Tidak berselang lama terlihat Jay dan Johnny datang, keduanya membawa tas yang terlihat berat dan penuh. Ah..Taeyong lupa jika Jaehyun akan menjadi juri pemilihan Tuan Putri, dia pasti sibuk memilih calon yang cocok.
"Sebaiknya kita segera pergi, sampai jumpa di apartemenku."
Johnny dan Yuta meninggalkan jay dan Taeyong—mereka mempersiapkan beberapa hal untuk pesta.
"Ayo pergi.", Ajak Jaehyun, mendekati motor yang digunakannya semalam lalu mengatur posisi tasnya agar tidak membuat Taeyong risih. Isi tasnya ini adalah formulir dan data tambahan untuk kontestan Tuan Putri Universitas, waktu luangnya berkurang. Lebih dari itu ada rasa senang karena Rosemary tidak lagi mengganggunya, ia dengar wanita itu meliburkan dirinya sendiri.
Setelah Taeyong naik ke atas motor, Jaehyun mulai menjalankannya dan bergegas menuju lokasi mereka janjian yaitu Apartemen Johnny. Selama perjalanan tidak ada satupun yang membuka suara, larut dalam lamunan masing-masing dan mencoba menebak apa yang akan dilakukan di apartemen itu.
Jarak antara Kampus dan tempat tinggal Johnny tidak begitu jauh, lokasinya pun strategis dan berseberangan dengan Apartemen Jaehyun. Pantas saja pria itu sering meminta bantuan kepada Johnny atau Yuta. "Jay, itu gedung apartemenmu 'kan?", Tanya Taeyong sekedar basa basi.
Meraih tangan Taeyong lalu membawanya masuk ke dalam gedung, "Iya. Aku dan Hime se-gedung hanya Johnny yang berbeda.", Keadaanya gedung sepi hanya ada penjaga paruh baya yang duduk menonton drama. Mereka berdua mengabaikan pria itu dan masuk ke dalam lift, jari menekan tombol dan menunggu untuk sampai ke tujuan. "Yuta dan Johnny mungkin akan mabuk-mabukan, kau tidak minum alkohol 'kan?"
"Tidak."
Jaehyun sendiri tidak berani minum alkohol karena ancaman dari kedua kakaknya belum lagi seulgi yang akan memukulnya jika sampai mabuk-mabukan. Menjadi anak kesayangan memang merepotkan.
Kini keduanya berada di apartemen Johnny, didalam sudah menunggu dua pria dengan pakaian santai serta masakan. Taeyong melepaskan jaketnya, duduk santai memperhatikan sekitar sembari menunggu Jaehyun mengambilkan air mineral. Tempat ini sangat keren, foto-foto yang menggantung diaturs sedemikian rupa hingga terlihat begitu indah. Jiwa seni johnny tidak perlu diragukan lagi.
"Taeyong-ah, kau tidak masalah 'kan jika kita duduk melantai?", Tanya Johnny, mereka akan menghabiskan banyak makanan dan minuman—lebih baik duduk melantai jika bosan tinggal berbaring. Sebenarnya ia ingin mengajak beberapa teman wanita tetapi Jay dan Yuta mengancam, kehadiran para wanita pasti akan membuat suasana canggung apalagi Taeyong yang punya alergi terhadap wanita cantik.
Menganggukan kepalanya, mata mengerjap lucu dengan bibir mencebik kecil. "Apa aku harus memindahkan sofa ini?", Tanyanya Balik. Taeyong menatap jaehyun yang terkekeh pelan dengan tangan memegang gelas, ia mengambil gelas yang disodorkan dan meminum isinya. Ketiga orang ini pasti sangat akrab sampai bisa sebebas ini.
"Kau duduk diam saja disitu, biar Jay dan Hime yang memindahkannya."
"Hime?"
"Himekawa Yuta."
Orang yang disebut nampak santai, tidak merasa tersinggung karena panggilan itu. Yuta mulai memindah sofa ke sudut, membuat ruang kosong didepan televisi sedang Jay memegang karpet bulu yang akan digunakan sebagai alas.
Kedua pria itu menyelesaikan beres-beres dalam sekejap, sebuah karpet berbulu juga meja pendek yang akan menampung makanan. Mata mengerjap lucu saat melihat Jaehyun mengeluarkan sebuah boneka besar yang bisa diduduki saking besarnya.
"Cepat bantu aku memindahkan semua ini."
Hanya ketiga orang itu yang sibuk, Taeyong menerima Boneka yang dikeluarkan oleh Jaehyun—memeluknya layaknya anak kecil diatas karpet. "Makanannya sangat banyak, perutku tidak bisa menghabiskan semuanya.", Daging yang jumlah banyak serta pelengkap lainnya, ini adalah ukuran makan 10 orang. Rasa lapar tiba-tiba menghilang, haruskah dia menelepon Ten?
أنت تقرأ
Seducing By Devil | Jaeyong ✔
أدب الهواةRomance/Slash-fic/Boyslove ❝Taeyong adalah orang yang serakah dan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkannya. Menggunakan topeng terbaik, dia berhasil menutup sisi jahat dan membuat orang-orang tidak mencurigainya. Tujuan Uta...
