ᏟᏒᎪᏃᎽ ᎶᎥᏒᏞ [͏y͏o͏n͏g͏l͏i͏c͏e] ✔

《EPILOG》

Taeyong berusaha sekeras mungkin agar bisa berjalan kembali, jadi dia tak perlu merepotkan orang jika ingin pergi ke tempat pemakaman.

Dan kini, suara pijakan sepatu terdengar, Taeyong berjalan dengan gagahnya kesana.

Tidak. Dia hanya berusaha untuk menutupi kesedihannya yang dalam.

Taeyong kini menuju ke bebatuan yang lumayan besar, yang memang dibuat untuk mengenang nama - nama mereka yang juga meninggal didalam pesawat itu.

Taeyong sudah menemukan nama Lisa disana, diberi tahu oleh teman - temannya. Dan juga karena sudah sering kali berkunjung disini.

Melihat nama Lisa tertera disana, itu lah yang membuat Taeyong sudah tak bisa menahan tangisnya lagi.

Padahal Taeyong sudah berkali - kali kesini bersama yang lain.

Tapi, mungkin faktornya karena kali ini Tayeong berjalan sendirian ke tempat itu. Membuat apa yang dinamakan kesepian itu semakin terasa.

Taeyong. Sosok lelaki ini.

Dia yang sekarang sudah bukan dia yang dulu.

Taeyong sudah tidak setangguh yang dulu. Tidak akan bisa jika Lisa tak ada disampingnya.

Putri Lalisa Anastasia.

Nama itu terukir sempurna disalah satu dari sekian banyak nama yang juga diukir pada bebautan besar.

Nama itu terukir dengan jelas membuat Taeyong semakin menangis dengan deras.

"Lisa, boleh aku nyusul kamu?"

"Dunia udah kejam. Semesta juga kejam karena jauhin kamu dari aku."

"Kenapa?"

"Kenapa kamu tega ninggalin aku disini?"

"Aku sendirian lagi, Lisa. Kenapa?"

"Lisa, aku masih suka— bahkan cinta sama kamu sampai sekarang. Aku rasa kamu masih ada."

"Lisaa..."

"Aku gak mau sendirian lagi, Lisa."

"Sa, jangan pergi. Aku gak rela.."

"Lisa..."

"Lisa..."

"Lisa..."

Tangisan itu semakin - semakin deras adanya. Taeyong benar - benar kehilangan gadis itu dari sisinya.

Gadis yang sudah menemaninya, yang sudah memenuhi isi hati maupun pikirannya.

Tapi dia juga yang membekaskan luka dalam dihati Taeyong.

Dan Taeyong pada akhirnya malah menyalahkan Semesta yang dengan teganya membuat skenario sekejam ini untuk kisah cinta nya.