Kesatuu..

4.4K 141 4
                                    

Hola teman-teman aku mau revisi kali ini benar-benar doain yaa semoga bisa konsisten nulis lagi soalnya aku bakalan nganggur setahun wkwk, tahun depan baru lanjut kuliah hehe, kalian tahu cerita ini udah 4 tahun🥲, dan banyak banget yang baca hehe jadi aku memutuskan untuk revisi aja hehe moga suka😋💕👋






Diary 05 Januari 2020
Terimakasih Tuhan, untuk segalanya, meskipun Alexsa belum mampu dan harus menghadapi kenyataan pahit, Engkau yang selalu mampukan

Sekali lagi Terimakasih Tuhan sudah memampukan Alexsa.

"

"Kak Gilang gimana kabarnya?, Alexsa kangen" lirihnya disela tangisnya

"Seandainya waktu itu Alexsa dengerin apa kata kak Gilang mungkin kak Gilang masih hidup.."lirih Alexsa lagi dengan tangis tak bersuara

Gue pernah berpikir bahwa kebahagiaan sejati datang dari penerimaan dan cinta tanpa syarat. namun, kenyataan yang gue temui sangat berbeda. orang-orang yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan gue kini justru menjadi alasan gue merasa kehilangan.




🍂




Langkah kaki Alexsa terdengar mantap saat menuruni tangga. suara sepatu yang beradu dengan anak tangga kayu menghasilkan bunyi yang berirama.

Tak...tak...tak

Setiap langkah yang diambilnya seakan menggema di sepanjang koridor rumah yang sepi, menciptakan suasana tegang. tangga kayu yang tua berderit pelan, menambah nuansa berat di pagi itu.

Srek...srek....

Ritsleting tas Alexsa bergesekan dengan jaketnya saat dia menyeimbangkan diri, suara kecil itu hampir tak terdengar di tengah bunyi langkah kakinya.

Sesaat sebelum mencapai anak tangga terakhir, Alexsa berhenti sejenak. suara napasnya terdengar berat, menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan langkahnya. dengan napas yang masih berat, dia melangkah menuju ruang makan. suara sepatunya berubah menjadi lebih lembut saat menyentuh lantai marmer di lantai bawah.

Srek...srek....

Alexsa menarik kursi di meja makan, suara gesekan kaki kursi dengan lantai marmer memecah keheningan.

Srett..

Dia duduk dan meraih sendok, siap untuk menyendok nasi ke piringnya. tapi suara tajam dari belakang menghentikan gerakannya.

"Ngapain kamu?" suara Stella, ibunya, terdengar dingin

"Mau makan, Mi." jawab Alexsa dengan suara tenang mencoba menahan emosi yang membuncah di dadanya.

"Setelah apa yang kamu lakukan kamu pikir kamu berhak duduk di disini?" ucap Stella dengan penuh kebencian. Seketika, Alexsa merasakan sakit yang menusuk di hatinya.

"Stella, jaga mulut kamu! dia anak kamu, Stella!" lanjut Ema, nenek Alexsa, dengan suara tegas.

"Oma, Alexsa berangkat dulu," ucap Alexsa dengan suara tegas, menahan tangis dan memastikan suaranya tidak bergetar.

"Pergi aja kalau perlu jangan balik ke rumah, anak kayak kamu emang gak pantas ada disini," sambung Stella mengusir Alexsa.

"Stella!!" teriak Ema dengan amarahnya.

Sad Ending (Revisi)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن