Zizi

320 39 0
                                    

Nama ku Zizi abraham anak pertama dari Naufal abraham dan Kalina abraham. Di dalam keluarga aku adalah anak kesayangan mereka tapi hal itu hancur karena aib yang aku tutupi selama ini.

Flashback Zizi

" Jelasin soal ini ke mama kak " mamah melemparkan buku dairy ku

Aku hanya menunduk tak berani menjawab apapun.

" Mama besarin kamu dengan kasih sayang kak, papah berikan apapun kemauan kamu. Kami berdua orang tua yang selalu ada buat kamu. Lalu ini semua apa kak " mama menangis

" Maaf mah kakak ngaku salah " aku menangis

" Sekarang jujur sama mama kamu pacaran sama anak itu sekarang kak " tanya mama dengan nada tinggi

" Gak mah kakak gak pacaran " jawab ku jujur

" Lalu alasan kamu buat gak pacaran apa kak. Anak temen papah ganteng semuanya sedang kamu terus nolak" mamah

" Aku hanya jatuh cinta sama dia mah  sejak dulu aku selalu nyari dia. Ntah dimana kakak cari dia tapi belum ketemu. Aku ngaku salah mah tapi hati kakak gak bisa di atur mah " kata ku menangis

Sampai papa datang dan melihat perkelahian kami berdua. Papah langsung memeluk mamah dan menanyakan semuanya saat tau alasannya dia langsung mengusir ku keluar.

Aku yang sangat sedih dengan penolakan keluarga ku mengemdari mobil ku dengan kecepatan di atas rata - rata. Sampai pada akhirnya aku tak bisa mengendalikan mobil ku dan menabrak pembatas jalan hingga aku koma dan yah aku menunggu sadar ataukah mati.

Flashback end

Dari itu aku sering berjalan - jalan kesana kami seperti hantu bedanya aku tak melihat hantu - hantu menyeramkan seperti film horor di bioskop.

Di alam ku ada banyak orang yang seperti manusia biasa bedanya waktu kami tinggal sekedipan mata, Yah hidup lagi atau mati.

Sampai aku menemukan dara anak seumuran ku yang bisa melihat ku saja. Aneh memang tapi dia sering memanggil ku hantu gila. Padahal aku belum menjadi hantu.

Aku sering menyayikan lagu tidur untuknya dan dia selalu melihat mimpi ku saat kecelakaan. Aku hanya senang ada orang yang mengerti keberadaan ku itu saja.

Aku dulu suka menyayi sampai mamah dan papah memberi les vokal padaku. Aku juga suka alat musik gitar yahhh sangat menyukai itu.

Dan hari - hari ku kini berwarna karena ada dara seenggaknya dia mengomeli ku. Bukan menangisi raga ku di rumah sakit seperti mamah sedang papa dia menjadi maniak kerja karena aku yang koma. Sesekali papah melihat kamar ku dan menangis disana. Rasanya hati ku sangat sakit melihat kenyataan ini, aku sering berdoa pada tuhan jika aku masih bisa hidup kembali maka beri aku kesempatan. Namun jika sudah tak bisa aku iklas untuk di jemput sekarang juga. Tapi ntah doa ku terkabul yang mana, aku sudah lelah menunggu.

Aku suka sekali mengikuti dara karena dia memiliki kehidupan yang seru menurut ku. Apapun yang dia lakukan maka itu adalah kata hatinya. Dia baik sebenarnya namun dia tak mau kebaikannya di manfaatkan jadi dia menutupi dengan sikap acuh dia. Namun saat dia bertemu kinar, Sinta dia akan menjadi sosok yang sebenarnya.

Sekarang aku masih di kelas dara. Dia sama sekali tak memandang ku dasar manusia, aku memainkan kuku yang sekarang tak memakai kutek. Sampai bel pulang berbunyi anak - anak kelas dara begitu senang.

Sinta dan kinar yang berpamitan untuk pulang terlebih dahulu. Kini aku dan dara di kelas, dia masih sibuk menata buku paket yang di tinggal di bawah meja. Dasar padahal ada loker manusia pemalas.

" Ra " kata ku pada dara

" Paan " katanya judes pada ku

" anterin aku ke pantai yuk " kata ku lagi

" Lu gila yah. Lu lupa kalo lu hantu ya lu mah tinggal ngilang sampe dah " katanya lagi

" mau sama kamu ra. gua pengin ngobrol " kata ku lagi merajuk padanya

" Heh hantu banyak mau lu. Gua baca doa juga nih, biar lu ngilang " katanya lagii

" Heh aku bukan hantu permanen manabisa bego" kata ku menjawab

" Dahhh serah lu" kata dara meninggalkan aku di kelas

Dara yang menyetater motornya sedang aku di belakang duduk dengan merentangkan tangan.

" Lama juga yah gua gak kepantai. Tapi kalo nurutin hantu gila gua tengsin nih " kata hati dara

Aku senyum-senyum di blakang karena mendengar suara hati dara. Dasar gengsian ni anak kalo aja aku bisa getok nih kepala udah aku lakuin juga.

" Lu beneran mau kepantai " tanya dara

Lah dia ko ngerti aku di belakang" mauuuuu" jawabku padanya.

" Yaudah kita kepantai " jawab dara

Dan disinilah kami berdua di sebuah pantai dengan senja yang indah. Ahhh biasanya aku bermain pasir di Bali bersama orang tua ku.

Aku lari kesana kemari sedang dara hanya duduk diam meminum air kelapa. Aku yang sudah puas bermainpun ikut duduk di sampingnya.

" Kenapa liatin gua. Nanti naksir lagi" kata dara karena aku melihatnya dari samping.

" kamu tuh sebenernya baik deh " puji ku

" Jangan suka sama gua nanti. Takut di sukaain hantu kek lu ntar gua ikut gila kek lu " jawabnya pada ku

" Dihhh kalo di puji tuh makasih " kata ku

" Eh gua mau nanya serius. Nama lu siapa " tanyanya padaku sedang pandangannya masih lurus

" Zizi abraham " jawab ku yang masih menatapnya

" Kenapa lu jadi hantu gak permanen " pertayaan keduanya padaku

" karena aku lesbian dan karena itu aku kecelakaan dan aku koma. Jadi deh hantu gak permanen " jawab ku lesu

" Jadi lu belok, kenapa gak pacar lu yang bisa liat lu kenapa harus gua " dara kini menatap ku

" Aku juga gak tau. Tapi kalau memang kamu ingin aku pergi yah aku bakal pergi " senyum ku padanya

" Hehe gak hantu gila. Jangan pergi yah gua suka suara lu saat nyayiin lagu tidur " jawab dara

Aku tersenyum karena jawabannya namun aku menghilang dari sampingnya.

" Ye malah ninggalin nih hantu gila " kata dara

" Ah elah gua gak bisa ngilang kali zi, gua pulang nih kalo lu gak muncul " jawab dara dan bangkit dari duduknya

Saat itu juga aku keluar dan berdiri di hadapannya. Dara langsung senyum padaku dan aku baru menyadari bahwa dara memiliki senyum yang manis. 

" Sekarang aku mau nanya kamu dar " kata ku lagi

" Mmm" jawab dara

" Boleh gak aku tidur di kasur kamu pas kamu tidur " tanya ku

" hehehe iya boleh boleh " jawab dara

" Lu tau gak, dulu ada anak kecil yang aku tolong pas di pantai terus gua  kasih kalung pantai yang sama seperti punya gua. Dia manis dengan senyumnya, walaupun usia gua 5 tahun waktu itu. Gua rasa gua jatuh cinta ama gadis kecil itu, gua gak tau kalau ini belok atau apalah itu tapi gua cuma ngerasa sama dia doang. Sampek Segede gini gua gak pernah ngerasa gitu lagi " cerita dara

" Lu masih suka sama gadis itu sampek sekarang " tanya ku pada dara

" Iya. Bodoh sih tapi gua harap ntah kapan gua mau ketemu sama dia. Gak perlu jadi pacar temenan aja aku seneng " jawab dara lagi

Si zizi (End)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang