia melecehkanku! Akan ku laporkan perbuatanmu pada komnas perempuan!" gerutunya.

"laporkan saja perbuatanku! Aduanmu jelas akan ditolak dan menjadi bahan tawaan orang-orang" tobirama berdiri secara mendadak berada di ambang pintu.

Dengan hati yang sangat marah historia melemparkan sebotol parfum padanya. Namun sayang lemparannya itu tidak mengenai sasaran. Wajahnya begitu frustrasi dan sangat sedih. "dasar pria jahat!"

.

Tobirama melangkahkan kakinya memasuki ruangan kamar. "jangan bersedih. Kakak hari ini memberikan kita hadiah spesial, sebuah tiket liburan! Segeralah berkemas, kita akan pergi pagi ini juga!"

Terpaksa Menikah (Tobirama x OC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang