11

504 96 19
                                    

[ fine line (instrumental) — harry styles ]
0:00━━━|━━━━5:50
◅◅ ▷ ▻▻

Sudah beberapa hari ini kamu mendekam di rumah.

Mengerjakan apa yang kamu bisa kerjakan, lalu kembali melamun menatap tanaman milik Nenek.

Diajak mengobrol pun, malah tidak nyambung. Diajak jalan malah menolak. Diajak bersenang-senang, malah murung.

Itulah yang kamu lakukan.

Sejak insiden itu, kamu semakin murung. Harusnya kamu senang, bukan? Kamu sendiri yang menyatakan batas teman antara kamu dan dia.

Selama beberapa hari ini, terkadang kamu terpaksa pergi ke pasar dan bertemu dengan Kita. Kita menawarkan sepedamu seperti biasa tapi kamu menolak. Tolakan halus namun tercetak jelas betapa kamu tidak menyukai tawaran itu.

Seolah-olah kamu membencinya. Tidak sama sekali! Kamu hanya ingin membatasi jarak antara kamu dengan laki-laki itu.

Di sisi lain, Kita juga sebenarnya bingung apa yang telah ia lakukan padamu. Ia ingin menanyakannya namun situasi selalu tidak memungkinkan.

Pernah Kita ingin membahasnya tapi Nenek menyuruhnya untuk membantu beliau. Lalu Kita bertemu denganmu saat ia mengurusi kebun, namun Osamu dan Atsumu memanggilmu kembali ke rumah. Sewaktu kamu berpapasan dengan Kita di pasar, kenyataannya kamu lari darinya.

Tak pernah di situasi yang tepat.

Kapan?

"[Name]-chan? Ada apa?" Ibu ternyata sadar akan tingkah lakumu beberapa hari ini. Sudah seperti kehilangan semangat hidup, itulah yang ibu analisis.

"Tidak apa-apa, bu. Hanya lelah." balasmu. Kalian sedang berada di rumah selagi Atsumu, Osamu dan Ayah pergi memancing.

Siang itu berjalan sangat lambat. Kamu hanya terduduk lesu di sana, menatap kosong ke arah mana saja.

"Ibu khawatir denganmu," Ibu menaruh tangannya di pipi, "Ada apa? Kelihatannya kamu murung terus akhir-akhir ini."

"Aku tak apa." Sekali lagi kamu tekankan perkataanmu,
"Aku pergi dulu ya, bu." Tak ingin ibu khawatir, kamu berlalu dari sana. Ibu hanya melihatmu pergi dengan tatapan sedih.

"Kenapa, Bu?" Ayah yang baru saja pulang mendapati ibu dengan mimik muka sedih. "Ah? Sudah pulang?"

"Ada masalah?" tanya Ayah pada Ibu. "Dia tidak mau membukakan diri lagi padamu?" Ibu mengangguk pelan.

"Biarkan saja dulu. Mungkin ini terkait dengan Kita-kun yang Atsumu ceritakan kemarin," sahut Ayah.

Percakapan itu ternyata terdengar oleh orang lain.

Di kamar, kamu duduk di atas futon. Menghela napas berkali-kali. Perasaanmu kian lama kian memburuk.

Biasanya jam segini kamu sedang mengobrol santai dengan Kita. Mengobrol tentang sekolah atau tentang kebun itu. Apa saja, karena selalu saja obrolan kalian selalu 'nyambung'.

Tapi tidak ada lagi.

Seharusnya aku tak pernah bertemu dengannya.

🎐

Kita sedang mengurus kebun ketika Nenek Yumie memanggilnya. Laki-laki itu langsung saja memberhentikan aktivitasnya dan segera datang ke arah beliau.

garden, k. shinsuke  ☑  Where stories live. Discover now