11. teror satu

4K 402 115
                                    

Denting alat makan yang saling bersahutan menjadi backsound suasana makan pagi keluarga Ardiaz

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Denting alat makan yang saling bersahutan menjadi backsound suasana makan pagi keluarga Ardiaz. Semuanya sibuk dengan piring masing-masing. Suasananya tenang damai sampai saat ini. Ya hanya sampai saat ini.

"Peluk cium, peluk cium, bolak balik peluk cium sana sini lagi lagi yeee~ hepi hepi muah muah muah muah"

Semua menoleh, kala Revan menyanyikan sebuah syair lagu. Sadar akan tatapan semua orang, Revan mengalihkan fokus dari makanannya.

Ia menatap satu persatu orang yang menatapnya, mulai dari Revin yang duduk disebelahnya, Mama vina yang duduk didepannya, Leta yang duduk didepan Revin dan papanya yang ada disamping kirinya.

Revan mengerjap, berfikir apa kesalahannya. Ia tersadar.
"Apa? Itu iklan popok bayi kalau kalian ngga tau" ucap Revan meneguk habis air putih di gelas kaca miliknya.

Revin berdecak malas sedangkan Rescha mencubit lengan Revan yang nampak meringis kesakitan sedangkan Vina hanya geleng-geleng kepala.

"Udah sana berangkat" kata Vina memberi isyarat pada kedua putranya.

Revin mengangguk, bangkit dari duduknya begitu pula Leta dan Revan.

°•°•°•°

"Keluar,"
Leta yang fokus pada ponselnya menoleh kala mendengar ucapan Revin.

Leta berkedip meperhatikan keadaan di luar mobil. Apa Revin bilang tadi? Keluar? Gedung sekolah saja belum terlihat.

"Bentar deh, sampai aja belum" gerutu Leta bersedekap memalingkan muka kearah luar.

"Keluar, lo jalan ke sekolahnya" jelas Revin memainkan setir mobilnya.

Leta melongo tak percaya, apa semalu itu sampai Revin tak ingin berangkat bersamanya. Leta memperhatikan penampilannya lalu menoleh kearah Revin yang masih fokus memandang ke arah depan.

"Lo serius?" Leta mendengus menyelipkan rambut ke telinga. Revin hanya mengangguk.

Dengan perasaan kesal Leta menarik tas punggungnya dari kursi belakang berlanjut membuka telapak tangan dan menyodorkannya pada Revin.

Revin mengerutkan dahi tanda tidak mengerti. Melihat hal tersebut Leta berdecak, "Mana duit"

Revin menggeleng pasrah, merogoh saku celana abu-abu miliknya. Ia menyodorkan uang berwarna hijau kearah Leta. "Kembaliannya lima ribu gue tagih nanti dirumah"

Leta mengeraskan rahang, menarik nafas untuk meredam rasa kesalnya. Revin ini memang sangat pelit. Lima belas ribu akan ia pakai untuk apa coba. Dengan ekspresi tidak suka yang sangat terlihat Leta mengambil uang tersebut dari tangan Revin dan membuka pintu mobil, tak lupa Leta mendorong keras pintu mobil.

Married Dadakan Where stories live. Discover now