lima

2.7K 749 113
                                    

jihoon duduk di sofa empuk milik keluarga kim sambil megangin kepalanya yang masih pusing—walaupun gak seberapa sih, tapi tetep aja keliyengan. di depannya, ada satu streofoam yang ia tebak adalah bubur. sementara kanan kirinya diisi oleh makhluk-makhluk penunggu pos ronda blok T.

ya, benar. siapa lagi kalo bukan bocah-bocah labil alias doyoung, haruto, jeongwoo, dan junghwan?

"geser." junkyu tiba-tiba datang sambil bawa gitar yang baru dia ambil dari kamar doyoung.

di belakangnya, ada yoshi. cowok keturunan jepang itu menepuk pundak jihoon sambil ngasihin hp-nya.

"nih."

"thanks, yosh."

"GUA? KE GUA GA BILANG MAKASIH?!" sungut junkyu setengah berteriak. "lo tuh udah nyusahin satu RT, hoon. bahkan si wawan yang masih polos pun jadi terkontaminasi virus elu!"

"gue khilaf sumpah. harus berapa kali gua jelasin?!!"

"udah hoon, mending lo makan dulu." ujar yoshi. as always jadi penengah.

junkyu meletin lidahnya ke jihoon, nggak tahu maksudnya apaan, mungkin ngeledek. yauda lah, suka-suka junkyu aja.

"dengerin ya doyoung, ruto, jeongwoo, wawan, kalo diputusin cewek jangan kayak abang lo satu ini." junkyu memulai sesi ceramah dadakan sambil ngelirik jihoon sinis. "jangan mabok, dosa. cewek masih banyak, nggak usah jadi bulol."

"lah elo kan juga bulol sama teh lia?" ceplos doyoung tanpa dosa.

junkyu melotot, jihoon berhenti makan bubur, yoshi yang lagi nyender langsung bangkit.

"hah lia?!"

"choi lia?!"

junkyu panik, cowok itu melayangkan tatapan maut ke doyoung. sementara yang ditatap malah menunjukkan ekspresi datar.

"apaan?" tanya doyoung. "bang jihoon sama bang yoshi kagak tau?"

si tuan rumah itu memandang kedua abangnya bergantian.

"lah anjir padahal ketebak banget."

"DEMI APA SIH GUA JUGA GAK TAU?" haruto ikut nimbrung. di sebelahnya jeongwoo udah bisik-bisik, bertanya siapa sosok teh lia yang ditaksir junkyu.

kalo junghwan sih.... sibuk makan.

"stop." junkyu menaruh tangannya di depan dada. "gausah ngalihin topik."

"udahlah kyu, gue capek denger ceramah lo."

:::













setelah makan bubur, jihoon langsung balik ke kandang. cowok itu baru selesai mandi sekarang, masih ngeringin rambutnya yang basah.

jihoon duduk di pinggir kasur, menatap cermin yang menunjukkan refleksi dirinya. pikirannya terbang tak tentu arah, sampai pada titik yang tertuju ke arah chaeyeon.

gadis itu lagi.

jihoon berdesah pelan, mengacak rambutnya hingga bulir-bulir air jatuh mengenai lantai. sejujurnya, jihoon tidak tahu. ia tidak tahu mengenai perasaannya sendiri.

kata teman-temannya, hubungan jihoon dan chaeyeon itu hanya sekadar status. jihoon tidak benar-benar menyukai gadis itu, pun sebaliknya.

namun, tentu saja, yang namanya park jihoon pasti menepis anggapan bodoh tersebut.

"aish, ngapain mikirin itu lagi sih tolol?" umpat jihoon pada dirinya sendiri.

treasure: (2) dumb and dumberWhere stories live. Discover now