Part 2

12.2K 1.2K 22
                                    

Author POV

Rubian berjalan sempoyongan memasuki rumahnya. Saat ini sudah dini hari dan Rubian baru pulang. Piter sudah terlampau geram dengan perilaku anaknya itu.

Piter berdiri dari duduknya lalu mendekat, membantu Rubian untuk berdiri dengan tegap.

Menyadari bahwa Ayahnya yg sedang membantunya. Rubian berusaha menegapkan badannya dan menahan cegukkan pada dirinya.

"Ayo Papa bantu naik ke kamar." Suara Piter yg tidak menyiratkan kemarahan malah membuat Rubian takut. Rubian takut membuat orang tuanya semakin kecewa.

"Pa, maafin Rubi." Bisik Rubian lirih saat Piter mulai membopong anak kesayangannya itu memasuki kamar.

.
.
.
.
.

Paginya Rubian terbangun dengan kepala pening, Dia bergegas berdiri untuk mengambil air dinakas. Ingatan tentang kejadian semalampun terlintas. Perasaan bersalah tiba tiba menyelubungi batinnya.

'Maafin Rubi, Pa..' batin Rubian.

Ceklek.

Pintu kamar Rubi dibuka oleh ibunya.

"Kamu sudah bangun ternyata, Mama tunggu dibawah ya. Kita sarapan bareng Papa juga." Ucap Daniella lembut dengan tatapan sayu.

"Iya ma.." Rubian menjawab lirih karena ini pertama kalinya Ibunya tidak marah setelah melihat dirinya berantakan karena pulang dalam keadaan mabuk semalam.

Rubian mengikuti langkah ibunya menuruni tangga. Dia melihat Ayahnya telah duduk menunggu sambil membaca berita dari gadgetnya.

Mereka bertiga mulai makan dalam diam, benar benar suasana mencekam bagi Rubian. Dia terbiasa dengan omelan ibunya dan cemoohan ayahnya tentang perilaku buruknya.

Tapi diperlalukan diam seperti itu malah membuat nyali Rubian menciut. Pikirannya berkelana kemana mana. Takut sesuatu hal yg besar akan terjadi.

"Rubi, kali ini tolong jangan tolak permintaan Kami."

Deg.

Rubian menatap bingung ke arah Orang tuanya bergantian.

"Kami ingin kamu menikah dengan anak teman Kami." Kali ini Daniella berkata lembut sambil mengusap tangan Rubian.

"Aku kira Papa sama Mama udah bisa nerima Aku apa adanya." Rubian berkata dengan nada kecewa.

"Kami menerimamu apa adanya." Kata Piter tegas.

"Tapi kenapa? Papa sama Mama memintaku untuk menikah dengan laki laki yg tidak Aku kenal?" Suara Rubian meninggi.

"Siapa bilang Kamu akan menikah dengan laki laki?" Piter mengerutkan keningnya saat mengatakannya.

"Maksud Papa?" Rubian ikut mengerutkan keningnya.

Daniella mengulas senyum, menatap Rubian. "Maksudnya Kami menjodohkan kamu dengan Perempuan."

"Kami tidak ingin Kamu selama hidup sendiri dan berganti ganti pasangan. Papa dan Mama ingin kamu punya pasangan yg baik dan dari keluarga baik baik." Daniella mengelus pundak Rubian.

"Tapi Pa.."

"Papa sudah bilang jangan menolak." Suara Piter rendah dan penuh penekanan memotong perkataan Rubian.

"Baiklah." Jawab Rubian lemah.

Daniella langsung berdiri untuk memeluk kepala Anak yg sangat Dia sayangi.

Dengan begitu rencana pertemuan keluargapun ditentukan.

.
.
.
.
.

"ARA! AWAS!!!" Leo berteriak ketika melihat seorang Pria berlari sambil membawa pisau hendak menikam Arabella.

LIFE PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang