O6. Potongan Masa Lalu?

119 36 2
                                    

Tidak ada yang pernah menduga bahwa perjalanan pulang malam itu akan mengantarnya pada sebuah kenyataan mengejutkan. Kinar memijat keningnya frustasi, mengulur waktu pulang ke kos karena permintaan arwah satu ini. Takpeduli jika malam semakin larut, Kinar sudah biasa bepergian saat malam. Toh, di tempatnya saat ini jaraknya takterlalu jauh dari kosan. Ia hanya duduk di warung kaki lima yang terletak di sebelah tangga jalan menuju daerah kosan.

Gadis itu mengecap lidah setelah meneguk tandas sojunya, lalu memasukkan telur gulung berlumur saos tomat itu cepat. Membuat pipinya menggembung saat mengunyah. Di depannya, Hendery menumpukan kepalanya pada tangan seraya memandangi Kinar. Memberi jeda gadis itu untuk menikmati makanannya lebih dulu.

Sendawa kecil lolos dari birai merah mudanya, Kinar membuang napas kasar kemudian menatap Hendery yang tidak bergerak sedikit pun sejak tadi.

"Aku akan segera pulang setelah minumanku habis. Jika kau terus diam, aku--"

"Aku akan ikut pulang denganmu."

Suara sumpit yang dibanting keras di meja itu terdengar. Kinar menatap Hendery tajam. "Kau pikir aku setuju?! Aku tidak akan tinggal diam jika terus diikuti arwah gentayangan yang tidak jelas sepertimu!"

Pengunjung lain saling melempar pandang, menatap Kinar dengan heran. Namun, mereka takacuh. Mengira bahwa Kinar mungkin sudah mabuk dan mulai meracau sendiri.

"Aku tidak semerta-merta mengikutimu tanpa alasan. Aku tidak memiliki niat jahat atau apapun. Selama berbulan-bulan ... atau bahkan sudah satu tahun? Baru kali ini aku menemukan seseorang yang bisa melihatku. Bukankah itu aneh? Kau juga selama ini tidak pernah melihat hantu atau sejenisnya, bukan? Aku kira mungkin memang ada hubungannya antara kau dan aku. Dan kebetulan aku juga sedang mendapatkan kesempatan itu. Kesempatan untuk mencari tahu di mana ragaku dan apa yang sebenarnya terjadi padaku."

Kinar sudah hendak menyela, ingin segera mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara terpisahnya raga Hendery dan pertemuan mereka hingga laki-laki itu langsung memotong kembali.

"Jalanan itu--entah mengapa aku tiba-tiba merasa de javu. Awalnya aku mengira bahwa mungkin saja itu ada hubungannya dengan masa laluku, tapi kemudian aku juga berpikir bahwa mungkin saja potongan ingatan itu berputar kembali karena kau muncul!"

"Apa?!" Kinar semakin mengerut heran. "Dengar, jangan mengarang cerita. Aku bahkan sama sekali tidak mengenalmu."

Kalimat itu membungkam Hendery, membuatnya mengusap wajah kasar dengan tangan kanan. Ia mengedarkan pandang, sadar bahwa tempat itu mulai sepi karena malam semakin larut.

"Kau harus pulang."

"Aku pulang setelah kau pergi."

"Aku pergi setelah kau pulang."

"Kenapa kau ini? Hantu keras kepala!"

"Aku bukan hantu! Aku arwah yang mencari keberadaan tubuhku."

Kinar menuangkan sisa minuman ke dalam gelas hingga botol itu tandas. "Kau koma?"

"Eh?" Hendery menggaruk tengkuknya bingung. Ragu dalam menjawab. "Mungkinkah?"

"Entahlah, aku sering melihat kejadian ini dalam drama. Aku bahkan tidak merasa dingin saat kau sentuh tadi. Kau mungkin memang belum mati. Dan aku tidak pernah menyangka hal-hal yang seharusnya hanya ada dalam drama itu menjadi nyata." Gadis itu kemudian meneguk segelas soju terakhirnya.

"Tidak ada yang tidak mungkin. Aku bahkan juga tak menyangka bahwa nasib hidupku saat ini bergantung pada sinar liontin," jawabnya sambil menunduk, mengintip cahaya biru dari balik kaus itu.

FINDING YOU | Hendery WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang