prolog.

12.4K 605 1
                                        

Happy reading~
.

Disebuah ruangan rumah sakit dengan keadaan mencekam yang dirasakan oleh sekeluarga yang tengah berkumpul melihat kearah seorang anak laki-laki dibalik jendela yang mereka lihat tengah berjuang melawan penyakitnya.

Menampilkan mimik wajah gusar melihat anak ataupun adik yang sedang
Berbaring tak berdaya dikasur dengan selang disekujur tubuhnya

Sang kepala keluarga memejamkan matanya memeluk tubuh sang istri hanya bisa berdoa meminta keajaiban yang akan diberikan oleh tuhan untuknya

Kedua kaka kembar dari seorang anak laki-laki itu diam menatap adik mereka dibalik jendela ruangan dengan kepala yang di tempelkan ke jendela

Sudah beberapa menit mereka menunggu keajaiban untuk anak laki laki didalam sana agar bisa terus hidup bersama mereka

Dokter yang menangani keluar dari ruangan menghampiri mereka yang sudah memasang wajah gusar

" Mohon maaf, operasi kali ini gagal lagi, donor hati untuk pasien ternyata tidak cocok dengan tubuhnya"

Satu keluarga yang mendengarnya langsung lemas tak berdaya

" Keadaannya makin keritis, dan saya tidak bisa membuat pasien tersadar dari komanya"

Sang ibu yang mendengar itu menangis sejadi jadinya, merasa gagal menjadi seorang ibu saat melihat anaknya terbaring takberdaya

" Pah, anak kita pah"

Fero hanya bisa memeluk istrinya menenangkan, dirinya juga sama hancurnya melihat anak laki-laki nya yang merasakan itu semua

Fero menatap dio anaknya mengisyaratkan untuk membawa istrinya pergi dari ruangan itu

Fero terduduk lemas pikirannya kalut, apa yang harus dia lakukan untuk kesembuhan anaknya, seharusnya ini adalah pencarian terakhir untuk mencari pendonor hati yang cocok untuk anaknya

Gio menghampiri papahnya, memegang pundak sang papa membuat fero mendongakkan kepalanya menatap anak laki lakinya

Gio menghela nafas panjang, dia dengan ikhlas tidak ikhlas akan membicarakan ini kepada papanya

" Ini usul terakhir yang kita punya, mau tidak mau kita harus ambil donor hati dari bisnis gelap kita untuknya pah"

Fero menatap anaknya dengan lekat, apakah dia harus melakukannya demi sang anak agar bisa hidup tanpa merasakan sakit lagi

...

6 years passed

Disebuah kamar bernuansa toska menampilkan seorang laki-laki yang masih tertidur pulas tanpa terganggu dengan silaunya matahari yang mulai masuk dari sela sela tirai kamarnya

Dan jangan lupa ketukan demi ketukan yang sudah beberapa kali berbunyi pada pintu kamarnya itu tidak membuat tidur anak itu terganggu sedikit pun

" Tuan muda, apa anda tidak akan kesekolah hari ini? Bukankah semalam anda bilang kalo ada janji dengan seseorang perempuan yang ada di sekolah anda" ucap dew, bodyguard suruhan fero untuk menjaga anaknya itu dibalik pintu tuan mudanya

Mata yang tadinya terpejam langsung terbuka lebar dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi gerbang sekolah sudah ditutup pukul setengah delapan

Felix menepuk jidatnya merutuki apa yang baru saja dia lakukan, gagal sudah reputasinya sebagai cowo rajin didepan gadis idamannya

Felix buru buru berlari kearah kamar mandi, dia hanya perlu cuci muka dan berganti pakaian sekolah yang sudah disiapkan untuk nya

Bisa dilihat keaadaanya saat ini, dasi yang masih belum diikat,baju yang tadinya rapih hasil gosokan malah jadi acak acakan di bajunya, kancing atas belum dibenarkan

Buruk sekali memang, tetapi felix tidak memperdulikan itu semua, dia memakaikan parfum ke seluruh tubuhnya dengan banyak agar nanti dia tidak terlihat kalo belum mandi

Felix bergegas membuka pintu dan dikejutkan dengan keberadaan dew yang sedang memegang nampan berisikan susu kesukaan nya

" Pagi om dew, cepet ke mobil kita udah telat" ucap felix diselingi dengan dia yg meminum susunya hingga tandas

Dew hanya diam melihat kelakuan tuan mudanya dan juga dew hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat dari atas sampai bawah seragam yang dikenakan oleh felix, sudah hal biasa untuk nya memang

Mobil yg dikendarai oleh dew sudah terparkir didepan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat, dew Melihat dari kaca apa yang sedang felix lakukan di belakang

" Ekhm, kita sudah sampai tuan" dehem dew mengkagetkan felix dari keseriusan nya memasangkan dasi

Felix melihat gerbang yang sudah tertutup hanya menghela nafas

" Om lakuin kaya biasa, felix males turun nya"

Dew menghela nafas menatap tuan mudanya yang memperlihatkan mimik wajah yang sedikit menjijikkan

Dia keluar dari mobil menghampiri satpam dan juga siswa yang bertugas untuk mengecek siapa saja yang telat

Felix melihat om dew yang sedang berbicara serius dengan satpam digerbang dan selanjutnya om dew menghampiri dirinya yang sudah selesai dengan urusannya

" Gimana om?" Tanya felix saat dew masuk kedalam mobil

" Seperti biasa tuan" balas dew dan melajukan mobilnya masuk kedalam sekolah yang gerbangnya sudah dibuka oleh satpam

Felix sumringah mendengar nya, sudah menjadi hal wajar memang dia seperti ini
.
.
.

Hai yang sudah membaca cerita felix sebelumnya aku minta maaf karena alurnya bakal aku ganti semua, ada beberapa yang sama mungkin.

Jadi kalo memang kamu bingung dengan alurnya kamu bisa membaca ulang yah, mohon maaf untuk yang sudah nyaman dengan cerita felix yang sebelumnya

Semoga kalian suka dengan alur yang baru, selamat membaca...

 FELIX- {ON GOING}Where stories live. Discover now