38. Child Free

343 47 75
                                    

It's not about you or me anymore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's not about you or me anymore. From now on, it's all about us.

⚘⚘⚘⚘⚘

Setelah Dejun pergi tidur, gue lanjut beres-beres sendiri sambil masak makan malam. Sebenarnya gue belum bisa masak, tapi daripada terus-terusan beli gue akhirnya masak alakadarnya dengan modal tutorial di yutub.

Gue ngerti Dejun pasti shock, tapi dia gak mau memperpanjang masalahnya. Semoga Dejun mau gue ajak diskusi dengan kepala dingin buat bahas masalah tadi.

Pas makanannya udah siap, gue ganti baju dan susulin Dejun ke kamar buat makan malam.

"Sayang, makan yuk." Dejun gak ada di tempat tidur, gue cari ternyata dia lagi main game dan pakai headphone, pantas aja dia gak nyaut.

"Yang ayo~"

"Apaan, sih?!"

"Makan."

"Duluan aja, ntar nyusul." Dejun masih fokus sama PC-nya tanpa menggubris ajakan gue.

"Baikan dulu," gue ngulurin jari kelingking sebagai tanda kalau kita harus baikan. Bukannya menautkan kelingking, Dejun malah narik pinggang sampai gue duduk di pahanya.

"Apa sih, baikan apa?"

"Tadi sore?" Gue jadi bingung sekaligus senang. Secepat inikah Dejun lupain masalah tadi?

"Kita omongin lagi nanti, oke? sekarang kita makan aja, kamu masak apa?" Dejun melepas headphone dan nuntun gue ruang makan. Syukurlah.

"Kamu gak marah, kan?" gue mastiin sekali lagi tentang kondisi mood dia sekarang.

"Marah, Hanifa. Makanya jangan dibahas!"

Bak peluru yang tepat sasaran, jawaban dia berhasil bikin perasaan gue mencelos. Ternyata dia gak lupa, dia cuma mengalihkan perhatian.

***

Akhirnya jatah cuti dari tempat kerja kita udah habis. Kita berdua udah kerja lagi kayak biasa.

Kerjaan yang gue tinggal selama cuti jadi beranak dan akhirnya bikin gue keteteran. Setelah jam pulang kantor, gue masih harus menyelesaikan deadline. Tapi karena gue gak bilang mau lembur, akhirnya kerjaan itu gue bawa pulang.

Sejak kita tinggal di rumah ini, Dejun ngizinin gue ke kantor bawa mobil karena jaraknya dekat. Biasanya kalau pulang kerja gini, gue duluan yang sampai rumah. Jadi gue punya waktu buat masak dan mandi sebelum Dejun pulang.

Setelah menikah, skill memasak gue jadi lumayan terasah karena udah harus membiasakan diri. Kadang gue masak dibantuin suami, tapi sekarang gue pengen Dejun benar-benar makan masakan gue sendiri.

Baru aja gue duduk mau nonton TV, gue dengar suara pagar dibuka. Gue langsung siap-siap buat nyambut dia.

"Evening, babe."

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang