Seorang gadis kecil tengah memejamkan matanya, dengan perasaan berdebar menanti untuk membuka mata melihat hadiah yang dijanjikan untuknya. Senyum gadis kecil itu melebar, memperlihatkan gigi gingsul sedikit berantakan namun terlihat sangat manis dan menggemaskan, kala mendengar suara berat seorang pria yang duduk berlutut di hadapannya.
“Coba buka matanya.”
Kelopak mata sang gadis kecil membuka, manik kelam nan indah itu langsung berbinar melihat sebuah bando berwarna ungu, warna favoritnya. Bukanlah bando yang pertama kali ia dapatkan, tapi entah kenapa benda satu ini seperti terlihat begitu istimewa dan berharga. Pandangan netra gadis kecil itu menoleh pada sang pemberi.
“Cantik bangeeettt!! Makasih Oom Naokiii!!!” suara cemprengnya menggema, melompat-lompat kecil kegirangan. Tingkahnya mengundang kekehan lucu orang-orang di sekitarnya.
“Coba liat sini deh, ada inisial nama kamu di bando ini. Oom sendiri yang jahitnya loh!” unjuk Naoki memperlihatkan jahitan tangannya pada gadis kecil di depannya.
SG
“Inisial?” bingung gadis itu, raut penasarannya meneliti dua huruf berwarna kuning di bando.
Naoki tersenyum kecil, “Itu satu kata di depan nama kamu. S-Shania, G-Gracia. Jadinya SG.”
“Ooohhh, Ge ngerti. Keren!” gadis kecil itu, Gracia kembali menampakkan raut kesenangannya.
“Sini, Oom pakein.”
Bersikap tenang sejenak, setelah bando terpasang sempurna, barulah gadis kecil itu kembali melompat-lomat kecil. Sembari mengusap-usap bando barunya, berpose-pose centil, membanggakan benda yang akan menjadi favoritnya.
“Makashiii Oom Naokiii!!” seru Gracia kecil, menghamburkan diri pada pelukan hangat sang Oom kesayangan.
Naoki balas memeluk erat gadis kecilnya. Sungguh ia sangat menyayangi gadis belia ini.
“Selamat ulang tahun, ya sayang.”
“Um-hum! Makasi hadiahnya Oom.”
Dilepasnya gadis kecil itu yang langsung berlari kecil pada kakaknya yang sedari tadi memperhatikan dari sofa.
“Kak Shania, bagus gak? Liat ini, nii ada inisial nama aku! SG! Shania Graciaaa. Keren, 'kan?” pamer si adik kecil dengan girangnya.
Shania Junianatha, si kakak ikut tersenyum senang melihat sang adik. “Bagus banget, Dek! Kamu jadi makin cantik pake bando ini.”
Bahagianya gadis kecil itu, memeluk sang kakak yang juga dipeluk balik dengan eratnya. Mengusap-usap gemas puncak kepala Gracia yang tersemat bando ungu.
Keluarga Alexander tengah liburan ke Jogjakarta, sekalian merayakan hari ulang tahun gadis bungsu mereka yang keenam. Hanya sebuah pesta kecil bersama keluarga saja di ruang tengah sebuah vila sederhana namun sangat nyaman, tempat keluarga ini menginap.
Kehadiran Naoki menjadi hal yang spesial bagi Gracia. Seorang Dokter yang selalu merawatnya itu sudah ia anggap seperti ayah kedua baginya. Lelaki itu pun memperlakukannya layaknya putri kecilnya sendiri.
Liburan yang sangat berkesan bagi si bungsu. Apalagi ketika mereka pergi bermain ke taman hiburan. Mencoba berbagai permainan dan wahana yang mengasyikkan. Sang Papi pun sampai kewalahan meladeni tuan putri mungilnya itu. Tak apalah, asal senyum ceria terus terbit di wajah menggemaskan bidadari hatinya.
Sayangnya kebahagiaan si bungsu harus terusik. Ketika akan pulang, bahkan baru mendudukkan diri di jok mobil, si gadis kecil iseng meraba kepalanya. Seketika panik saat tak merasakan bando ungu kesayangan.
YOU ARE READING
Invisible String (with you)
General Fiction"Hell was the journey but it brought me heaven" ...and at the end, I'm with you <3
