04

774 134 15
                                    

[you're my favorite person to be around — sad boy with a laptop ]
0:00━|━━━━━━━3:39
◅◅  ▷  ▻▻

Kejadian tadi membuat pikiranmu teracak-acak. Hanya kejadian biasa saja. Sudah sewajarnya ia membantumu. Sudah pasti.

Tapi karena yang melakukannya itu Kita, kamu merasa aneh.

Teman memang seharusnya saling membantu, kan?

Lagipula, kamu belum tahu tentang dirinya. Baru saja mengenal sosok yang rajin ini.

Mari kita lihat saja nanti bagaimana.

Setelah selesai memasak, kamu menaruh seluruh masakan
di atas meja. "Ini, Nek. Masakan hasil kita berdua." tawamu saat menyajikan makanan. Nenek Yumie tampaknya sangat senang. "Wah, terima kasih."

Melihat Nenek Yumie dan Kita makan berdua saja membuatmu ingin bergabung.

"Nek, sepertinya aku batal pergi duluan." terdiam sebentar, kamu berujar, "Aku akan ikut makan dengan Nenek dan Kita-san."

Kita menghentikan aktivitasnya. "Eh, sungguh?"

"Iya." Secepatnya saja, nanti kamu melewatkan makan malam dengan keluargamu sendiri.

"Baiklah." Kamu menyunggingkan senyum sebelum duduk di sebelah Kita dan bersama-sama mengucapkan,

"Selamat makan!"

🎐

Kamu cukup kenyang setelah memakan makanan yang kamu masak bersama Kita. Tenang, masih ada spasi untuk makanan keluargamu.

"Nek, aku pulang dulu ya. Keluargaku menungguku." ujarmu pada wanita itu. Guratan khasnya muncul dan beliau mengangguk. "Iya. Hati-hati di jalan ya."

Kita hanya menatapmu pergi sehabis izin kepadanya dan sang Nenek.

Di desa ini, Kita berlibur ke rumah neneknya selama musim panas. Kita sangat dekat dengan neneknya sehingga tujuan liburannya hanyalah rumah ini — tempat spesial bagi laki-laki bermata coklat itu. Sampai-sampai ia punya rencana untuk membuat kebun bunga karena sering berpergian ke sini.

Tapi, untuk urusan teman, Kita tak punya begitu banyak teman dekat. Desa ini penuh orang-orang lanjut usia. Mungkin hanya satu atau dua orang yang sebaya dengannya. Saat bertemu dengan Atsumu dan Osamu, teman lama sekaligus teman dekat laki-laki itu, ia senang sekali.

Apalagi dengan kehadiranmu.

Kita merasa punya teman baru.

Walau baru berinteraksi beberapa jam saja, tapi Kita sudah menganggapmu teman.

"Hei! Shin-chan, kenapa kamu diam saja? Antar gadis itu pulang! Tidak baik, lho, seorang gadis pulang sendirian di waktu begini!" Pikirannya buyar ketika Nenek mendorongnya pelan ke arah teras rumah. "Sebelum ia pergi!" ujar Neneknya lagi.

"A-ah, iya, baik, Nek."

Kamu yang sudah siap beranjak dari rumah berhenti ketika laki-laki itu berteriak, "Tunggu!"

"Eh? Ada apa, Kita-san? Apa aku meninggalkan sesuatu?"

"Bukan," Kita menoleh arah lain. "Sini aku antar pulang."

Kamu tidak salah dengar, kan?

"Tak apa. Rumahmu dan rumah Nenekku ternyata cukup dekat," jaminmu. "Aku bisa sampai di rumah secepatnya."

"Ini sudah hampir malam," Kita menggelengkan kepala. "Anggap saja balas budi karena telah membantuku masak."

"Eh? Oke."

garden, k. shinsuke  ☑  Where stories live. Discover now