🌸08🌸

52 32 24
                                    

Hari ini adalah hari libur, tapi Tamara belum juga bangun, padahal matahari sudah bersinar memasuki kamarnya.

Hari libur memang momentum yang ditunggu oleh Tamara bahkan setiap anak, karena bisa bangun siang.

Tok tok tok...

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

"Tamara, Salsa bangun ini udah siang udah jam berapa. Cepetan bangun." Suara Mama mereka.

"Iya ma, bentar lagi." Ucap Tamara.

"Ara itu ada temen kamu di luar cepetan bangun." Teriak Mama nya lagi.

Ucapan Mama nya membuat Tamara bangun dan bergegas keluar kamar.

"Siapa ma?" Tanya Tamara dengan suara dan muka khas bangunan tidur.

"Mana mama tau, itu pacar kamu ya? " Ucap Mama nya.

"Hah, pacar? Emang cowok yang dateng?" Tanya Tamara.

"Iya liat aja sendiri. Tapi beda sama yang jemput kamu waktu itu." Ucap Mama nya.

Tamara pun melihat orang itu dari balik tembok dapur, kamarnya memang dekat dapur.

"Hah Zidan! Ngapain dia pagi-pagi gini di rumah gua." Ucapannya pada diri sendiri.

"Ma bilang ya ke temen aku, tunggu bentar aku mandi dulu." Ucap Tamara, langsung bergegas ke kamar mandi.

"Lagian kamu ini mentang-mentang libur bangun siang." Ucap Mama nya.

Mama Tamara pun menghampiri temen putri nya itu.

"Sebentar ya nak, Ara nya lagi mandi." Ucap Mama nya.

"Iya Bu ngga apa-apa kok." Ucap Zidan.

"Kamu mau minum apa, disini cuma ada air putih?" Tanya mama Tamara.

"Ngga usah bu, jadi ngerepotin." Ucap Zidan.

"Gapapa cuma air putih aja. Kamu temen sekelasnya Tamara?" Tanyanya sambil menaruh air minum di meja.

"Iya Bu." Jawabnya.

"Kesini mau belajar kelompok atau apa?" Tanya mama Tamara.

"Mau modusin anaknya." Ucap Zidan dalam hati.

"A a ah iya bu mau belajar kelompok." Ucap Zidan gugup.

"Tapi Tamara nya kok ngga tau kalo ada belajar kelompok, makanya dia tidur sampe siang." Ucap Mama Tamara.

"Aduh mampus gua jawab apa." Ucap Zidan dalam hati.

"E e e m m...."

"Mama aku berangkat dulu ya. Ayo Zidan." Ucap Tamara sambil mencium tangan Mama nya.

"Kalo gitu saya pamit dulu Bu." Ucap Zidan ikut mencium tangan Mama Tamara.

Meraka berdua pun pergi keluar, dan langsung pergi meninggalkan rumah Tamara.

Dalam perjalanan mereka hanya saling diam tanpa kata, hanya embusan angin yang menerpa wajah mereka.

Sebenernya Tamara ingin bertanya kenapa tiba-tiba Zidan datang ke rumahnya padahal mereka tidak ada rencana untuk bertemu.

Zidan pun memberhentikan motornya di sebuah taman kanak-kanak.

"Ngapain kita ke sini?" Tanya Tamara yang bingung mengapa ia diajak ketempat bermain anak-anak.

"Ayo duduk di ayunan itu." Ucap Zidan sambil meraih tangan Tamara.

Sontak saja Tamara terkejut, dengan perlakuan Zidan yang seperti ini.

Cinta Tak sampaiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz