𝘚𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 [✔]

✼ TXT┊B๏๏

Bukan hasil Request.
Hasil halu Via.

❝ Kamu tahu film animasi Monster Inc 'kan? Kamu mungil, mirip dengan Boo dan aku tinggi mirip dengan Sulli. Mereka saling menyayangi. Begitu juga dengan kita 'kan? ❞

————————————————

"Kim y/n!"

Kamu yang merupakan gadis bermarga Kim menoleh ke sumber suara, "Kenapa?" tanyamu pada teman sekelasmu.

"Ada yang mencarimu!"

"Siapa?" gumammu pelan.

"Ciee! Soobin ya?" ledek sahabatmu yang bernama Ryujin.

Kamu mendengus pelan, memasang wajah kesalmu. "Jangan ledeki aku dengan lelaki menyebalkan itu!" protesmu dengan nada suara ketus.

Ryujin menertawaimu, "Hey, mengapa? Kalian 'kan selalu bersama setiap hari," ledek Ryujin kedua kalinya. Kali ini perempuan itu memainkan nada bicaranya, menggodaimu.

"Haish! Kau ini." Kamu berpura-pura akan melempar kotak pensil yang ada di hadapanmu. "Aku ke depan dulu." pamitmu dengan rasa kesal yang masih setia kamu rasakan.

Kamu membuka pintu kelas, berniat keluar dan mencari tahu siapa yang mencarimu.

"DUAR!"

"AKKKH, SOOBIN SI*LAN!" pekikmu kencang dengan umpatan. Kamu mengejar Soobin yang sudah berlari jauh menghindarimu.

Soobin, atau lengkapnya Choi Soobin, adalah musuh terbesarmu. Kamu mengenal Soobin sejak mpls. Kamu sekelompok dengannya kala itu. Karena sikap usil seorang Soobin, ia sering mengerjaimu, meledekmu dan selalu mengolok-ngolokmu. Karena itu kamu dan Soobin sering sekali bertengkar.

Lari Soobin terhenti dan tiba-tiba membalikkan tubuhnya. Kamu yang berlari dengan cepat sulit menghentikan larimu dan berakhirlah kamu menubruk tubuh besar Soobin.

Soobin menangkapmu lalu mengaitkan kedua tangannya dibelakang punggungmu. "Hai, Boo." sapanya dengan senyuman manis namun menyebalkan bagimu.

Kamu dipanggil Boo oleh Soobin karena menurut Soobin kamu mirip dengan karakter Boo dalam film animasi 'Monster Inc'. Saat mpls tahun lalu kamu mendapat hukuman untuk mengikat dua rambutmu dengan tinggi. Dan saat itu ponimu baru saja digunting oleh ibumu. Ditambah dengan tinggi badanmu yang termasuk pendek untuk umurmu. Sejak saat itu panggilan 'Boo' menjadi hak milikmu.

"Lepaskan aku!" teriakmu kencang saat merasa seperti dipeluk oleh Soobin. Yang diteriaki hanya tertawa pelan, "Lihatlah pipimu memerah. Kamu semakin mirip dengan Boo." Soobin mencubit kedua pipimu.

Rasa kesalmu terhadap Soobin sudah mendarah daging. Kamu mengigit jempolnya kencang.

"Akh! Boo! Sakit!" pekik Soobin.