"aku gak tau harus gimana lagi, sa" gadis itu mulai terisak.

"tapi, apa harus dengan cara itu?" alvano menatap gadis itu dingin, alvano benar benar tidak tega melihat gadis itu menangis.

"aku terpaksa, sa" diandra kian terisak.

"aku bakal kasih kamu kesempatan, tapi hanya sebatas menjadi teman" putus alavno tidak tega melihat gadis yang pernah mengisi hatinya itu menangis.

"makasi, sa" gadis itu menerima keputusan alvano, ia tau pasti alvano berat untuk memafkan kesalahamnya dulu, namun ia bertekad untuk mendapatkan hati alvano kembali.

"udah, jangan nangis" alvano berusaha menenangkan gadis itu.

"sekali lagi maaf, sa. Aku terpaksa ngelakuin itu demi pengobatan ibu aku" ujar diandra meyakinkan alvano kembali.

"gimana keadaan ibu kamu sekarang?" alvano mulai menanyakan kabar ibu gadis itu.

"mama udah nggak ada, sa" diandra kembali terisak.

Alvano memeberikan senderan oada gadis itu, ia benar benar tidak tega melihat gadis itu menangis.

"maaf" lirih alvano pada gadis itu.

"aku sekarang kesepian, sa. Mama sama papa udah pergi, aku harus hidup sebatangkara, sa" lirih gadis itu, ia menyenderkan wajahnya di pundak alvano.

"maaf" lirih alvano kembali, ia tidak berniat untuk membuat gadia itu semakin terisak.

"iya sa, kamu udah mau anggep aku temen aja, aku udah bahagia banget sa, makasi udah mau nerima aku walaupun hanya sebatas teman, makasi udah maafin masa lalu aku, tapi aku masih berharap kita bisa kembali lagi kayak dulu, sa" diandra sudah mulai tenang, nmun tatapannya masih terlihat sedih.

"maaf diandra, saya tidak bisa memeberi kamu kesempatan untuk lebih dari sekedar teman" alavano menekankan kata katanya agar diandra tidak berharap banyak padanya.

"iya, aku hargai keputusan kamu sa" gadis itu menghargai keputusan yang aksa buat, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya.

"jadi, sekarang kita udah jadi temen kan" gadis itu terlihat bahagia, alvano sudah memaafkannya, tidak ada lagi rasa bersalah itu. Saatnya ia membuka lembaran kehidupan yang baru dengan tidak melakukan kesalahan yang fatal lagi.

"iya, kita temen" balas alvano senyum.

"ayo nak diandra makan dulu, tante udah masak nih" mama alvano menghampiri keduanya untuk sarapan bersama.

"makasi tante" diandra merasa memiliki keluarga baru sekarang, jadi tidak ada alasan lagi yang harus membuat gadis itu kesepian.

"yuk, sarapan dulu" ajak alvano.

Kini mereka sudah berada di ruang makan, diandra membantu mam alvano untuk menyajikan makanan, sudah lama ia tidak makan bersama seperti ini. Diandra selalu mengurung diri setelah kepergian mamanya.

"loh, ada diandra toh" ucap papa alvano melihat kehadiran diandra.

"pagi om" sapa diandra sopan.

"tumben ke sini lagi" balas papa alvano.

"iya om, baru sempet mampir"

Setelah makanan tersdia, mereka mulai untuk sarapan bersama.

"bagaimana keadaan mama kamu, nak?" tanya mama alvano pada diandra.

"mama udah nggak ada, tante" diandra menjawab seadanya, terlihat matanya menyiratkan luka yang masih membekas karena kepergian ibunya.

"Innalillahi wainna ilaihi rajiun, tante turut berduka cita. Mulai sekarang kamu bisa mengaggap tante, mama kamu sendiri. Lagipula, tante tidak memiliki anak perempuan" ujar mama alvano tulus.

Diandra benar benar merasakan hangatnya keluarga, sudah lama papa nya meninggal dan  baru baru ini, mama diandra harus menyusul papanya. Diandra sudah berusaha untuk mengikhlaskan meteka, walaupun harus hidup sebatangkara di ibukota karen kelurga diandra banyak yang berada di Bandung.

"makasi, tante" diandra benar benar berterima kasih pada tuhan karena menghadirkan orang orang baik di sisinya.

Setelah sarapan, keduanya kembali ngobrol bersama, sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu.

"kok kamu bisa ada di komplek perumahan Permata Indah?" tanya alvano penasaean karen kemarin ia melihat gadis itu di sana.

"itu rumah milik papa yqng berhasil aku perjuangin dan sekarang bisa aku tempati" balas diandra jujur.

Papa diandra dulu pernah difitnah melakukan korupsi. Saat itu papanya stress dan akibatnya ia terkena swrangan jantung, diandra dan mamanya harus kehilangan papanya dan mengontrak di kos an kecil hanya bersama mamanya, namun sayang mamanya sakit dan tidak lama menyusul papanya. Beruntung kebenaran terbongkar, papa diandra tidak melakukan korupsi. Akhirnya diandra bisa menempati rumahnya kembali.

"ya udah sa, aku pulang dulu. Makasi buat hari ini" pamit diandra.

"aku anter" bals alvano cepat.

Alvano mengantarkan diandra untuk pulang, saat melewati komplek perumahan diandra, seseorang melihat keduanya melewati depan rumahnya.

"siapa dia?" gadis itu bertanya tanya.

----

Gimana part yang ini?
Tinggalkan jejak ya
Spam lanjut biar cepet up
Semoga kalian suka sama ceritanya
Maaf masih banyak typo

Sabtu, 16 januari 2021

ALTHAKde žijí příběhy. Začni objevovat