1. PINDAH

14 2 1
                                    

" Mereka ada, tapi aku merasa sendirian."


Jangan lupa vote & komen ya, makasih:)

HAPPY READING

Pagi hari Zena keluar dari kamarnya, ia akan ke ruang makan untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada mama dan papanya, lalu ia duduk di ujung meja makan untuk menjauhi kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya yang melihat itu hanya dapat bernafas berat, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Zena POV
"Ma kita jadi pindah? Kalau jadi pindah berarti aku juga harus pindah sekolah dong?" Tanya Zena sambil menatap mamanya.

"Iya nak, kita jadi pindah ke Jakarta . Karena papamu dipindahkan tugas. Jadi kita harus ikut ke sana. Lagi pula juga ada kakakmu yang kuliah di sana, Kita jadi bisa kumpul- kumpul bareng lagi nak." Jawab mamanya membalas menatap anaknya itu.

"Dan untuk sekolah kamu, papa sudah daftarkan kamu di SMA Garuda. Maaf nak papa tidak bisa mendaftarkan kamu seperti di sini, sekolah khusus perempuan. Karena papa di suruh Oma supaya kamu sekolah di SMA Garuda karena sekolah itu milik oma kamu." Jawab papanya mengenai sekolahnya.
"Tenang saja nak kamu di sana akan diawasi, jadi kamu tidak perlu kuwatir." Lanjut papanya yang melihat raut kesedihan di muka anaknya.
" Baik pa" jawab Zena dengan takut-takut Tampa melihat muka papanya yang menatap kearahnya.

Setelah sarapan pagi tadi mereka akan siap-siap pergi ke Jakarta. Dan tibalah mereka di rumah orangtuanya Zena yang berada di Jakarta, Di sanalah kakaknya Zena tinggal selama kuliah di Jakarta. Melihat seseorang datang Bella- kalanya Zena langsung melihat siapa yang datang, dan betapa terkejutnya saat melihat keluarga datang

"A A A MAMA PAPA KANGEN" Bella berteriak dan berlari memeluk kedua orangtuanya.

"Iya nak kami juga kangen sama kamu" perkataan orang tuanya sambil membalas pelukannya.
Setelah berpelukan dengan orangtuanya Bella langsung melihat adiknya yang menatap jengah dirinya. Melihat itu ia tersenyum lalu mendekati Zena.

"YAALLAH ADIKKU INI YANG PALING CANTIK, KAKAK KANGEN BANGET SAMA KAMU" teriak Bella heboh kepada Zena lalu memeluk erat adiknya itu. Zena yang berada di pelukan Bella hanya memutar bola matanya.

"Sudah- sudah ayo masuk kangen-kangen nan nya di lanjut didalam aja" ajak mamanya, Lalu mereka semua masuk kedalam rumahnya.

"Ma aku ke kamar duluan ya?" Tanya Zena kepada mamanya, dia lelah ingin istirahat.

"Iya nak, sebaiknya kamu istirahat pasti lelah kan. Kamar kamu masih sama seperti dulu, Nanti turun ya untuk makan malam." Ucap mamanya kepada Zena

" Baik ma, ya udah duluan ya ma, pa, kak." Ucap Zena lalu naik tangga untuk menuju kamarnya. Setelah sampai kamarnya ia langsung tidur.

Matahari sudah terbenam, Zena bangun dari tidurnya. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket. Setelah Zena mandi azan magrib terdengar, ia bersiap siap untuk melaksanakan kewajibannya. Selesai solat ia turun kebawah untuk makan malam. Ia melihat mamanya yang telah menata makanan di meja makan.

"Kurang apa ma, Mau ku bantu?"
Tawar Zena pada mamanya.
"Nggak usah Zen ini udah selesai" tolak mamanya.
Lalu papa dan Bella datang ke meja makan lalu mereka duduk.
Zena dan mamanya ikut duduk walaupun berjarak dengan papanya lalu mereka semua makan malam dengan hening, karena di keluarga nya saat makan tidak diperbolehkan sambil bicara.

Sekarang keluarga Zena sedang berkumpul di ruang keluarga. Mama dengan papanya, sedangkan Zena dengan Bella mereka duduk bersebrangan hanya di batasi dengan meja. Zena menjaga jarak dengan papanya. Tau lah ya kalian kenapa Zena menjaga jarak dengan papanya? Itu karena Zena mempunyai andropobia.

Diruang keluarga mama dan papanya sedang asik menonton tv sedangkan Zena dan Bella asik bercerita. Bukan Zena, lebih tepatnya Bella yang asik bercerita sedangkan Zena hanya menyimak cerita dan menanggapi jika perlu.

" Zena" panggil papanya Zena. Zena yang merasa di panggil menoleh ke papanya dengan tubuhnya yang tegang." I yy a ada apa pa?" Tanya Zena dengan takut kepada papanya.

" Kamu besok sudah bisa berangkat sekolah zen, dan seragam sekolah kamu ada di kakakmu." Ucap papanya untuk memberitahu Zena.
"Iya Zen bajunya ada di kakak nanti ambil dikamar kakak" sambung Bella kepada Zena. "Iya pa, kak,"ucap Zena menanggapi ucapan papa dan kakaknya.

"Oh iya Zen besok kamu berangkat sekolah bareng sama aku aja ya?kamu kan belum tahu sekolahannya." Ajak Bella kepada Zena.
" Iya kak." Zena mengiyakan ajakan kakaknya.

"Ya sudah, tidur sana sekarang sudah malam. Besok kan kalian kuliah sama sekolah!" Perintah papanya kepada Bella dan Zena. Lalu Bella dan Zena pergi ke kamar masing masing.

Zena sekarang berada di kamarnya, iya sedang memikirkan bagaimana kehidupannya di sekolah barunya. Sudah lelah berfikir, zena pun memilih tidur dan sekarang ia sudah terlelap.

Zena menggerjap -nggerjapkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ada di kamarnya. Lalu ia bangun untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim dan untuk bersiap ke sekolah.

Sekarang ini Zena sudah selesai bersiap- siap untuk sekolah. Ia turun untuk keruang makan di sana sudah ada keluarganya, lalu ia menyapa mereka. "Pagii" sapa Zena

"Pagi juga" balasan sapaan bersamaan. Lalu ia duduk di ujung meja makan untuk sarapan sudah biasa ia duduk di sana.
"Zen kamu mau sarapan pakai apa?"tanya mamanya.
"Aku sarapan roti aja ma" balas Zena menimpali pertanyaan ibunya.
Ibunya pun membuatkan roti dengan dilapisi selai coklat kesukaan Zena lalu memberikan kepada zena. Mereka semua pun makan bersama. Sesudah makan Zena pamit pada papa dan mamanya, untuk berangkat ke sekolah bersama kakaknya.

ZENAWhere stories live. Discover now