VII

31 7 1
                                    

Seharusnya Clara merasa tenang karena Brian bukanlah orang yang berniat buruk kepada Jessica, begitu juga sebaliknya. Namun … mengapa dia tiba-tiba merasa dadanya sesak dan berat?
A Sticker For You; Bab 7


RA, mau ikut aku, nggak?” tanya Jessica saat seorang guru yang jam mengajarnya telah habis baru saja keluar dari kelas. Belum sempat Clara bertanya ke mana, gadis itu meralat ucapannya, “Eh, ayo ikut aja, deh, Ra. Kita makan bareng.”

Clara mengerjapkan mata. Belum lama sejak Jessica sedikit menjauh darinya, dan tiba-tiba gadis itu kembali mengajak bicara Clara seolah tidak ada apa pun sebelumnya. Karena Clara tidak memberi persetujuan atau penolakan mengenai ajakan Jessica, dia akhirnya ikut saja ke mana Jessica membawanya pergi ke tempat yang dimaksud. Meski sebenarnya dia merasa aneh, mengapa sikap Jessica seringkali berubah-ubah.

Jessica menghadap ke belakang, memanggil salah satu anak laki-laki yang masih merapikan buku-bukunya dan kemudian menumpuknya menjadi satu di ujung meja. “Yan, ayo ke kantin!”

Brian mengangguk dan tersenyum. Dia segera melangkah mendekati Jessica dan Clara.

Oh, bareng Brian ternyata. Clara bersuara dalam hati dengan sedikit kecewa. Dia kira, mereka hanya makan berdua. Berbincang-bincang seperti dulu, tanpa terganggu dengan kehadiran orang lain. Kalau sudah begini, bagaimana bisa Clara bebas mengobrol bersama Jessica, sementara ada Brian yang jelas-jelas tak sopan jika mereka mengabaikannya?

Sejak kejadian di kantin tempo hari, Jessica memang lebih sering berbicara dengan Brian daripada Clara.  Gadis itu mulai lebih sering memegang ponsel. Tidak mengajak Clara bicara. Membuat teman sebangkunya bertanya-tanya apakah dia memiliki masalah sehingga membuat Jessica beberapa kali mengabaikan keberadaannya. Apalagi setelah Ulangan Tengah Semester, Clara merasa asing dengan Jessica. Perasaan yang sama ketika Clara belum mengajaknya berkenalan dulu.

Jujur, Clara beranggapan bahwa Brian-lah alasan di balik perubahan sikap Jessica. Kedua orang itu benar-benar tidak bisa dipisahkan. Ada saja yang membuat mereka memiliki urusan yang mengharuskan mereka berdua terlibat. Jabatan sebagai ketua dan wakil ketua kelas, mendapat jadwal piket di hari yang sama, dan sebagainya. Clara, yang tidak memiliki kewenangan apa pun, sering ditinggal Jessica tanpa gadis itu sadari.

Kantin adalah tempat yang diinginkan Jessica sekarang. Clara baru ingat bahwa tempat duduk yang mereka tempati saat ini tidak lain adalah tempat di mana Clara menangkap kebersamaan Jessica dan Brian setelah bertemu Farah. Ya Tuhan, kejadian itu sudah berlalu selama hampir lima bulan, tetapi ingatan Clara masih terasa segar. Gadis itu segera duduk di samping Jessica, sementara Brian di depan mereka dan mengambil posisi tengah.

Ini adalah kali pertama mereka makan bertiga.

Clara menyuap makanannya sambil sesekali menanggapi obrolan Jessica dengan Brian. Mereka berdua memang tidak mengabaikan dan Brian selalu membalas apa yang dikatakan Clara, tetapi dia merasa seperti nyamuk di antara dua orang yang berpacaran. Padahal, hubungan Jessica dan Brian tidak lebih dari sekadar teman masa kecil. Mungkin sebaiknya dia lebih baik tidak berada di sini daripada merasa kehadirannya tak terlalu dianggap. Seharusnya dia langsung menolak ketika melihat Jessica mengajak Brian. Seharusnya … ah, sudah terlambat. Clara sudah tidak berminat lagi untuk mendengarkan obrolan mereka dengan saksama. Gadis itu justru teringat hal lain. Sesuatu yang membuatnya semakin penasaran dengan hubungan Jessica dan Brian yang sebenarnya.

Jessica yang sangat senang ketika berada di kelas yang sama dengan Brian. Jessica yang sangat mendukung kegiatan Brian dalam menunjukkan bakatnya. Jessica dan Brian yang sempat bersama-sama membeli hadiah ulang tahun berupa novel untuk Clara. Dan satu lagi, intensitas pembicaraan mereka yang semakin hari semakin sering.

A Sticker for YouWhere stories live. Discover now