"richbbyboy" gumam Revin membaca berulang-ulang nama samaran itu. Leta yang baru terlelap kembali bangun kala mendengar apa yang Revin gumamkan. Ia nampak familiar dengan yang Revin gumamkan.

Password Nino? Batin Leta terus memperhatikan Revin yang sibuk pada ponselnya. Karena tingkat penasaran akut sudah menjalar dalam diri Leta, ia pun memberanikan diri bertanya. "Itu lo tau darimana?"

Revin menoleh sebentar menatap Leta lalu kembali menatap ponselnya tidak menggubris pertanyaan Leta. Disisi lain Leta sudah kesal sekali, Revin ini bisu atau bagaimana lama-lama Leta ingin melenyapkan Revin tidak apa kalau ia menjadi janda yang terpenting tidak terus-terusan terkena siksa batin. Daripada memikirkan laki-laki yang sama sekali tidak memikirkannya lebih baik Leta memilih tidur.

°•°•°•°

"Udah ngga pa-pa?" tanya Leta pada Revan yang tengah berjalan disampingnya. Kini ia, Revan dan Revin sedang berjalan di koridor kelas sepuluh menuju koridor kelas mereka yang terletak hampir diujung sekolah. Setelah kecelakaan yang menimpa Revan, setiap harinya Revan menumpang Revin jadilah mereka dapat berangkat bersama.

Biasanya Revan selalu naik mobil motor sendiri kalau tidak ia akan naik motor dengan Vano, Revin juga sebenarnya terbiasa naik motor namun karena sekarang sudah ada Leta jadilah ia memilih naik mobil.

Revan tersenyum menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Leta, "Kaga apa kalik, lihat nih gue udah lancar jalan". Leta juga ikut tersenyum, memang cukup lama Revan baru bisa berjalan kembali. Walaupun tertimpa musibah tidak sedikit pun Leta pernah melihat Revan kehilangan senyumnya berbeda dengan Revin yang sangat jarang tersenyum.

Leta dapat melihat banyak perbedaan antara dua kembaran ini. Dari sikap sampai gaya berpakaian pun mereka sangat berbeda. Revan lebih ramah dan ceria sedangkan Revin lebih tertutup dan bertatapan datar. Revan juga sangat suka memakai pakaian dengan gaya Harajuku yang terlihat banyak me-match beberapa pakaian sedangkan Revin lebih senang berpakaian sederhana dengan satu baju dan outer atau kemeja saja namun terlihat keren dan rapi. Hampir dua bulan bersama keluarga Ardiaz membuat Leta mulai memahami pribadi masing-masing anggota keluarga.

"Ngga lagi deh gue remehin e-mail asing" ucap Revan dengan tawaan diakhir katanya membuat Revin teringat akan e-mail yang ia terima dari orang asing kemarin malam. "e-mail apa?" Revin menghentikan langkah kakinya mengajukan pertanyaan pada Revan.

Revan juga ikut berhenti, melirik saudaranya yang berada di samping kanan Leta. "Sebelum kecelakaan gue dapet e-mail ancaman dari richbbyboy" Revan mengaku membuka Leta dan Revin terkejut.

Pengirim yang sama, isinya ancaman juga batin Revin mencocokkan beberapa kejadian yang merugikan dirinya dan Revan bahkan sudah hampir pada Leta. Disisi lain Leta sangat terkejut mengetahui nama pengirim yang Revan sebutkan, sangat sama dengan password Nino bahkan semalam ia juga mendengar Revin menggumamkan password Nino. Berbagai asumsi negatif menghantui pikiran Leta sekarang.

"setelah try out selesai gue mau kita bicara Van masalah penting" ucap Revin kemudian berjalan mendahului Revan dan Leta kala mendengar bel persiapan berbunyi. Revan menggeleng pelan, "lah tiap hari juga bisa ngomong bareng, sok misterius dah adek gue" ucap Revan menyisipkam tawa di kalimat terakhirnya.

Leta masih diam menatap Revan pikirannya masih berkelana entah kemana. "Ayo ntar telat lagi,"

°•°•°•°

Leta memperhatikan Nino yang tengah lahap menyantap batagor kantin. Try out terakhir sudah selesai beberapa menit yang lalu, sekarang sudah waktunya pulang sekolah namun Leta masih menemani sahabatnya yang mengaku lapar. Leta berdehem hendak bertanya perihal password Nino yang terus ia pikirkan.

Married Dadakan Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin