Ketika aku dalam bahaya, aku tak mengharapkan siapa-siapa. Kecuali dia
-Bintang Anandra Valeria-
***
"Bintang diculik!"
Sambungan telepon diputuskan dari pihak Lintang. Zea ikut panik, untung saja saat itu bertepatan dengan Sinta yang telah keluar dari ruangan Osis. Zea pun menceritakan kejadian ini pada Sinta. Tentu Sinta tak kalah paniknya dengan Zea, mereka berdua segera mencari petunjuk untuk menemukan Bintang.
***
Setelah sambungan telepon terputus, Lintang melempar ponsel Faris kesembarang arah.
Mata Faris membelalak melihat ponselnya yang dilempar oleh Lintang. "Woy Tang! Handphone gua"
Kemudian, ponsel Lintang berbunyi. Nomor tak dikenal mengiriminya dua buah foto.
Setelah melihat foto itu, Lintang mengepalkan tangannya kuat. Lintang tau siapa pelakunya. Dia seseorang yang dulu pernah selalu ada untuk Lintang.
"Kalian tau tempat ini?" Tanya Lintang kepada keenam sahabatnya.
Foto pertama yang dikirim seseorang tadi adalah foto sebuah rumah kecil yang tidak dihuni lagi. Bukan foto itu yang membuat Lintang geram, namun foto selanjutnya. Foto selanjutnya adalah foto seorang wanita yang sedang tergeletak dilantai, bisa dipastikan wanita itu pingsan.
"Rumah itu bukannya gak jauh dari basecamp kita?" Tanya Indra.
Satria, Ervin, Faris, Diaz, dan Rhama mengangguk bersamaan.
"Bangsat!" Umpat Lintang lalu segera mengambil jaket dan kunci motornya yang tergeletak dikarpet. Setelah itu Lintang segera pergi tanpa menjawab rentetan pertanyaan dari teman-temannya.
Keenam sahabat Lintang saling melempar pandang, bingung mengapa Lintang tiba-tiba marah. Padahal Faris yang ponselnya baru dibeli minggu kemarin lalu dilempar begitu saja oleh Lintang masih biasa-biasa saja.
"Lintang kenapa?" Tanya Ervin.
"Pasti ada sesuatu nih" jawab Rhama.
"Tadi gua gak sengaja denger Zea bilang Bintang diculik" ujar Diaz.
"Kita harus ikutin Lintang! Gua takut dia perlu bantuan kita nantinya" ucap Satria.
Mereka berenam pun sepakat mengikuti Lintang.
Sementara diperjalanan, Lintang sama sekali tidak fokus dalam mengendarai motornya. Sekarang pikirannya hanya satu, yaitu keselamatan Bintang. Ia tidak mau siapapun berani mencelakai Bintang.
'Tunggu gue. Gue bakal nyelamatin lo'
***
Bintang mengerjapkan matanya berulang kali. Aroma obat bius tersebut masih bisa tercium oleh Bintang. Ketika terbangun, ia bingung sedang berada dimana.
'Gue dimana nih?'
"Hai cantik. Udah bangun?" Tanya seseorang lelaki yang memakai seragam SMA, hanya saja seragamnya berbeda dengan seragam yang Bintang pakai. Dan Bintang juga belum pernah melihat laki-laki ini sebelumnya.
Bintang berusaha merubah posisinya menjadi duduk, tangan dan kakinya yang diikat membuat Bintang susah untuk bergerak.
"Lo siapa hah?! Gue gak kenal sama lo, jadi gue mohon lepasin gue!" Bintang meronta berusaha melepaskan ikatan pada tangan dan kakinya.
Lelaki itu tersenyum miring, mencetak senyuman yang mengerikan. "Lo emang gak kenal sama gue. Tapi pacar lo, dia pasti kenal siapa gue"
"Pacar?" Tanya Bintang bingung. Bukankah Bintang tidak punya pacar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintang dan Bintang
Teen FictionBagaimana jika dua insan yang ternyata memiliki ayah yang sama, namun saling jatuh cinta? Inilah yang dirasakan Lintang si berandalan dan Bintang si gadis polos *** Apa kita hanya diciptakan untuk jatuh cinta semata, meskipun kita tak bisa bersama...
