2O. Sit Down

12.8K 2.8K 1.8K
                                    

Adimas baru aja kelar di kelas jadi dia buru-buru ke sekret buat bahas plot baru yang dikirimkan sekretarisnya semalem. Di dalam sekret udah ada sekretaris yang sibuk nulis surat masuk dari UKM lain, kerajinan banget emang sekretarisnya yang satu itu dan rasanya Adimas nggak salah pilih sih walaupun cewek itu cerewetnya bukan main tapi kalo masalah ginian dia selalu dapat diandalkan.

"Anak-anak yang lain mana?" Tanya Adimas sambil meletakkan tas kecilnya diatas meja.

Alira Devanka-si sekretaris yang sedang sibuk menulis nomor surat masuk itu menoleh sekilas lalu kembali ke pekerjaannya.

"Udah pada pulang,"

Adimas mengangguk lalu berjalan ke dimana Lira sibuk mengetik, "Surat darimana lagi?"

"Dari UKM Seni. Mereka ngundang UKM kita buat liat pertunjukan teater mereka. Ya...katanya sih ini last perfomance buat anak UKM Seni angkatan tahun ini," Jelas Lira sambil menyimpan surat yang telah di input datanya ke dalam tempat surat masuk.

Adimas menegakkan tubuhnya lalu bersandar pada tembok, "Gue baru sadar kalo masa kepengurusan kita juga udah mau habis. Gue harap sih sebelum benar-benar mubes, kita harus buat satu karya dulu sebelum pembacaan LPJ,"

Cewek itu menghela nafas lalu memutar bola matanya jengah, "Iyalah, Pak Ketua. Untuk apa coba lo siksa gue buat nagih plot baru ke script writer kalo kita nggak buat satu karya short movie...em, semacam karya perpisahan?"

Adimas tertawa kecil, "Tumbenan otak lo berfungsi. Gue kira otak lo taunya rebahan doang,"

Lira mendengus malas, "Serah lo. Jadi, apa rencana lo sekarang? Kalo saran gue sih kita harus secepatnya cari pemerannya karena takutnya film kita nggak kelar karena keburu masuk KKN,"

Adimas menyeritkan alis, "KKN?"

Lira bangkit berdiri tepat di hadapan Adimas, "Iyalah. Emangnya lo mau kuliah terus ampe lumutan? Kalo gue sih ogah. Gue pengen cepatan wisuda biar gue nggak ketemu lagi sama mahluk nyebelin kayak lo,"

Adimas tertawa mengejek, "Paling juga nanti lo kangen suasana gue repotin lo, dengerin lo ngomel, antar lo pulang, beliin jajan teru-"

Lira menatap ogah-ogahan, "Dih, males banget! Seharusnya gue tuh yang harus bilang! Paling juga nanti lo yang chat gue dan bahas semua kenangan kita selama masa kepengurusan!"

Adimas mengangguk-angguk dengan ekspresi yang masih saja mengandung ledekan, "Gitu ya? Kalo mau jujur sih iya. Nanti pasti gue bakal ngungkit betapa menyesalnya gue punya sekretaris galak, rada lalot dan sedikit ceroboh kayak Alira,"

Lira memukul lengan Adimas kesal, "Lira bukan Alira!"

Adimas tertawa sambil meraih tangan Lira agar cewek itu berhenti memukulnya, "Iya. Udah napa. Btw, tumbenan banget lo cepat keluar kelas? Biasanya gue yang duluan kelar,"

Lira menarik tangannya, "Dosennya nggak masuk jadi gue langsung kesini,"

"Oh,"

"Ngomong-ngomong mengenai sinopsis yang gue kirim semalem. Lo acc kan?"

"Menurut lo?"

Lira rasanya mau ganti Ketua yang sifatnya nggak ngeselin kayak Adimas, "Biasanya kalo lo read doang tandanya lo acc sih,"

Adimas menarik nafas lalu menatap serius sekretarisnya, "Plotnya menarik sih. Tapi, gue masih belum nemu pemeran yang cocok dengan karakter yang ada di sinopsis short movie kita,"

Lira terdiam sejenak ikutan berpikir lalu beberapa saat senyumnya perlahan terbit, "Gimana kalo pemerannya lo sama gue? Kan ceritanya pemerannya cinta lokasi gara-gara satu UKM film maker kayak kita,"

KOSAN 23 BUJANG Where stories live. Discover now