15 | Aubrey Adara

Start from the beginning
                                    

"Belanja apa aja tadi? Banyak banget kakak liat" Theressa menyebutkan belanjaannya satu persatu lengkap dengan harganya. Rian mendengarkan Theressa tanpa terlewat sedikitpun.

"Iya gak apa apa, kamu kan jarang belanja. Tapi itu buat adik-adik ada gak? Si Sherin kan cemburuan banget"

"Udah beli kok santai aja" Theressa mengeluarkan handphonenya untuk mengabarkan mamanya.

Setelah beberapa menit, mereka sampai di depan rumah Theressa. Rian lamgsung berpamitan untuk pulang, ia mengatakan ia lelah, karena setelah pengayaan tadi langsung berlatih untuk pertandingan basket nanti.

Theressa berjalan memasuki rumahnya sambil menenteng belanjaannya. Ia melihat mobil papanya sudah terparkir di halaman rumahnya.

"Ressa pulang" Theressa membuka kedua sepatunya dan meletakkan di tempatnya. Ia berjalan masuk dan langsung disambut oleh adik bungsunya.

"Oleh-oleh?" To the point, Sherin langsung meminta oleh-oleh. Theressa dengan senang hati menyodorkan dua paperbag yang berisi mainan dan baju dress.

"Buat gue?" Pinta Veno.

"Gak ada akhlak banget punya adik. Gua baru sampe rumah udah dimintain oleh-oleh. Tanyain dulu kek gua udah makan apa belom!" Protesnya.

"Pasti udah lah, gak mungkin lu hang out gak beli makanan" sahut Veno dengan santai sambil mengambil paperbag yang disodorkan Theressa.

"Anak papa udah pulang ya? Sini dulu peluk" Theressa langsung menghampiri papanya dan memeluk papanya. Papanya ini sangat jarang di rumah, dan ini tumben ada di rumah pada saat sore begini.

"Kata mama kamu sudah punya pacar? Mana? Ajak sini dong kenalan sama papa" Theressa tertawa mendengar kalimat yang terlontar dari mulut sang papa.

"Udah putus ah" Theressa langsung berjalan menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

"No, kakakmu ada cerita gak dia putus kenapa?" Tanya Nadia dengan kepo. Veno menaikkan kedua bahunya tanda ia pun tak tahu apa alasan Theressa dan Osvaldo putus.

Setelah makan malam selesai, Theressa langsung masuk ke kamarnya dengan alasan ingin mengerjakan PR. Sesampainya di kamar, ia langsung mengecek handphonenya yang dari tadi bergetar tanda notifikasi masuk.

Ia membuka notifikasi itu satu persatu. Dan yang membuat terkejut adalah, Theressa melihat foto Osvaldo yang mencium Keyna. Tanpa ada rasa terpaksa yang dipancarkan. Mereka terlihat menikmati ciuman itu.

+6281800xxxxx
Mereka aja udah bahagia, lo kapan? Hahaha

Buru-buru Theressa mematikan handphonenya. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka, Osvaldo memutuskannya karena Keyna. Osvaldo cinta dengan Keyna, bukan dengan dirinya. Kini terjawab sudah semuanya.

Theressa terus menangis semalaman. Paginya pun ia tak ikut sarapan, dan sarapannya dimasukkan ke kotak bekal oleh mamanya. Ia berangkat sekolah pagi-pagi sekali dengan berjalan kaki.

Dengan wajahnya yang dingin, ia terus berjalan menelusuri koridor. Menatap tajam siapapun yang menyapanya. Saat sudah sampai dikelas, ia langsung melipatkan kedua tangannya di atas meja dan langsung tertidur.

Setelah beberapa menit, kelas pun sudah ramai, karena siswa dan siswi sudah berdatangan.

Gadis yang sedari tadi tertidur merasa tidurnya terusik. Ia pun bangun.

"BISA DIEM GAK SIH?!" Marahnya lalu mengeluarkan handphonenya dan headsetnya. Lalu ia berjalan keluar kelas.

"Eh Sa, mau kemana?" Tanya Cilla.

Theressa [COMPLETED]Where stories live. Discover now