Asimira menghela napas sejenak.

"Bagaimana pendapatmu ketika seorang laki-laki harus menjaga istrinya yang sakit. Dan laki-laki itu rela untuk pergi ke sebuah negara nan jauh hanya untuk pengobatan istrinya. Tapi sayang,laki-laki itu di benci anaknya sendiri,karena kesalah pahaman. Kau tau,itu bermula dari kesalah pahaman"

Devan tau,ucapan Eommanya itu menohok kepadanya. Tapi ia hanya diam.

"Devan,waktu itu kau masih ingat kan? Waktu dimana awal dirimu membenci Appa mu. Waktu dimana kesalah pahaman terjadi. Waktu dimana kau menuduh Appa mu selingkuh. Dan waktu itu,aku pun juga sempat membenci Appa mu. Tapi seiring berjalannya waktu aku dapat menyimpulkan bahwa itu salah. Semuanya."

Devan yang awalnya tertunduk,langsung mendongak menghadap Eommanya.

"Aku salah,aku menuduhnya sembarangan. Kau ingat perempuan itu? Aku yakin kau mengingatnya. Dia adalah adik dari Appa mu yang menghilang 7 tahun yang lalu"

Devan membulatkan matanya. Ia terkejut bukan main.

'Apakah selama ini aku salah menuduh Appa?'

"Kau baru tahu kan. Kau tidak pernah mau mendengar penjelasan Appa mu waktu itu. Bahkan sampai sekarang. Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

"Dimana Appa?"

Asimira tersenyum mendengar jawaban anaknya itu.



Ceklek



Kedua sosok itu menoleh ke arah pintu yang di buka oleh seseorang.

Dia Appa nya Devan

"Oh kau. Baiklah aku keluar dulu" ucap Appa Devan ingin keluar lagi dari ruangan itu.

"Appa"

Deg

Langkahnya terhenti

'Mungkin hanya perasaan ku saja'


Lalu ia melangkah selangkah lagi.

"Appa"

Seketika ia membalikkan badannya. Dan benar Devan sedang menatapnya.

"Nan dangsin-i geuliwoyo"

Ia tersenyum mendengar penuturan anaknya itu.

Lantas Devan melangkahkan kakinya mendekati Appanya. Dan langsung memeluknya.

"Devan"

"Nee Appa"


Eomma Devan terharu melihat mereka.

Eomma Devan terharu melihat mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Kampus

"Devan,Lo liat Fraya gak?"

"Nggak."

"Yaish dimana anak itu"

Gerutu Mega. Dari tadi ia modar mandir mencari keberadaan Fraya yang tak kunjung ketemu.

"Tadi dia dimana?"

"Tadi dia sama gue,terus gue ke parkiran bareng Denzy. Lah ternyata Fraya nggak ngikutin gue sama Denzy"

"Gue akan cari dia"

"Ok. Kalau ketemu telfon ya. Gue tunggu di parkiran"

Lantas Devan bergegas mencari keberadaan Fraya. Ini sudah waktunya pulang,tapi Fraya kemana?

Dan jangan lupakan langit mendung. Pertanda hujan akan datang.

Devan berlari menuju ruangan di kampus. Ia menelisik ke seluruh penjuru ruangan.

Dan pada saat ia melewati toilet wanita,tak sengaja ia melihat kaki seseorang di lantai toilet.

Dan ternyata itu Fraya yang tersimpuh di lantai toilet.

Segera Devan menghampiri Fraya.

Ia menepuk pelan pipi Fraya untuk membangunkannya.

"Fraya"


"Fraya bangun"

Hatinya seakan tertimbun batuan besar ketika melihat Fraya yang pucat pasi.



Sesak



Itulah yang di rasakan Devan saat ini. Pikirannya kalut.

Lalu Devan segera membopong tubuh Fraya. Ia menuju parkiran untuk mengambil mobil miliknya dan membawa Fraya ke rumah sakit.

"Astaga Fraya" ucap Mega terkejut ketika melihat Devan membopong Fraya yang pingsan.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit"

Devan segera membuka pintu mobilnya lalu mendudukkan Fraya di job belakang. Tak lupa Mega juga ikut serta membawa Fraya.

Devan menyalakan mesin mobilnya,lalu melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi.


'Jangan sakit. Ku mohon bangunlah'

 Ku mohon bangunlah'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Eomma Devan















Pssttt

Gimana nih Fraya pingsan.

Kenapa ya Devan kok kayak sedih gitu?

Intip in next chapter chingu

WHITE CLOUD : Hwang in yeop✓Where stories live. Discover now