Azura juga tak tau mengapa ia ingin menghindari Fulan bahkan tak bertemu kalau bisa. Ia juga tak mengerti akhir-akhir ini jadi ingin menghindari Fulan. Mungkin karena tak ingin ditertawakan?

Sekarang, Fulan tengan melihat pergelangan kaki Azura yang terkilir.

"Ahh sakit" keluh Azura saat Fulan mencoba untuk mengurut kaki gadis itu.

Fulan hanya diam dan tak menggubris sama sekali. Yang mendominasi adalah keluhan kesakitan Azura yang kakinya di urut mendadak oleh Fulan.

Setelah selesai mengurut kaki Azura, Fulan pun berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Azura yang kesusahan untuk berdiri. Demi apa pun, Azura paling kesal dan sebal dengan laki-laki macam Fulan itu.

"Sumpah ya, kesel bangeeetttt gue" keluhnya.


























Tetapi, sebuah motor beat hitam ber plat B aja itu muncul di dekat Azura yang sudah berkeringat dingin untuk berdiri. Azura tak mau tau dengan pengendara itu siapa, sebab orang nya masih memakai helm.

Azura pikir orang itu salah berhenti atau bagaimana. Ternyata orang tersebut malah memberikan helm berwarna pink pada Azura. Gadis itu kaget karena tiba-tiba ada sebuah helm berwarna pink.

"Pakai" perintah suara yang sangat ia kenali, yaitu suara Fulan.

"Ga usah, gue naik go-car aj akkhhhh" rintih Azura yang mencoba berjalan tetapi malah salah menginjak kan kaki. Sehingga kaki kanan nya yang terkilir tadi jadi sakit. Untung saja Fulan dengan sigap meraih tas punggung Azura agar gadis itu tidak jatuh.

Fulan pun membantu Azura berdiri tegap, "Makasi" ucap gadis berambut panjang itu.

"Lo pulang aja duluan, gue naik go-car aja" tutur Azura ngos-ngosan karena mendadak jantungnya mau copot saat hampir jatuh tadi. Pasalnya, jika ia terjatuh, maka ia akan berakhir di selokan. Dan itu sangat tidak etis dan aestetik sekali, pikirnya.

Fulan yang melihat tangan Azura gemetaran akibat syock hampir terjatuh tadi meraih handphone gadis itu dan membantu memesankan go-car.

Azura awalnya ingin mengambil kembali handphone nya. Namun, ia tak ada tenaga sama sekali.

"Alamat?" -- Fulan.

"Ha?" -- Azura.

"Ck! Maksud gue alamat lo tingal dimana?"

"Jalan New Culture, nomor 1" jelas Azura yang membuat Fulan langsung memasukan alamat tersebut.

Fulan langsung mengembalikan handphone si pemilik dan menuntun gadis itu untuk duduk di kursi yang di sediakan di depan kantor dekanat FT tersebut. Benar, Azura tadi berada di FT untuk ke atm agar bisa mengambil uang saku nya. Tetapi kejadian tadi membuat ia merutuki bahwa tak seharusnya ia pergi ke sini sendirian.

Merasa gadis yang ada di sampingnya sekarang sudah duduk dengan nyaman, Fulan pun segera kembali ke motornya. Azura pikir, laki-laki itu akan pergi setelah itu. Ternyata ia membuka jok motornya dan mengeluarkan satu botol aqua yang masih tersegel.

Fulan langsung memberikan botol tersebut, tentu saja dengan segel tutup botol yang telah ia bantu putar agar Azura dengan mudahnya membuka nya.

"Makasi banyak"

Suasana canggung dan hening, baik Fulan maupun Azura tak ada yang memulai percakapan sama sekali. Hingga akhirnya dering telfon Azura yang mendapat panggilan dari bapak pembawa go-car yang dipesan nya itu telah tiba. Fulan membantu Azura agar bisa memasuki mobil dengan baik, dimulai ajang membuka kan pintu, hingga membantu Azura untuk menginjakan kakinya.

Sebenarnya hal yang biasa terjadi jika menolong seseorang, tapi entah bagaimana mulut bapak sopir go-car nya membuat kedua manusia itu menjadi lebih canggung.

"Lagi marahan sama pacar nya ya dek? Makanya pulang mesan go-car" kemudian diikuti gelak tawa khas bapak-bapak.

Azura segera melepaskan tangannya yang berpegangan pada tangan Fulan dan tak sengaja melihat telinga Fulan memerah. Sedangkan Fulan hanya nampak biasa-biasa saja tanpa reaksi sama sekali. Tentu Azura kesal, bagaimana mungkin ada manusia yang berwajah tripleks seperti itu? Lihat lah, bahkan bapak-bapak go-car pun sama saja usilnya dengan Caca yang main asal nyomblangin dan tuduh. Azura jadi yakin, kalau bapak ini adalah ayah nya Caca.

*****

"Mey, telinga gue kok gatal ya?" keluh Caca sambil menggaruk-garuk telinganya kemudian kembali fokus pada film nya.

"Ga tau, mungkin ada orang yang lagi ngumpatin atau ngomongin lo kali" yang dibenarkan oleh Caca.

*****


Selepas go-car pesanan Azura pergi, Fulan pun tetap mengikuti mobil tersebut dengan hati-hati, sebab ia yang membuat gadis itu terkilir dan harus memastikan bahwa gadis itu sampai dengan selamat.

Saat Fulan hendak memakai helm nya untuk mengikuti go-car Azura, seorang mbak-mbak mendatangi nya sambil berkata,

"Mas, telinga nya merah banget. Itu kenapa?" Fulan kaget dan langsung melihat ke arah spion motornya.






Ternyata benar, telinganya merah, sangat merah.


































Akibat darah yang muncul di kulit telinganya akibat tergores oleh botol sprite yang dibuang Azura sembarangan yang malah mengenai telinganya.

*****

Author's notes:

Aku update lagi karena rasanya ini terlalu menggemaskan untuk Ku nikmati sendiri. Jadi aku publish lagi.

Esok-esok jangan tanya aku kapan publish lagi ya? Wkwkwkwkwkwk

Terus, semoga senang dan bahagia~~~~

Ingat, jangan sample begadang baca ini, ga baik buat kesehatan.

Be loved,

Acicacia Lavy

My Love Is My Universe Место, где живут истории. Откройте их для себя