13. Tersangka!

2.8K 119 17
                                    

Adhira keluar dari ruang Pak Arkan dengan perasaan penuh dengan gembira dan senang akhirnya dirinya bisa terlepas dari para teman-temannya yang laknat itu. Happy banget gue bisa kabur, walapun Pak Arkan yang bantuin gue ya enggak papa lah daripada ga selamat dari kutukan mereka. Gue langsung balik aja lah, capek gue pengin mengistirahatkan otak biar fresh, ini mereka udah pergi kan? Enggak masih di sini? Bisa-bisa gue baliknya nunggu satu abad.

Adhira berjalan keluar dari kampus menuju parkiran yang biasanya di tempatkan oleh Angga dkk. Sepertinya mereka sudah benar-benar pergi tidak ada motor atau mobil dari salah satu Angga dkk, yang masih parkir disini. Adhira langsung masuk ke dalam mobilnya lalu dia pergi meninggalkan halaman kampus.

Sementara di rumah Adhira sudah ada Angga dkk yang emang pada dasarnya sengaja menunggu Adhira pulang, karena ini salah satunya cara agar bisa menyelidiki si Adhira. Tenang saja kendaraan mereka masuk ke dalam garasi Adhira, untung hari ini garasi kosong semua kendaraan mobil sedang dipakai jadi semua kendaraan mereka bisa masuk.

Mereka sedang duduk di ruang tamu sembari menunggu kedatangan Adhira. Angga yang dari tadi mondar-mandir berjalan kesana kemari sambil melihat kaca apakah Adhira sudah kecium baunya pulang? Padahal mah gerbang rumah Adhira ditutup yang pasti nanti Adhira bakalan mengklaksokan mobilnya. Tapi kalau bukan Angga ya enggak gitu.

"Buset, Ngga! Duduk napa, Udah kaya emak-emak nungguin anaknya pulang." Ujar Satria sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Angga.

"Lu kaya enggak tau kelakuan dia aja sat," sahut Ghea sambil berucap istighfar dalam hati.

"Lu enggak tau si, gue udah greget sama Adhira pengin tanya semuanya." Bales Angga sambil menengok ke jendela.

"Pada dasarnya aja si Angga orangnya enggak sabaran." Ucap Salwa sambil memainkan hpnya.

Angga menatap ke Ghea dengan intensif, membuat Ghea sendiri melototinya,"ngapa lu lihatin gue kek gitu?" Sewot Ghea.

"Telpon Adhira dong Ghe!" Pinta Angga sambil cengengesan.

"Lama-lama gue pen banget tendang nih bocah ke rawa-rawa," timpal Aditya yang sedang tiduran di sofa.

Ghea sedang mencari kontak Adhira, tiba-tiba Nana menghentikannya. "Lu beneran mau telpon Adhira? Entar curiga Ghea!"

"Santai aja kali Na, Adhira percaya sama gue, udah berapa lama si gue sahabatan sama Adhira?" Tanya Ghea sambil menghubungi Adhira.

"Iyh gue tau kok," bales Nana

Ghea menatap ke mereka semuanya,"lu semua diem!" Peringatan dari Ghea membuat semuanya tidak ada yang berbicara tetap bergerak untuk menunjukkan rasa keponya.

"Hallo, Ghe ada apa?" diseberang sana terdengar jawaban panggilan dari Adhira.

"Lu dimana Dhir?" Tanya Ghea.

"Lagi di jalan mau pulang, Napa emang?" Tanya Adhira.

"Lah bocah baru di jalan? Gue lumutan Dhir dirumah lu, gue mau ngajak main." Alibi Ghea membuat mereka semakin kepo.

"Alah lu kaya ga biasanya aja di rumah gue nungguin gue lama! Ada apa sih?" Sumpah ini Adhira kayaknya sedikit curiga.

"Gue mau cerita ini, lu lama banget buruan!" Ocehan Ghea dari sebrang telepon Adhira membuat Adhira geram.

"Iyh sabar dong, gue baru masuk kompleks ini!"

"Yaudah gue tutup ya buruan nih, lama² gue ngantuk nungguin elunya."

"Ngantuk ya tidur!" Teriak Adhira dari sebrang.

Ghea mematikan hpnya setelah memutuskan teleponnya dengan Adhira, mereka menatap Ghea dengan penasaran, kenapa Ghea tidak bilang dengan langsung? Ngajak ribut emang.

Dosen Kejam(Completed)Where stories live. Discover now