03

41 1 0
                                    

***
Aku berjalan ke lantai atas dengan hati tak menentu. Aku masih bingung harus aku terima atau aku tolak. Kalau aku terima, ini terlalu cepat. Kalau ditolak takut menyesal kemudian.

Setelah sampai lantai atas, aku melihat Dewa berdiri sambil melihat langit-langit sore. Aku berjalan menuju ke arahnya dengan memelankan langkah ku agar tidak terdengar oleh Dewa.

"Dewa...." Panggilku.
"Eh, Dev, kamu udah datang. Bagaimana? " Tanya Dewa tanpa basa-basi.

"Hhmmm,, kamu yakin suka aku ?" Tanyaku

"Iya Dev, sudah lama aku suka kamu, tapi aku belum berani, karena ini yg pertama bagi aku." Jawab Dewa.

"Hhhhmmm gini, sebenarnya aku juga menyukaimu sudah lama, tapi mana berani ngungkapin."

"Hhmm kalau gitu, ayo kita pacaran?" Ajak Dewa.

"Hhmm baiklah, mulai saat ini kita pacaran." Jawabku malau-malu.

Tiba-tiba Dewa mendekat. Memegang tanganku lalu mencium keningku. Aku terkejut, pasti lah.

"Makasih ya udah Nerima aku, aku akan mencintaimu selalu." Kata Dewa.

"Tapi, jangan kasi tau temen-temen dulu ya, tunggu sampai lulus. Kita sekarang pacaran sembunyi² aja." Kataku pada Dewa

" Hhmm baiklah sayangku, aku turuti keinginanmu." Katanya sambil mengecup keningku lagi.

"Ya udah aku pulang dulu, ini sudah sore."

"Mau aku antar sayang ?"

"Jangan, takut ketemu temen².

"Oke, hati² di jalan ya sayang."

Aku berjalan menuruni tangga dengan perasaan bahagia. Orang yg dari dulu aku suka akhirnya sekarang sudah jadi kekasih. Aku sendiri masih belum percaya, ini seperti mimpi. Tapi benarkah Dewa menyukai ku ? Padahal aku orangnya biasa-biasa aja. Gak cantik gak pinter.

Dewa DeviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang